webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

cari perhatian

"Aksara ini tolong di rapihin lagi ya," Tiara berdiri di samping Aksara, dekat sekali, mencoba memperbaiki kue milik pemuda itu sedang sang empunya hanya mengangguka angguk pelan.

"Duh kenapa dari tadi punya Aksa aja sih yang di evaluasi punya yang lain juga harusnya iya dong," sindir Mbak Mia pelan, "Jangan cuma Aksara doang. Kalo kamu naksir dia bilang aja jangan caper kaya gitu. Diskriminasi namanya. Nggak demen aku sama yang kaya gini,"

"Lah emang termasuk diskriminasi?" bisik Karin pada Mbak Manda.

Mbak Manda sendiri hanya mengedikkan bahunya acuh, "Udah biar terserah Mia aja yang penting seneng dia. Apalagi liat tuh mukanya Nath udah sepet kaya sapu ijuk aja itu mah,"

Karin mengangguk membenarkan, "Nathalie nggak bakalan ke pancing jiwa bar barnya kalo belum bener bener emosi. Kayanya harus kira pancing deh biar langsung keluar maungnya,"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com