webnovel

Phantasy world

Ini bukan sekedar cerita fantasi biasa, bukan sekedar bertarung dan bukan pula sekedar cinta biasa. Stacey Robwansky adalah satu-satunya ras elf yang tersisa di planet yang bernama bumi ini. Wajahnya rupawan, kulitnya putih bersih. Ia memiliki hati lembut khas elf dan jiwa tanpa emosi. Suatu hari ia menemukan sebuah kotak berisi liontin yang dimana liontin itu membawanya pada dunia PHANTASY. Dunia dengan segala ras ada disana. Dia beruntung karena telah terhindar dari kejaran manusia dan sial karena dibayang-bayangi mara bahaya. Ia bertemu dengan Jason, serigala besar yang menjadi pengawalnya. Dikit demi sedikit, emosi Stacey mulai hadir kembali yang dibarengi konflik-konflik berat dalam hidupnya. Sanggupkah ia melawan mara bahaya tersebut? Akankan dia tetap bertahan atau tinggal di dunia tersebut? Apakah Stacey kan berada dalam kepribadian tanpa emosi atau sebaliknya? Bagaimana kisah Stacey dan Jason? Inilah kisah Stacey, sang gadis elf tanpa tujuan. •Revisi setelah tamat!!! :> ig : @ansalsaa_ Cerita asli hanya ada di akun @salsaoption

salsaoption · Fantasia
Classificações insuficientes
72 Chs

Pertemuan

"Kalian semua sudah bekerja begitu keras untuk menghadapi tes ini, silahkan kembali ke guild bersama Meidiva. Aku ada urusan untuk beberapa hari ini." Aldero berkata mengakhiri tes kedua ini sembari bertepuk tangan lalu pergi dengan kereta kuda yang dibawakan oleh Madava;lelaki penjaga gerbang guild Rafoxa.

Stacey, Jason, Meidiva, Erissa, Amanda serta calon anggota yang lainnya berjalan menuju guild.

Mereka semua sudah sampai di guild Rafoxa,

"Bagaimana perjalanan kalian di hutan penggoda?" Jason bertanya kepada Erissa dan Amanda ketika mereka sedang duduk berbincang ringan di taman guild Rafoxa.

"Tidak sulit tapi cukup mengesalkan, terutama peri-peri iblis itu." Erissa menjawabnya dengan nada penuh kekesalan.

Amanda terlihat menundukkan kepalanya dalam-dalam, sepertinya peri-peri iblis ini menunjukkan masa lalu kelam mereka.

"Untungnya kalian tidak berubah menjadi perwujudan iblis." Kata Jason menyemangati mereka.

"Kau benar." Balas Amanda.

Taman ini depenuhi berbagai tumbuhan dengan air mancur di tengahnya, taman ini cukup luas. Sepertinya guild Rafoxa bukan guild biasa.

"Jason, apa kau mengetahui dimana Pohon Suci berada?" Stacey bertanya di tengah keheningan mereka.

"Ya aku tau, kenapa?" Balas Jason.

"Antarkan aku kesana." Stacey berkata.

"Tidak, tidak bisa hari ini. Lebih baik esok hari. Jangan bertanya alasannya." Tolak Jason secara terang-terangan.

Raut wajah Stacey menggambarkan bahwa Jason harus menjelaskan alasannya kepadanya, Jason menggelengkan kepalanya. Stacey tak bisa memaksa kan kehendaknya.

✿✿✿

"Kita sudah sampai tuan." Ujar Madava sembari memberhentikan kudanya tepat di depan gerbang istana kerajaan.

"Berhati-hatilah." Tambahnya kemudian, khawatir akan Aldero. Madava juga berharap pertemuan kali ini tak harus menumpahkan darah seperti tahun lalu. 2 petinggi guild terbunuh karena perbedaan pendapat, sebuah tindakan yang tak pantas ditiru. Orang yang melakukan pembunuhan tersebut sekarang berada di kerangkeng besi untuk waktu yang tak ditentukan.

Aldero tersenyum simpul lalu turun dari kereta kuda, mengisyaratkan penjaga gerbang untuk membukakan gerbang untuknya. Pintu gerbang terbuka mulus tanpa decitan suara, Aldero melangkah kakinya guna memasuki istana kerajaan yang begitu luas ini.

Aldero berjalan cepat pergi ke tempat pertemuan yang dikawal oleh beberapa penjaga bersenjata, akan banyak orang yang berkumpul. Tak hanya satu guild saja yang berada di kerajaan Phantasy ini.

