Kini Rowena tengah berada di sebuah kamar yang sangat mewah. Setelah diantar kedalam sana oleh sekretaris Raja Scarka, ia langsung dimandikan oleh para pelayan. Setelah itu mereka berusaha merias Rowena secantik mungkin dan memakaikannya gaun malam yang sangat seksi. Mereka semua melakukan itu karena malam ini adalah malam pertama Rowena dengan sang Raja Scarka.
Rowena duduk dengan santai di ranjangnya sembari menunggu kedatangan Raja Scarka ke kamarnya. Selang beberapa menit, Raja Scarka pun memasuki kamar Rowena. Ia berjalan perlahan mendekati Rowena di ranjangnya sembari menanggalkan pakaiannya sendiri yang menempel di tubuhnya. Rowena terus menggoda pria itu dari kejauhan agar dia semakin tergoda dalam hawa nafsu.
Sesuai rencananya, pria itu semakin tertarik dengan Rowena. Ia mendorong Rowena ke ranjang lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Rowena. Ia mencoba untuk mencium bibir ranum Rowena. Melihat hal itu Rowena hanya bisa tersenyum puas karena yang dilakukan oleh Raja Scarka sekarang sangat sesuai dengan ekspetasinya.
Dengan cepat ia membuat Raja Scarka pingsan dengan sihir cahayanya. Selanjutnya ia memanipulasi pikiran Raja itu dengan sihir kegelapannya seolah-olah mereka berdua telah melewati malam yang panas bersama. Tak lupa ia menggores pergelangan tangannya lalu meneteskan darahnya di alas ranjang berwarna putih yang ditempatinya sekarang sehingga siapapun yang melihatnya akan percaya jika dirinya dengan Raja Scarka telah melewati malam pertama.
Keesokan paginya para pelayan masuk ke kamar Rowena untuk memandikannya dan merias wajahnya seperti kemarin malam. Selain itu mereka juga memakaikan Rowena gaun berwarna jingga yang bagian bawahnya agak mengembang. Selesai berpakaian Rowena langsung berjalan menuju ruang makan untuk sarapan dan meninggalkan Raja Scarka yang masih tertidur pulas di kamar Rowena.
Di hari itu Rowena mengelilingi istana Scarka dan berusaha menghafal seluk-beluk dari ruangan-ruangan yang ada di sana agar ia bisa melarikan diri dengan mudah saat kudeta mulai terjadi. Setelah selesai berkeliling, ia memutuskan untuk mencari wanita-wanita muda yang masih cantik dan mempunyai tubuh yang menggoda lalu mengirimnya ke kamar Raja Scarka untuk melayani Raja Scarka itu di malam hari. Ia terus menerus melakukan hal itu selama beberapa hari ke depannya.
Di hari kelima, Rowena pun mulai melancarkan aksinya. Ia pergi mencari Raja Scarka di ruang kerjanya dengan memakai gaun yang agak terbuka. Di dalam sana ia melihat Raja Scarka yang tengah sibuk menyelesaikan banyak laporan. Rowena langsung berjalan menghampirinya dan duduk di pangkuan Raja Scarka itu. Ia menggantungkan kedua tangannya di leher pria itu.
"Apa yang membuat selir kesayanganku ini mengunjungiku sekarang?" tanya Raja Scarka itu.
Rowena menggembungkan kedua pipinya dan berusaha bertingkah imut. "Yang Mulia, setelah beberapa hari disini aku mulai merasa kesulitan."
"Coba jelaskan apa yang membuat Cleatinku yang manis ini merasa kesulitan?"
"Uang yang menjadi bagianku sebagai selirmu sangatlah sedikit bahkan uang yang aku dapatkan saat menjadi adik kakakku lebih besar. Yang aku dengar dari para pelayan di sekitarku, katanya kita harus menghemat pengeluaran kita demi kesejahteraan rakyat. Apakah itu benar, sayang?" ujar Rowena.
Raja Scarka membelai rambut Rowena dengan lembut dan menjawab, "Ya, kau benar. Dari awal kami sebagai Raja yang akan memerintah Scarka diharuskan untuk menghemat demi kemakmuran rakyat kami. Itulah yang selalu dikatakan oleh para bangsawan tua disini, meskipun jujur saja aku sangat tidak setuju dengan hal itu."
