"Terima kasih, Pak Warso! Kalau begitu, kami berangkat dulu, yah!" pamit Hilman. Ia membuka pintu dan mempersilahkan istrinya masuk. "Silahkan, lady first," ujarnya.
"Makasih, Mas. Kamu kenapa senyum-senyum? Yang mau ketemu istri mudanya, lagi bahagia, nih? Hehehe," kekeh Eva menggoda. Walau masih ada air mata yang belum mengering.
Hilman memutari mobil itu dan masuk melalui pintu kemudi. Setelah masuk, barulah Hilman membalas istrinya dengan mencubit pinggangnya.
"Hehh, kamu mulai kepo, Sayang. Tentu aku bahagia! Aku bahagianya sekarang menjadi dobel. Bayangkan saja, kamu tiba-tiba diperlakukan baik oleh papa. Dan tentunya bertemu istri muda, ya aku sangat senang, lah, hehehe," kekehnya, tersenyum pada wanita di sebelahnya.
"Hemm ... iya, Mas. Hikss ... aku mau nangis dulu, Mas. Aku nggak bisa menahan bahagia ini, hiks!"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com