Para guild kelas atas pun akan hadir di pertemuan ini. Satu meja memanjang dengan kursi yang sudah diduduki terlihat ketika pintu besar terbuka,

"Selamat datang Aldero, kita akan memulainya sebentar lagi." Sambut Allenatore—Raja kerajaan Phantasy—dia sedang duduk di singgasananya yang begitu mewah, raja Allenatore sendiri terkenal karena keramahannya.

Aldero menundukkan badannya tanda hormat lalu pergi ke tempat duduk yang kosong.

"Beruntung sekali aku bisa duduk di sampingmu Aldero." Kata seseorang yang rupanya baru saja datang.

"Rupanya kau Samisake." Balas Aldero dengan nada dinginnya yang khas. Samisake sendiri merupakan ketua guild dari Snakies, guild yang hanya memiliki satu peraturan dan rendahan.

"Mari kita selesaikan pertarungan kita—"

"Tutup mulutmu atau aku akan menghajarmu saat ini juga." Potong Aldero dengan tatapan tak bersahabat.

Pom selaku ketua guild Daredevil menengahi mereka, hal ini selalu Aldero lakukan ketika bersama Samisake setiap mereka bertemu dan Pom juga yang selalu menengahi mereka.

Allenatore memulai rapat pertemuan kali ini, topik pembicaraan nya adalah FREENITY.

"Kita harus menghentikan mereka sebelum terlambat." Ketua guild Sunbreak mengusulkan ketika raja Allenatore selesai berbicara, usulan ketua guild Sunbreak di tolak mentah-mentah oleh Aldero.

"Tidak, kita tidak bisa memenggal kepala mereka dengan kekuatan kita saat ini. Bahkan dengan bantuan guild kelas atas sekalipun, kesempatan menang hanya sebulir biji gandum."

"Jangan samakan kami dengan guild rendahan seperti kalian, lagipula kita sudah mengetahui kekuatan mereka, markas mereka hingga ketua mereka." Sangkal Parish dari guild Goldenia.

Aldero menatapnya, yang lain pun hanya terdiam, menyimak perdebatan antara Aldero dan guild kelas atas lainnya.

"Walaupun kita tau ketua guild hingga markasnya, kita masih belum tau mengenai seluruh anggota mereka, beberapa bulan yang lalu kita masih kewalahan mengalahkan satu anak buah FREENITY. Kita tak boleh menyerang langsung, kita harus tau apa tujuan mereka, kelemahan mereka." Aldero berujar membalas perkataan Parish yang tergelak, perkataan Aldero ada benarnya juga. Ia ingin menyangkalnya, tapi apa yang harus di ucapkannya?

Semua kembali berdiam untuk beberapa saat begitupun dengan Aldero, mereka semua memikirkan cara apa yang terbaik untuk memusnahkan FREENITY yang dianggap ancaman. Memang benar kekuatan mereka saat ini belum cukup untuk menghajar habis-habisan fraksi besar itu.

"Bagaimana jika kita bagi tugas?" Ketua guild Chessy yang merupakan seorang wanita berdiri dan mengusulkan pikirannya.

Semua menatap wajah Dairly sang ketua guild Chessy.

"Mengecoh dan mencari tau, tak perlu bertarung secara terang-terangan tetapi secara perlahan. Sepuluh guild ditambah guild kelas atas menjadi empat belas, 7 mengecoh dan sisanya mencari tau." Dairly menjelaskan.

Semua tampak mengangguk-angguk kepalanya,

"Rencana yang bagus tetapi beresiko besar, terutama tim mengecoh. Akan lebih aman jika 3 guild kelas atas berada di tim mengecoh, Goldenia, Sunbreak dan Chessy akan menjadi tim pengecoh yang dibantu guild lainnya. Silvrast akan menjadi tim pencari data, untuk guild dibawah kelas atas akan diputuskan oleh raja Allenatore." Ujar Aldero menatap ketua guild kelas atas serta raja Allenatore sesudahnya.

Sang raja pun memutuskan dan guild Rafoxa pun menjadi tim pengecoh, sebenarnya tak ada perasaan jengkel atau apapun di hati Aldero, dimana pun guildnya ditempatkan Aldero siap menerimanya. Ketiga guild yang disebut Aldero tadi nampak kesal dan geram.

"Seharusnya aku berada di tim pencari data." Keluh Dairly ketika sang raja sudah keluar dari tempat pertemuan. Aldero yang duduk di seberangnya hanya menatapnya.

"Ini lebih baik daripada tim pencari data." Gumam Aldero sembari menatap ke tim pencari data.

'Dengan begini aku bisa tau siapa yang asli dan siapa yang palsu.' Benak Aldero dan berbenah diri.