"Aku juga setuju dengan dirimu. Menurutku kesejahteraan rakyat itu ditentukan dari kesejahteraan sang raja. Jika sang Raja bahagia maka dia pasti akan bisa memimpin pemerintahan yang membuat rakyat-rakyatnya merasa makmur"
Rowena menghela napas panjang dan mulai bergumam lagi. "Padahal jika uang bagianku lebih banyak aku pasti bisa mencari wanita yang sangat cantik untuk melayanimu. Sayang sekali uang bagian untukku sangatlah kecil. Tidak bisakah kita melanggar perkataan para bangsawan tua itu? Bukankah selama ini kau sudah cukup mengalah pada mereka?"
Raja Scarka nampaknya mulai terhasut oleh perkataan Rowena. Ia diam dan berpikir sejenak. "Kau benar juga. Aku akan memikirkannya nanti. Kau bisa kembali dulu ke kamarmu."
Rowena pun turun dari pangkuan Raja Scarka dan keluar dari ruang kerjanya dengan senyum kepuasan yang tergambarkan di wajah cantiknya itu. Sekarang yang harus dilakukannya adalah menunggu dengan sabar sampai umpannya ditarik oleh targetnya.
Keesokan harinya Rowena mendengar kabar dari para pelayan yang melayaninya kalau Raja Scarka telah mengeluarkan perintah untuk menaikkan pajak penduduk sebesar 30%. Selain itu ia juga mengeluarkan beberapa perintah yang sangat menguntungkan dirinya sendiri, dan pastinya merugikan para rakyatnya. Tentu saja Rowena sangat senang saat mendengar kabar itu karena umpannya telah berhasil dimakan oleh targetnya.
Hanya dalam satu hari saja setelah perintah itu dikeluarkan, sebagian besar rakyat Scarka membentuk kelompok besar untuk melakukan kudeta besar-besaran. Rowena tidak menyangka hasil yang didapatkannya akan secepat ini, sangat berbeda dengan yang direncanakannya. Meskipun begitu itu tidak menjadi masalah baginya, justru hal itu lebih bagus untuk dirinya.
Walaupun para rakyat sudah melakukan kudeta, Rowena masih tetap meminum teh dengan santai di rumah kaca. Saat keadaannya sudah sangat parah, ia akan segera kabur dari sana. Sekarang ia tinggal menunggu Pangeran Helios menyebarkan sugesti kalau Kekaisaran Sunverro akan memberikan kebebasan dan kemakmuran yang tiada tara jika Scarka mau menjadi Negera bagian Sunverro.
Setelah matahari sudah terbenam, Rowena pun kembali ke kamarnya untuk beristirahat sejenak. Selama ia berjalan menuju kamarnya, entah mengapa ia merasa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Rowena adalah wanita yang sangat teliti dan selalu berhati-hati dalam bertindak. Jadi, dia bergegas masuk ke kamarnya untuk memancing orang yang mengikutinya sedari tadi.
Di dalam kamarnya tiba-tiba ada yang menyemprotkan gas tidur yang bisa membuat seseorang yang menghidupkan menjadi tidak sadarkan diri selama beberapa jam. Menurut dugaan Rowena, orang yang melakukan hal itu adalah orang yang sama dengan yang mengikutinya terus-menerus sedari tadi. Ia dengan senang hati mengikuti skenario dari orang yang melakukan hal itu, ia pun pura-pura terkapar di lantai dan tidak sadarkan diri.
Beberapa menit kemudian, Rowena mendengar suara langkah kaki yang mulai mendekatinya. Dari derap kakinya, Rowena bisa tahu kalau orang yang sekarang berjalan mendekati tubuhnya yang terkapar di lantai adalah seorang pria. Pria itu pun mengangkat tubuh Rowena yang telah terkulai lemas.
Rowena menunggu waktu yang tepat untuk melumpuhkan pria itu. Ketika pria itu mulai mengangkatnya dan berjalan untuk keluar dari kamarnya, Rowena pun membuka kedua matanya dan menghajar pria itu mati-matian hingga dia terkapar di lantai dengan wajah yang babak-belur dan lebam-lebam di sekujur tubuhnya.
Rowena memperhatikan wajah pria itu dengan seksama. Setelah diperhatikan lebih lanjut ternyata laki-laki itu adalah...
Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius
Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!
Saya sudah memberi tag untuk buku ini, datang dan mendukung saya dengan pujian!
Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!