webnovel
#ACTION
#ROMANCE
#SYSTEM
#R18
#COMEDY
#WEAKTOSTRONG
#HAREM
#OVERPOWERED

Psychopathic Love

“Apakah kamu menyukai aroma darah ini." ucap Alena dengan senyumnya yang penuh hingga membuat satu keluarga itu menjadi merinding ketakutan. Alena mengabadikan momen ‘menyenangkan’ itu dengan memotretnya melalui kamera hp. “Kenapa kalian takut?, hei this’s party!!." sambung Alena riuh. “LO GILA!." bentak salah satu anggota keluarga itu. “Heiii, bukannya semua orang akan menggila jika sedang berpesta!," jawab Alena enteng dan mengambil segelas wine. “Ah sudahlah, baiknya kita hentikan permainan ini. Aku sangat menyukai aroma darah anak laki-laki mu itu," ucap Alena sambil menunjuk satu korbannya. “Tapi aku belum puas," sambung Alena tanpa menghilangkan senyuman penuhnya. °°°°°°°°°°°°°°° Alena Sasyana, seorang gadis yang dianggap hampir sempurna oleh semua orang terlebih lagi di mata laki-laki, namun berbeda jika di mata keluarganya ia tak dianggap lebih dari sebuah aset berharga. Pernyataan yang ia terima saat masih duduk di bangku TK membuatnya mengerti tujuan hidupnya. Ia akan bergerak layaknya sebuah boneka, ia mampu memasang topeng yang tebal hingga tak ada satu orangpun yang mampu mengenalinya 100%. Ia menutup cahaya yang ingin masuk ke kehidupannya, namun akankah semua cahaya itu gagal? Atau kelak ada cahaya yang mampu menembus masuk ke kehidupannya?.

Meisy_DS · Urbano
Classificações insuficientes
236 Chs
#ACTION
#ROMANCE
#SYSTEM
#R18
#COMEDY
#WEAKTOSTRONG
#HAREM
#OVERPOWERED

Tas Kerja Haru yang Lain...

°

°

°

"Alena kemana sih?!." ucap Cecil bertanya kepada dirinya sendiri sembari terus mencoba untuk menelpon gadis itu.

Ini sudah panggilan yang ke 10 kali darinya. Tapi tetap saja gadis itu tak mengangkat sambungan telpon darinya. Sedari tadi status panggilan itu tetap 'berdering' yang artinya getaran panggilan tersebut sudah masuk ke hp Alena, hanya saja gadis itu entah kenapa tidak mengangkatnya, Cecil tidak tahu.

"Bagaimana?." tanya Haru yang sedang duduk di atas kursi kerjanya.

"Alena tidak mengangkat telponku, entah apa yang gadis itu sedang lakukan..." jawab Cecil sembari menoleh ke arah Haru.

"Ya sudah, jika begitu aku suruh Burhan saja untuk pergi ke rumah dan mengambil tas kerjaku yang satunya..."

"Jangan! Sebaiknya suruh Bi Ina saja yang menyiapkan tas kerjamu lalu nanti titip pesan kepada Bi Ina agar Alena mengantar tas kerjamu kemari."

"Apa tidak terlalu ribet, Cecil? Dan juga, belum tentu Alena sedang berada di rumah..."

"Dia di rumah, aku yakin."