Sekar tidak tahu apa yang harus dia lakukan selain termenung memandangi kamar Gina yang sekarang sudah tidak akan dihuni anak itu lagi. Kamar dengan nuansa abu-abu ini sekilas terlihat suram dengan beberapa kalimat putus asa yang tertempel di bagian pojoknya. Sekar paham, Gina selalu menjadikan kamar ini sebagai pengekspresian dirinya. Dan tertekan adalah keadaan yang menggambarkan dia sekarang.
Ponsel berwarna biru masih ada d genggaman Sekar. Berkali-kali dia nyalakan benda itu hanya untuk melihat puluhan panggilan tak terjawab dari dirinya sendiri juga beberapa orang yang mungkin rekan kerjanya.
Anak itu betulan pergi. Pergi jauh entah ke mana. Dan tidak tahu kapan akan kembali. Mungkin jika luka di hatinya sudah sembuh? Tapi apa bisa sembuh?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com