Ayub dan teman-temannya sedang bersembunyi di balik semak-semak. Kebetulan mereka bertiga bisa meniru suara berbagai jenis binatang. Apalagi mereka bisa menirukan suara musang. Mereka tahu Laila takut sama musang karena pernah Laila tidak mengajarkan ngaji selama seminggu karena demam tinggi.
"Apa nggak apa-apa? Nanti kalau kak Laila sakit lagi, gimana?" keluh Neni. Ia juga takut sama musang. Apalagi ketika mendengar Laila pernah digit dan membuatnya sakit.
"Lah, ini kan nggak menggigit. Kita hanya nakut-nakutin aja. Lagian kan dia nggak sendirian lagi," timpal Ayub. Ia kembali menirukan suara musang.
"Yasudah, kalau kak Laila sakit lagi, kamu yang bersalah," gerundel Neni. "Nur, kita pulang aja, yuk!" ajaknya pada adiknya.
"Iya, Mbak. Aku mau pulang," balas Nur. Ia menurut apa yang dikatakan oleh kakaknya. Ia pun sudah puas karena sudah makan cukup banyak buah-buahan.
"Kamu sih, Ayub. Karena kamu, Neni sama Nur, mau pulang," cetus Wawan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com