1 bulan telah berlalu semenjak aku menjadi korban bullying. Memang tidak ada bullying fisik, namun bullying verbal terus menerus menghantamku sampai aku terbiasa. Sudah sebulan pula Nadine melancarkan aksinya, tetapi tidak berhasil. Selama itu juga Arwan memperhatikanku. Sesekali ia menanyakan kabarku pada Farel.
Pada saat aku berjalan di lorong menuju Kantin bersama Shella, aku berpapasan dengan Arwan. Seperti biasa Arwan mendiamkanku. Aku sudah menyadari jika Arwan tahu kalau aku menghindarinya dan Arwan tidak mempersalahkannya. Lalu, saat ini juga aku memutuskan untuk tidak menghindarinya lagi, toh aku sudah mati rasa dengan cemoohan yang mereka lontarkan kepadaku.
Aku membalikan badanku, lalu berjalan menghampiri Arwan. "Arwan!" panggilku memegang lengannya.
Shella tersenyum senang karena aku tidak lagi memilih untuk menghindar. Arwan berbalik dan terkejut untuk persekian detik.
"Kantin bareng ngga?" ajakku.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com