"Syilla." Panggil Dhika sambil mengetuk pintu.
Cia masih nangis, sakit kali hati nggak ada yang ngerti perasaan dia. Kayak mana pun dia mau ikut lomba nyanyi itu, biar aja di remehin akan dia buktikan jika dia bisa. Dia mengusap kasar air matanya lalu keluar dari kamar mandi. Capek kali dengerin Dhika dari tadi manggil-manggil terus.
Gitu pintu di buka, Dhika langsung meluk gadis kecil itu. Hati Cia tersentuh, nangis lagi jadinya.
"Ya sudah, ikut lomba ya?" Dhika mengelus rambut Cia. Dia akan ikuti mau istrinya daripada dia yang kena imbasnya dengan di cuekin gadis ini lagi.
Gimana riuhnya hari itu nanti di pikirkan lagi, pikirnya.
Cia melerai pelukannya terus mendongak menatp Dhika, "serius ni? Jangan buat saya kayak bocah, di janjiin tapi nggak di tepatin."
Dia ngelap ingus di pyamanya, jorok kali emang si Cia ini. Dhika tidak ilfeel sedikit pun.
"Iya, sekarang ganti bajumu, kita makan di luar."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com