" 𝘢𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘪𝘵𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘨 𝘎𝘪𝘣𝘳𝘢𝘯, " ucap John dalam hati.
~New Chaps~
Happy Reading 💜🐱
Memang dari awalnya saja mood gadis mungil itu sudah tidak baik apalagi sekarang ditambah dengan keberadaan Laurent yang tiba-tiba menjemput pria berkulit putih pucat untuk berangkat bersama dengannya.
Dengan percaya dirinya, gadis bermanik hazel itu duduk tepat disamping Gibran dan memasang tampang sok polos padahal diluar sana kelakuannya sangat bejat.
"Mah, pah, aku berangkat dulu, " Ujar gadis mungil itu berpamitan.
"loh kenapa tidak bersama Gibran sekalian? " Tanya mamah Maria heran.
"ada tugas yang belum diselesaikan mah, jadi aku harus berangkat lebih awal, " Sahut Anna sekenanya.
"yaudah, hati-hati dijalan, " Kata papah Yanuar tanpa curiga sedikitpun.
Setelah itu Anna segera bergegas tanpa dia sadari pria berkulit putih pucat itu sedang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"alasan klasik, " Gumam pria berkulit putih pucat itu dengan suara sangat pelan.
"apa kau bicara sesuatu? " Tanya Laurent penasaran.
"tidak, " Jawab Gibran singkat.
"tidak masalah jika sekarang kau masih bersikap dingin kepadaku, tapi setidaknya dengan menjauhnya gadis sialan itu, aku akan lebih mudah merebut perhatianmu, " Ucap Laurent dalam hati.
Tanpa diberi penjelasan pun pria berlesung pipit itu sudah mengerti dengan tindakan sepupunya, karena dia dilahirkan sebagai orang yang sangat peka terhadap orang-orang disekitarnya.
"semenjak kedatangan kak Laurent, hubungan mereka terlihat cukup renggang. Apa aku harus berterimakasih atau melemparkan kalimat umpatan kepadanya? " Bathin John bingung.
Namun akal cerdik seorang John mengatakan bahwa dia jangan menyia-nyiakan kesempatan ini, bukannya dia tega untuk menikam saudara kandungnya, tapi keadaan lah yang membuat mereka harus berjauhan, apalagi Gibran yang terlihat menerima situasi tersebut dengan lapang dada.
''''
Gadis mungil itu sudah sampai disekolah sekitar beberapa menit yang lalu, dia berjalan menyusuri koridor dengan langkah pendeknya yang terlihat gontai.
"Na, kau pasti bisa menjauh sekaligus merelakan bang Gibran dengan orang lain, " Ucapnya pada diri sendiri.
"tapi kenapa dadaku selalu terasa sesak setiap melihat kedekatan mereka, " Sambungnya sambil meringis.
Anna terus berjalan dengan menundukkan pandangannya tanpa memperhatikan sekitarnya sehingga dia hampir salah masuk kelas jika sang sahabat tidak menegur yang entah sejak kapan sudah berada disampingnya.
"Na, kelas kita paling ujung, bukan disini, " Ujar Bilqis mengingatkan.
"ehe, aku lupa, " Sahut gadis mungil itu dengan fake smile andalannya.
"apa kau baik-baik saja? " Tanya Bilqis sambil menelengkan kepalanya untuk memastikan keadaan sahabatnya.
Gadis mungil itu hanya menghela nafas kasar lalu mengangguk pelan sebagai jawabannya.
"tidak, aku tidak yakin dengan jawabanmu. Menurutku kau sedang mempunyai masalah baru, tapi tak apa ceritakan saja kepadaku. " Tutur Bilqis sambil mengelus tangannya guna menenangkan hati sahabatnya.
"ayo kita masuk ke kelas, " Sambungnya.
Kemudian dua gadis cantik itu kembali melangkahkan kakinya menuju kelas XI A.
"nah sekarang kita sudah ada dikelas, jadi ceritakanlah semuanya kepadaku, " Ujar Bilqis lembut.
Gadis mungil itu menghela nafasnya kasar, kemudian dia menceritakan tentang masalah dirinya dengan Gibran dari awal sampai selesai.
"Kenapa kau tidak memperbolehkan kak Rama untuk melaporkan ulah mereka? " Tanya Bilqis tak habis fikir dengan sifat sahabatnya yang terlalu baik.
"bukannya aku sudah bilang alasannya kepadamu? " Gadis mungil itu justru menjawabnya dengan pertanyaan.
"Tapi Na_"
"Bil, aku bisa saja minta tolong kepada kak Rama untuk melaporkannya, tapi yang menjadi kendalanya bang Gibran sama sekali tidak mempercayainya. Walaupun sudah jelas kak Laurent yang menjadi dalangnya, dia lebih percaya kepada cinta pertamanya dibandingkan aku yang masih terikat tali persaudaraan. " Cecar gadis mungil itu sambil menahan rasa sesak di hatinya.
"Dan jika aku melakukan tindakan itu, yang kutakutkan adalah sikapnya bang Gibran yang bisa saja berubah menjadi lebih dingin dari sebelumnya. " Sambungnya.
