Hilman terus memeluk tubuh Laila hingga pada akhirnya Laila yang terbangun pun tersedak. Membuat Hilman menghentikan pelukannya karena takut Laila tidak bisa bernafas.
"Kamu sudah bangun, Laila?" Hilman bangun dari tidurannya dan duduk. Ia menyingkap selimut yang menutupi Laila. Kemudian memijat tengkuk Laila.
"Uhuh!" Laila kembali tersedak. "Huh ... kenapa ini? Aku sulit nafas, Ya Allah ...." Laila melirik ke arah Hilman dan membuatnya kaget.
"Maaf, m maaf ... maafin aku, Laila." Hilman meminta maaf dan membantu Hilman untuk duduk. Setelahnya, Hilman memijat pundak Laila.
Laila merasa aneh dengan sikap Hilman. Ia merasa bersalah karena ia sampai ketiduran. Sementara Hilman pun sama. Ia merasa bersalah pada Laila karena mengira, Laila menunggu sampai lelah dan ketiduran.
"Maaf," ucap keduanya bersamaan. Tidak seperti sebelumnya, ketika Hilman pantang meminta maaf pada Laila. Sekarang mereka sama-sama merasa bersalah.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com