webnovel

Psychopathic Love

“Apakah kamu menyukai aroma darah ini." ucap Alena dengan senyumnya yang penuh hingga membuat satu keluarga itu menjadi merinding ketakutan. Alena mengabadikan momen ‘menyenangkan’ itu dengan memotretnya melalui kamera hp. “Kenapa kalian takut?, hei this’s party!!." sambung Alena riuh. “LO GILA!." bentak salah satu anggota keluarga itu. “Heiii, bukannya semua orang akan menggila jika sedang berpesta!," jawab Alena enteng dan mengambil segelas wine. “Ah sudahlah, baiknya kita hentikan permainan ini. Aku sangat menyukai aroma darah anak laki-laki mu itu," ucap Alena sambil menunjuk satu korbannya. “Tapi aku belum puas," sambung Alena tanpa menghilangkan senyuman penuhnya. °°°°°°°°°°°°°°° Alena Sasyana, seorang gadis yang dianggap hampir sempurna oleh semua orang terlebih lagi di mata laki-laki, namun berbeda jika di mata keluarganya ia tak dianggap lebih dari sebuah aset berharga. Pernyataan yang ia terima saat masih duduk di bangku TK membuatnya mengerti tujuan hidupnya. Ia akan bergerak layaknya sebuah boneka, ia mampu memasang topeng yang tebal hingga tak ada satu orangpun yang mampu mengenalinya 100%. Ia menutup cahaya yang ingin masuk ke kehidupannya, namun akankah semua cahaya itu gagal? Atau kelak ada cahaya yang mampu menembus masuk ke kehidupannya?.

Meisy_DS · Urbano
Classificações insuficientes
236 Chs

Muara Cairan Darah

bergerak pun gadis itu tak bisa lagi. Apalagi ketika mendengar Haru mengatakan bahwa laki-laki itu sudah memastikan benar adanya Alena yang melahap makanan dan juga minuman itu dalam jumlah yang sangat banyak.

"Hahahaha, yang benar? Tidak mungkin gadis seperti Alena yang memiliki tubuh ramping melahap makanan dan juga minuman dalam jumlah yang sangat banyak seperti itu, jangan mengada-ada." ujar Cecil sambil merebahkan dirinya di atas ranjangnya.

"Aku tidak mengada-ada, tanyakanlah saja pada Bi Ina, ia bahkan tahu. 2 ART yang melayani Alena tadi mengadu padanya, hahahaha."

"Astaga aku tidak percaya, lalu bagaimana keadaannya saat ini?."

"Sudah tertidur dengan sangat pulas." ujar Haru menjawab pertanyaan Cecil.

"Ah baiklah jika begitu, baguslah." Cecil pun menarik selimut hingga menutupi bagian perut atasnya, setelah itu tanpa mengatakan apa-apa lagi kepada Haru, wanita itu langsung menutup kedua kelopak matanya.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com