Rombongan Ibu Suri Min tengah dalam perjalanan menuju paviliun yang menjadi tempat diselenggarakannya pemilihan putri mahkota. Wanita yang dituakan di istana itu memakai dangui berwarna cerah, secerah senyuman yang terlukis di wajahnya itu. Sejak dua hari lalu, ia sudah menantikan pemilihan hari ini, dirinya sudah tidak sabar untuk melihat bunga-bunga muda yang memasuki istana.
Senyuman di wajahnya perlahan menghilang ketika ia melihat rombongan Sang Menantu---Ratu Kim---yang berada di jalan yang lain. Kedua rombongan itu bertemu satu sama lain, Ratu Kim memberikan hormatnya pada mertuanya, tidak lupa ia menorehkan senyuman di wajah cantiknya itu.
"Kau terlihat sangat senang, jungjeon," ujar Ibu Suri Min menyadari rona kebahagiaan dari wajah menantunya itu. Kedua wanita istana serta rombongan pelayannya kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju paviliun.
"Tentu saja aku senang, eoma mama. Hari ini kita bisa melihat bunga-bunga yang cantik," jawab Ratu Kim masih mempertahankan senyumannya.
Hening, tidak ada pembicaraan yang terjadi setelah kalimat jawaban dari Ratu Kim. Kedua wanita itu sama-sama terdiam, sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Hubungan antara menantu dan mertua itu sebenarnya tidaklah sedekat seperti yang ditunjukkan tadi, mereka biasanya bercengkrama jika ada yang perlu mereka bicarakan.
"Omong-omong, apa kau memiliki nama gadis dalam pikiranmu?"
Pertanyaan tiba-tiba dari Ibu Suri Min membuat Ratu Kim segera menoleh ke arah mertuanya itu. Senyuman kembali terlukis di wajahnya, walaupun di dalam hati ia terlihat kesal. Ia tahu maksud arah dari pertanyaan ibu mertuanya itu.
"Tidak, eoma mama," jawab Ratu Kim, walaupun sebenarnya ia memang menandai seorang gadis pilihannya, siapa lagi kalau bukan putri dari Perdana Menteri Kim Hak Yoon, Kim Chae Yoon.
"Ah, aku pikir kau memikirkan putri dari Perdana Menteri Kim, dia juga ikut serta dalam pemilihan ini bukan?" ujar Ibu Suri Min terkesan menyindir.
"Eoma mama sendiri, apakah memiliki nama gadis dalam pikiran Anda?"
Ibu Suri Min hanya dapat tersenyum mendapatkan serangan balik dari menantunya itu.
~"~
Manik mata Yoo Ri sama sekali tidak bisa lepas dari sosok gadis berwajah dingin yang berdiri di depannya. Ia merasa sedih karena gadis itu---Kim Chae Yoon---pasti akan menjadi saingan terberat untuknya, tanpa harus melakukan pemilihan gadis itu pasti akan mendapatkan posisi putri mahkota. Tanpa sengaja Yoo Ri menghela napasnya pelan, merasa dirinya sudah kalah padahal perang belum juga di mulai.
Ibu Suri Min dan Ratu Kim akhirnya tiba di paviliun, mereka segera menuju tempatnya masing-masing yang berada di balik tirai penghalang. Ibu Suri Min yang duduk di tengah sebagai pemimpin pemilihan hari ini memandang ke arah Nyonya Choi lalu menganggukkan kepalanya, memberikan intruksi jika pemilihan putri mahkota hari pertama bisa di mulai.
"Kita akan memulai pemilihan hari ini, tapi sebelum itu nona-nona semua harap mempresentasikan diri Anda," jelas Nyonya Choi. "Putri dari Perdana Menteri Kim Hak Yoon, silakan maju."
Dengan langkah anggun namun terkesan angkuh, Chae Yoon maju ke depan. Gadis itu memberikan hormatnya kepada dua wanita istana yang ada di sana. Di balik tirai penghalang, Ratu Kim tidak dapat menahan senyumannya, ia menyunggingkan seulas senyuman tips agar tidak diketahui oleh ibu mertuanya.
"Selanjutnya, Putri dari Menteri Shin Min Gyu, silakan maju."
Yoo Ri menghela napasnya sejenak sebelum melangkah maju ke depan, dengan perlahan ia mulai memberikan hormatnya kepada dua wanita istana itu. Sungguh, saat ini jantungnya sedang berdegup sangat cepat, ia sangat gugup dan berharap tidak melakukan kesalah dalam hal ini. Beruntung, ia berhasil memberikan hormatnya kepada Ibu Suri Min dan Ratu Kim dengan baik dan segera kembali ke tempatnya.
