Lima hari sudah Laras jalani tanpa adanya Panji. Laki-laki itu tak mengabarinya sama sekali. Bahkan hanya sekedar pesan singkat berupa peringatan untuk makanpun tidak ada. Bisa dibilang, pesan di mana Panji meminta Laras agar tidak tidur terlalu malam adalah pesan terakhir dari laki-laki itu.
Ada rasa rindu yang timbul di dada. Menggebu meminta untuk segera dilepaskan. Sebenarnya, bisa saja Laras menghubungi Panji terlebih dahulu. Mungkin menanyakan kabar atau menanyakan kapan pulang. Tapi, Laras takut jika Panji malah menanyakan jawaban Laras. Karena sejujurnya, Laras belum siap menjawab.
Lima hari ia gunakan untuk berpikir. Di mana-mana, bahkan seringkali dia mendapat teguran karena terlalu sering melamun. Pikirannya hanya satu, terima atau tidak.
"Telpon nggak, ya?" Laras masih mempertimbangkan baik-baik apakah ia harus menelpon Panji atau tidak. Ponsel sudah ia remas-remas sejak tadi. Namun jarinya tak kunjung berani mendial nomor Panji.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com