webnovel

Pengakuan Psikopat

Febi mempercepat langkahnya. Gadis itu berjalan menyusuri gang kecil dan gelap itu karena itu satu-satunya jalan menuju ke kostnya. Didengarnya suara seperti langkah kaki tapi samar-samar dan terasa jauh. Ia menoleh ke belakang dengan gerakan yang tiba-tiba...tidak ada siapapun. Perasaan apa ini? Seperti perasaan cemas bercampur takut dan kuatir yang tidak pada tempatnya. Sudah kesekian kalinya Febi merasa ada yang mengikutinya di belakang sepulang ia dari kampus. Gadis itu memutuskan cepat-cepat berlari sampai ke kost dan segera masuk ke kamarnya. Gang kecil itu begitu sepi, jauh dari kamar kost Febi. Seorang pria bertubuh tinggi berpundak lebar sedang berdiri setengah tertutup tembok, sedang memperhatikan Febi yang setengah panik masuk ke kost. Pengalaman menegangkan itu membawa kecurigaan Febi pada seorang psikopat yang berusaha menghancurkan hidupnya. Ian adalah seorang pria yang selalu tampil baik dan superior. Tapi Febi mengetahui dibalik penampilan primanya, Ian memiliki kejahatan-kejahatan yang terselubung. Hanya saja semakin Febi berusaha menghubungkan misteri-misteri yang dialaminya dengan Ian, semakin ia terjerembab dalam siasat dan tingkah laku Ian yang tidak normal. Ian yang menjadi tersangka penguntitan Febi akhirnya menjadi tersangka sebuah kasus pembunuhan yang terjadi di kampus mereka. Semua misteri yang terjadi terhubung pada sindrom psikopatisnya. Benarkah Ian yang melakukan tindakan kriminal itu?

Lei Locke · Adolescente
Classificações insuficientes
41 Chs

Semester Tiga: Superioritas Memudar

[Ian] _sudah sampai_

Pesan itu muncul di layar handphone Febi. Gadis itu membacanya dengan senyum yang lembut sambil terus berpikir bagaimana ia bisa memiliki relasi dengan seorang yang punya kecenderungan psikopat. Gadis itu membuka banyak sekali website-website yang memberikan informasi tentang psikopat. Febi masih tampak sibuk memandangi laptop di kamarnya hingga malam hari. Setelah bersiap-siap untuk tidur, sambil berbaring, gadis itu terngiang pengakuan Ian bahwa ia memiliki kecenderungan psikopat. Hal ini membuat Febi kuatir akan relasi mereka yang sepertinya semakin dekat. Apa yang akan terjadi berikutnya? Bukankah pikiran psikopat tidak bisa ditebak oleh orang normal? Febi terus berpikir hingga matanya mulai terasa berat. “Kak Ian…” gumamnya tak terasa gadis itu sudah tertidur.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com