webnovel

Psychopathic Love

“Apakah kamu menyukai aroma darah ini." ucap Alena dengan senyumnya yang penuh hingga membuat satu keluarga itu menjadi merinding ketakutan. Alena mengabadikan momen ‘menyenangkan’ itu dengan memotretnya melalui kamera hp. “Kenapa kalian takut?, hei this’s party!!." sambung Alena riuh. “LO GILA!." bentak salah satu anggota keluarga itu. “Heiii, bukannya semua orang akan menggila jika sedang berpesta!," jawab Alena enteng dan mengambil segelas wine. “Ah sudahlah, baiknya kita hentikan permainan ini. Aku sangat menyukai aroma darah anak laki-laki mu itu," ucap Alena sambil menunjuk satu korbannya. “Tapi aku belum puas," sambung Alena tanpa menghilangkan senyuman penuhnya. °°°°°°°°°°°°°°° Alena Sasyana, seorang gadis yang dianggap hampir sempurna oleh semua orang terlebih lagi di mata laki-laki, namun berbeda jika di mata keluarganya ia tak dianggap lebih dari sebuah aset berharga. Pernyataan yang ia terima saat masih duduk di bangku TK membuatnya mengerti tujuan hidupnya. Ia akan bergerak layaknya sebuah boneka, ia mampu memasang topeng yang tebal hingga tak ada satu orangpun yang mampu mengenalinya 100%. Ia menutup cahaya yang ingin masuk ke kehidupannya, namun akankah semua cahaya itu gagal? Atau kelak ada cahaya yang mampu menembus masuk ke kehidupannya?.

Meisy_DS · Urbano
Classificações insuficientes
236 Chs

Mendekati Alena?

°

°

°

Alex pulang ke rumahnya, ia langsung masuk ke dalam kamarnya. Ia melepaskan kemeja sekolahnya, celana sekolahnya serta mengganti semua barang yang menempel di tubuhnya. Ia juga melemparkan tasnya, kaos kaki serta sepatunya ke sembarang arah. Setelah itu ia masuk ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Di dalam kamar mandi, ia menggosok wajahnya secara lembut sambil memikirkan ucapannya sendiri kepada Alena.

"Gue kenapa ga mau pindah? Gue kenapa dah?." tanya Alex kepada dirinya sendiri.

Alex menghidupkan keran air, membilas wajahnya sembari memberikan pijatan-pijatan pelan pada wajahnya. Setelah itu ia mematikan keran air tersebut, meraih satu lembar tissue dan mengelap wajahnya.

Ia kemudian keluar dari kamar mandi, keluar dari kamarnya menuju kamar Ibunya, Riana. Sesampainya ia di depan pintu kamar Riana, ia mengetuk pintu itu beberapa kali sebelum sebuah sahutan dari dalam mengizinkannya masuk.

"Masuklah, Alex." sahut Ibunya sedikit berteriak dari dalam.

Kretttt...

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com