Bima terus memperhatikan Kania yang sedang menghidangkan mie instan ke dalam mangkuk. Karena, Bima terus menatapnya, Kania sampai dibuat gerogi dan malu.
Saat Kania sibuk memotong cabai rawit, tiba-tiba saja sebuah tangan kekar telah melingkar sempurna di pinggangnya. Kania sangat terkejut, dia bingung sebenarnya milik siapa tangan tersebut. Lalu dia menyentuh tangan tersebut dan Kania pun langsung melirik ke belakang. Betapa syoknya Kania saat tahu saat ini Bima tengah memeluknya dari belakang.
Bima memberikan senyuman yang begitu manis. Lesung pipi milik Bima terlihat begitu manis saat dipandang, seolah lesung pipi itu menjadi hiasan tambahan dari senyuman yang Bima pancarkan untuk Kania. Bima menempelkan dagunya tepat di bahu Kania. Kania sedikit merasa geli karena janggut milik Bima menempel di bahunya.
"Pak Bima," ucap Kania yang tak percaya dengan perlakuan Bima terhadapnya. Bukannya menjawab ucapan Kania, Bima justru malah membalikan tubuh Kania menjadi menghadapnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com