webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realista
Classificações insuficientes
312 Chs

iri

Ardi sejak tadi menyimak percakapan itu. Keluarga Aksara memang menyenangkan. Sangat harmonis. Hangat. Dan membuat siapa pun iri. Ibuk sangat baik hati, beliau mengerti bagaimana cara mengurus keluarga dengan baik dan benar. Ibuk paham sekali bagaimana cara memperlakukan seseorang dengan baik. Ibuk adalah teladan yang sangat baik. Ardi seketika teringat oleh mamanya. Sang mama adalah sosok keras yang dingin dan acuh. Beliau sangat sibuk bekerja demi merintis karir. Sedang sang papa tak kalah sibuk dengan mamanya. Papa Ardi adalah sosok yang bertempramen tak jauh dari mamanya. Keras, dingin, dan bersumbu pendek. Pantas saja keduanya selalu bertengkar. Orang orang bertempramen seperti itu, Ardi tidak mengerti bagaimana kedua orang tuanya bisa bersatu dan menjalin sebuah hubungan.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com