webnovel

Psychopathic Love

“Apakah kamu menyukai aroma darah ini." ucap Alena dengan senyumnya yang penuh hingga membuat satu keluarga itu menjadi merinding ketakutan. Alena mengabadikan momen ‘menyenangkan’ itu dengan memotretnya melalui kamera hp. “Kenapa kalian takut?, hei this’s party!!." sambung Alena riuh. “LO GILA!." bentak salah satu anggota keluarga itu. “Heiii, bukannya semua orang akan menggila jika sedang berpesta!," jawab Alena enteng dan mengambil segelas wine. “Ah sudahlah, baiknya kita hentikan permainan ini. Aku sangat menyukai aroma darah anak laki-laki mu itu," ucap Alena sambil menunjuk satu korbannya. “Tapi aku belum puas," sambung Alena tanpa menghilangkan senyuman penuhnya. °°°°°°°°°°°°°°° Alena Sasyana, seorang gadis yang dianggap hampir sempurna oleh semua orang terlebih lagi di mata laki-laki, namun berbeda jika di mata keluarganya ia tak dianggap lebih dari sebuah aset berharga. Pernyataan yang ia terima saat masih duduk di bangku TK membuatnya mengerti tujuan hidupnya. Ia akan bergerak layaknya sebuah boneka, ia mampu memasang topeng yang tebal hingga tak ada satu orangpun yang mampu mengenalinya 100%. Ia menutup cahaya yang ingin masuk ke kehidupannya, namun akankah semua cahaya itu gagal? Atau kelak ada cahaya yang mampu menembus masuk ke kehidupannya?.

Meisy_DS · Urbano
Classificações insuficientes
236 Chs

Bertemunya 4 Manusia yang Sama

°

°

°

Hari Minggu yang sungguh membuat Alena berdebar-debar kini sudah tiba. Sekarang, Alena sedang mengurung diri di dalam kamarnya sejak 3 jam lalu, sejak ia bangun dari tidurnya. Setelah membersihkan dirinya, gadis itu langsung naik lagi ke atas ranjangnya dan kemudian gadis itu memeluk bantal gulingnya dengan sangat erat. Ia terus berpikir apa langkah yang harus ia ambil dalam menanggapi pesan dari Riana. Ia benar-benar berat untuk mengiyakan ajakan Riana, tapi tetap saja juga sangat berat untuknya menolak ajakan Riana.

"Gue harus apa??". tanyanya bingung sembari menenggelamkan wajahnya di bantal guling tersebut.

Tok...tok...tok...

Ketukan pada pintu kamarnya membuat Alena menaikkan wajahnya lagi dan menatap ke arah pintu kamarnya itu, ia terdiam di tempatnya. Ia mulai berpikir yang tidak-tidak, ia berpikir bahwa yang mengetuk pintu kamarnya adalah Riana yang dimana sudah pasti pikirannya itu salah, mana mungkin wanita itu datang ke rumahnya untuk mencarinya, tidak mungkin.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com