webnovel

Psychopathic Love

“Apakah kamu menyukai aroma darah ini." ucap Alena dengan senyumnya yang penuh hingga membuat satu keluarga itu menjadi merinding ketakutan. Alena mengabadikan momen ‘menyenangkan’ itu dengan memotretnya melalui kamera hp. “Kenapa kalian takut?, hei this’s party!!." sambung Alena riuh. “LO GILA!." bentak salah satu anggota keluarga itu. “Heiii, bukannya semua orang akan menggila jika sedang berpesta!," jawab Alena enteng dan mengambil segelas wine. “Ah sudahlah, baiknya kita hentikan permainan ini. Aku sangat menyukai aroma darah anak laki-laki mu itu," ucap Alena sambil menunjuk satu korbannya. “Tapi aku belum puas," sambung Alena tanpa menghilangkan senyuman penuhnya. °°°°°°°°°°°°°°° Alena Sasyana, seorang gadis yang dianggap hampir sempurna oleh semua orang terlebih lagi di mata laki-laki, namun berbeda jika di mata keluarganya ia tak dianggap lebih dari sebuah aset berharga. Pernyataan yang ia terima saat masih duduk di bangku TK membuatnya mengerti tujuan hidupnya. Ia akan bergerak layaknya sebuah boneka, ia mampu memasang topeng yang tebal hingga tak ada satu orangpun yang mampu mengenalinya 100%. Ia menutup cahaya yang ingin masuk ke kehidupannya, namun akankah semua cahaya itu gagal? Atau kelak ada cahaya yang mampu menembus masuk ke kehidupannya?.

Meisy_DS · Urbano
Classificações insuficientes
236 Chs

Laptop dan Cemilan Cecil

°

°

°

Alena menjatuhkan dirinya di atas ranjang di kamar tamu, ia telah mengunci pintu kamar itu agar tidak ada yang bisa masuk ke dalam kamar tamu itu ataupun sekedar mengganggunya. Ia meraih bantal guling yang juga berada di atas ranjang itu, tak jauh dari tempatnya menjatuhkan diri. Alena memeluk bantal guling itu dengan amat sangat erat sembari kembali mengingat percakapannya bersama Riana yang dimana wanita itu menceritakan sebuah peristiwa yang dapat Alena bayangkan betapa mengerikannya itu.

"Aku takut dalam keadaan seperti itu, Haru lepas kendali. Bisa saja dia melampiaskan rasa takutnya kepadaku, dan mungkin keinginannya untuk membunuhku bisa meningkat. Tak hanya itu, aku bahkan mengunci semua akses masuk ke dalam kamarku, aku menghalangi semua akses itu dengan meja dan juga lemari. Dan untunglah aku punya perkiraan mengenai Haru yang lepas kendali, tak lama setelah aku selesai menghalang semuanya, laki-laki itu benar-benar hilang kendali."

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com