~"~
"Pemilihan ini terdiri dari tiga bagian penilaian, yaitu Gwansang, tentang wajah, Shimsang, tentang hati dan terakhir adalah Haengsang, tentang sikap," jelas Nyonya Choi kepada para gadis yang saat ini tengah berkumpul di halaman paviliun, setelah tadi bertemu dengan ibu suri juga ratu.
"Sebelum memulai, kami akan mengecek apakah kalian menggunakan riasan wajah atau tidak. Jika diantara kalian ada yang menggunakan riasan wajah, maka kalian akan mendapatkan hukuman."
Yoo Ri yang berdiri dibarisan paling depan menolehkan kepalanya sedikit ke arah samping kanannya, karena di sana berdiri Kim Chae Yoon yang nampak sangat tenang tanpa ada rasa gugup yang terlihat sedikitpun. Ia penasaran, dari mana asal rasa percaya diri gadis di sampingnya ini? wajahnyakah? hal itu sudah pasti. Lihat saja matanya yang cantik dengan bulu mata yang lentik, kulitnya yang putih, semuanya terlihat sempurna.
Yoo Ri benar-benar terpesona dengan kecantikan Chae Yoon sampai ia tidak menyadari jika dua dayang serta seorang dayang senior lainnya sudah berada di hadapannya untuk mengecek riasan wajah. Ia tersadar dari lamunannya saat dayang senior itu berdeham.
"Apa yang sedang Anda lihat, agasshi?" tanya dayang senior itu ketus.
"Bukan apa-apa, maafkan saya," ujar Yoo Ri cepat-cepat dengan sedikit membungkukkan badannya. Ia merasa bodoh sekarang.
"Kalau begitu tolong fokus," ujar dayang senior itu lagi. "Sekarang tempelkan bibirmu, kami akan mengecek apakah kau menggunakan riasan atau tidak."
Yoo Ri menurut, ia menempelkan bibirnya pada kain putih yang dipegang seorang dayang.
"Lulus," ujar dayang senior itu sembari mencatat pada perkamennya itu dan tentu saja membuat Yoo Ri bernapas lega.
~"~
Chae Yoon berdiri dengan percaya dirinya dan begitu tenang, saat ini tes Gwansang sedang berlangsung, dan ia sedang menunggu gilirannya untuk dibaca wajahnya oleh pembaca wajah. Dirinya yakin Sang Pembaca Wajah itu akan mengatakan jika dirinya memiliki wajah seorang ratu, walaupun pada kenyataannya mungkin ia tidak memilikinya, tapi ia tidak pedulikan hal itu.
Semalam ayahnya---Kim Hak Yoon---mengatakan jika Ratu Kim akan membantu dirinya agar bisa lolos dalam setiap tes pemilihan putri mahkota ini. Dan sekarang Ratu Kim sudah membantunya, seorang dayang milik Ratu Kim beberapa waktu lalu memberikan tanda pada tali jeogori-nya agar mempermudah pria pembaca wajah itu mengenali dirinya. Ia sudah tidak sabar menanti gilirannya, dan membuat para gadis-gadis lainnya iri karena apa yang disampaikan oleh pembaca wajah itu.
Pria pembaca wajah itu kini sudah berdiri pada gadis yang ada di samping kiri Chae Yoon. Kalau ia tak salah ingat, gadis itu adalah putri dari Meteri Shin Min Gyu, Shin Yoo Ri. Di dalam hatinya Chae Yoon berpikir jika gadis itu tidak akan memiliki wajah seorang ratu sedikitpun.
"Kau memiliki wajah yang luar biasa."
Kalimat yang dilontarkan oleh pria pembaca wajah itu membuat Chae Yoon serta gadis-gadis yang lainnya segera menoleh ke arah Yoo Ri, yang tengah menyunggingkan seulas senyuman tipis. Pria itu melanjutkan penjelasan mengenai wajah Yoo Ri dan semuanya adalah hal-hal yang baik bagi Yoo Ri, namun tidak bagi Chae Yoon. Gadis itu justru terlihat kesal dengan hal itu.
"Kau pasti memiliki wajah seorang ratu," ujar pria itu mengakhiri pembacaan wajahnya pada Yoo Ri.