"tapi Na, apa kau yakin dengan keputusanmu untuk menjauhinya? " Tanya Bilqis ragu.
"yakin ataupun tidak, aku akan tetap berusaha menjauh sekaligus merelakan dia bahagia dengan pilihannya sendiri, " Jelasnya mantap.
"Na, yang sabar ya. Aku yakin kau pasti bisa melewati semuanya, aku akan selalu disisimu, " Ucap Bilqis dengan wajah sendu.
"maaf jika aku sudah membawamu kedalam masalahku, bahkan hubunganmu dengan kak Adnan kembali mengambang, " Cicitnya merasa bersalah kepada sahabatnya.
Gadis berjuluk chipmunk itu segera mengibaskan kedua tangannya, lalu "Anna, bukankah aku sudah pernah mengatakan bahwa jika kamu punya masalah berarti itu termasuk masalahku juga? " Tanya Bilqis tak suka.
"tapi_"
"Kau jangan terlalu memikirkan hubunganku dengan kak Adnan, bagaimanapun juga sahabat lebih penting daripada gebetan yang belum jelas kedepannya, " Tutur Bilqis panjang lebar.
"terima kasih ya Bil, kau selalu ada disaat aku suka maupun suka, " Ucap gadis mungil itu sambil tersenyum haru.
"tak usah sungkan, karena itu sudah menjadi tugasku, " Jawab Bilqis sambil merangkul sahabatnya.
Di lain sisi kedua saudara Pradipta baru saja sampai disekolah, namun ada yang lebih menarik perhatian siswa-siswi adalah seseorang yang bergelayut manja di lengan salah satu dari mereka sambil tersenyum percaya diri walaupun sang empu hanya memasang wajah datarnya saja.
Bisikan-bisikan netizen pun mulai terdengar.
"𝘸𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘬𝘢𝘬 𝘓𝘢𝘶𝘳𝘦𝘯𝘵 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘢𝘬𝘳𝘢𝘣 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘬 𝘎𝘪𝘣𝘳𝘢𝘯?"
"𝘮𝘦𝘯𝘶𝘳𝘶𝘵𝘬𝘶 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭, "
"𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘬𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘬 𝘓𝘢𝘶𝘳𝘦𝘯𝘵, "
"𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘴𝘢𝘭 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘫𝘢, "
"𝘤𝘰𝘣𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪, 𝘬𝘢𝘬 𝘎𝘪𝘣𝘳𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘳 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘈𝘯𝘯𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨, "
"𝘒𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘴𝘪𝘩, "
"𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳-𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘫𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘬𝘪𝘯 𝘴𝘩𝘪𝘱 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪, "
"𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘳 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯? "
"𝘮𝘦𝘯𝘶𝘳𝘶𝘵 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘬 𝘎𝘪𝘣𝘳𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘯𝘵𝘢𝘴 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘬 𝘓𝘢𝘶𝘳𝘦𝘯𝘵 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬? "
"𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪, 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘢𝘨𝘳𝘦𝘴𝘪𝘧, "
"𝘺𝘢 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘳𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘨𝘳𝘦𝘴𝘪𝘧, 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘬𝘦𝘵𝘶𝘢 𝘨𝘦𝘯𝘨 𝘉𝘭𝘶𝘦 𝘉𝘪𝘳𝘥 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢?
Dan seperti itulah bisikan-bisikannya.
Tanpa mereka sadari, sang empu pemilik nama tersebut sedang menatapnya tak suka, selain itu dia menahan mati-matian gejolak emosinya yang hampir saja meledak, karena tidak ingin di cap gadis kasar oleh Gibran meskipun sekali lagi pria berkulit putih pucat itu terlihat cuek terhadap dirinya.
"𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘪𝘯𝘨𝘬𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘴𝘪𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘫𝘢𝘶𝘩-𝘫𝘢𝘶𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘶𝘬𝘢 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘵𝘶𝘫𝘶 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘎𝘪𝘣𝘳𝘢𝘯, " Ucapnya dalam hati sambil tersenyum smirk.
Hanya melihat dari gelagatnya saja John sudah curiga kepada gadis agresif itu, namun dia pandai dalam mengontrol ekspresinya sehingga Laurent tidak menyadarinya sedikitpun.
"𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘴𝘪𝘬 𝘈𝘯𝘯𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘢𝘯-𝘴𝘦𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘱𝘰𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘣𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘴𝘦𝘬, " Ucap John dalam hati.
sesampainya dipersimpangan koridor ketiga makhluk berbeda jenis kelamin itu berpisah karena letak kelasnya yang berbeda.
"Bang aku masuk duluan ya, " Ujar pria berlesung pipit itu berpamitan.
Setelah itu John segera berbelok namun langkahnya terhenti karena tiba-tiba pria berkulit putih pucat itu mencegatnya.
"ada apa bang? " Tanya John heran.
"tolong hindari Anna dari geng nya Laurent, aku tidak ingin dia terluka seperti kemarin, " ucap Gibran dengan nada memerintah.