"Bibi memang sangat cantik. Tidak heran Raka tidak bisa melupakannya." Nico ikut berkomentar saat melihat Anya dari kejauhan.
Ketika mendengar hal ini, Aiden langsung memandang Nico dengan dingin, membuat Nico mundur ke belakang. Lehernya ikut menciut seperti kura-kura yang ingin kabur ke dalam tempurungnya. "Paman, apakah aku salah?"
"Apakah kamu bertemu dengan Raka semalam?" tanya Aiden.
"Prosedur pemindahan tanah milik Keluarga Tedjasukmana masih belum selesai. Raka akan mencoba untuk mendesak Keluarga Tedjasukmana lagi minggu ini," jawab Nico.
"Tanah milik Keluarga Tedjasukmana akan menjadi milikku. Kalau Raka memang ingin menyelamatkan Raisa, ia harus memberikan tanahnya di pusat komersial," begitu mengatakannya, Aiden melihat Anya menghampirinya dengan senyum manis.
Sambil berjalan menghampiri mobil suaminya, Anya mengambil sampel parfum barunya dari tas dan menyemprotkannya pada tubuhnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com