"Nih, mienya sudah matang!" ujar Veve ketika mie goreng untuk Ragil telah disediakan olehnya. "Tapi aku boleh makan dikit, yah! Aku masih lapar," goda Veve pada Ragil dengan mata berkedip.
"Cih! Kamu ini!" cibir Ragil. Ia merebut mie itu dan memakannya di depan Veve. "Kamu benaran masih lapar? Ini sudah habis makanan kuta, lho."
Veve mengelus perutnya sambil berharap ia mendapat sedikit lagi makanan untuknya. Ia paling tidak bisa kalau harus kekurangan makan seperti itu. Ragil pun mengingat pernah suatu kali Veve kurang makan dan pada akhirnya ia pingsan. Itu membuat hati Ragil luluh.
"Nih, aku suapin! Tapi kamu jangan banyak-banyak makannya! Aku juga perlu tenaga untuk bisa membawa mobil nanti," putus Ragil sambil menyodorkan mie itu pada Veve.
"Hehehe, gitu dong jadi cowok. Kalau kamu datang buat ngelamar aku, aku pasti langsung setuju kalau baik," kata Veve menggoda. Ia kemudian menerima suapan dari Ragil dengan senang hati.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com