webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realista
Classificações insuficientes
312 Chs

Dislusi

Nathalie mengaduk siomaynya seraya menatap Raka yang tengah menatap layar ponselnya, "Jadi gimana Raka diskusinya? Katanya mau diskusi sekarang,"

"Bentar Nath ini kok peralatannya banyak banget ya. Bisa bisanya sebanyak ini. Kalo pake bis mah kayanya bakalan penuh bagasi bis cuma buat barang satu kelompok doang," jawab Raka yang sontak mengundang tatapan penasaran Maya sehingga gadis itu menggeser duduknya dan melongok untuk melihat layar ponsel sang kekasih, "Nih liat banyak banget nggak sih?"

"Barangnya kecil kecil itu mah. Nggak masalah. Nggak sebanyak itu kok. Cuma nanti kita bawa tenda dua ya. Yang satu ukuran biasa yang satu ukuran gede soalnya cewenya ada tujuh kan," ujar Maya kemudian.

"Loh nggak satu aja?" tanya Tiara seraya membulatkan matanya, "Kalo bawa dua makin ribet nggak sih?"

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com