webnovel

Pelangi Sebelum Hujan

"Kania, dengarkan aku!! kalaupun kita tidak bisa bersatu di dunia, aku akan menunggumu di surga!!" Kania Wijaya. Gadis cantik pecinta pelangi, putri dari konglomerat ternama Surya Wijaya. Menjalani kehidupan yang mewah. Begitu juga dengan kedua sahabatnya Sonya dan Tania. Ketiga gadis cantik ini terlahir untuk menjadi pewaris perusahaan terkenal. Persahabatan mereka begitu kuat, tak ada satupun yang dapat memisahkan mereka. Akan tetapi roda berputar begitu cepat. Kania harus kehilangan semuanya. Keluarga, sahabat, hartanya, bahkan seseorang yang sangat dia cintai, yaitu Miko. Jeremico Leven, seorang pria berdarah Belanda, yang menjadi kapten basket di sekolah. Namun ketulusan cinta dari seseorang yang selama ini tak pernah ia anggap dan ia benci, William Agler menyelamatkan semuanya. Begitu banyak rintangan dan cobaan menerpanya. Akankah Kania bisa melewati perjalanan hidupnya?? Simak terus kisahnya di Pelangi Sebelum Hujan.

Rieshika · Adolescente
Classificações insuficientes
396 Chs

3. Pelangi Terindah

Tett...tett...

Jam pergantian pelajaran berbunyi. Dan sekarang adalah dua jam terakhir sebelum pulang, yaitu pelajaran olah raga. Kaniya, dan teman-teman sekelasnya bergegas ke toilet untuk berganti baju olahraga. Dan kebetulan sekali pelajaran olahraga diikuti oleh dua kelas, yaitu kelas Kaniya, dan kelas Miko. Semua murid berkumpul di lapangan basket, mereka mulai melakukan pemanasan dengan berlari kecil mengelilingi lapangan.

Setelah beberapa menit menerima materi, datanglah saat yang paling ditunggu-tunggu, yaitu pertandingan basket antar kelas. Sorak sorai penonton mulai membuat suasana gaduh. Miko segera mengambil posisinya sebagai kapten basket, sedangkan kapten basket tim kelas Kaniya adalah Willy. Mereka memang bersaing dari lama, karena Miko lebih tenar dari Willy, dan posisi kapten basket yang sebelumnya ada pada Willy, telah berpindah kepada Miko. Hal ini membuat dua pria tampan ini selalu bersaing untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Karena ini hanyalah pertandingan biasa antar kelas, tidak ada cheerleader yang bersorak memberi semangat, hanya teman-teman kelas saja yang memberi tepuk tangan.

"Ingat Mik, lu bakalan habis!!" Mata Wily menatap tajam ke arah Miko yang berada tepat di depannya.

"Jangan songong lu Wil, lihat aja elu yang bakalan kalah!!!. Apa taruhan lu kali ini??" Miko terlihat santai menanggapi tantangan Willy.

"Lihat cewek disana yang pake bando warna pink, Kaniya!!! Siapa yang menang di pertandingan ini, bakalan dapetin Kaniya!!"

Miko menoleh ke arah tiga wanita populer itu, tapi ia fokus mencari yang memakai bando berwarna pink, dan ternyata benar, ia adalah Kaniya, wanita yang belakangan ini selalu hadir dalam lamunannya.

"Oke, siapa takut!!! Kaniya pasti jadi milik gue!!." Terang Miko sembari melempar bola basketnya dan memantulkannya dengan lihai.

Ia mulai melewati lawan-lawannya yang menghadang lajunya. Satu persatu bola basket ia masukkan ke dalam ring.

"Miko, miko, miko, ayok miko" seruan itu terdengar makin ricuh.

Apalagi Tania, dia yang sedari dulu mengagumi Miko. Tapi apadaya Miko yang selalu acuh kepada wanita yang selalu ingin menggodanya.

"Eh Tan, lu kan sekelas sama Wily, harusnya lu belain Willy dong!!" Kata Keira sembari mendorong kecil tubuh Tania.

"Lu apa'an sih Kei, suka-suka gue dong, gue kan nge-fans sama Miko"

"Apa'an sih? Miko kan gebetan gue"  jawab Keira.

" Punya gue!!"

"Gue lah!!"

Mereka pun akhirnya terlibat aksi saling dorong. Semua murid yang tadinya fokus ke pertandingan, akhirnya beramai-ramai memisah pertengkaran Tania dan Keira. Sampai akhirnya pertandingan di menangkan oleh tim kelas Miko.

"Horee.... Miko menang!!!" Suara gemuruh siswa-siswi membuat ricuh suasana.

"Awas aja lu Mik, ini belum selesai!!" Ancam Willy ke Miko.

Miko dengan santai menatap wajah Willy yang kecewa, sesekali dia memalingkan pandangannya kepada gadis berparas cantik dengan bando pink di kepalanya.

Tiba-tiba langit yang tadinya cerah berubah jadi mendung, angin mulai berhembus sedikit kencang. Semua murid berlarian untuk berteduh. Tapi Miko tetap berdiri di tempatnya memandangi Kaniya yang enggan berteduh. Beberapa siswi berlari dan berebut untuk memayungi Miko. Kaniya membentangkan tangannya. Rintik hujan mulai turun, Kaniya memejamkan matanya dan mengangkat kepalanya ke atas sembari menikmati indahnya gerimis.  Miko dengan sigap mengambil salah satu payung dari siswi yang memayunginya, dan segera berlari ke arah Kaniya.

"Kaniya, kamu bisa sakit kalau hujan-hujanan seperti ini!" Terang Miko sembari memayungi Kaniya.

Kaniya membuka matanya, dan menatap ke arah Miko.

"Miko? Kamu ngapain?" Tanya Kaniya sembari tersenyum lembut.

"Mayungin kamu, biar nggak kehujanan!!" jawab Miko heran.

"Miko, Miko.... coba sini deh!!" pinta Kaniya sembari menarik payung yang dibawa Miko dan kemudian melepasnya. Payung itu pun terbang terbawa angin.

"Kan, kaniya kenapa kamu lepasin payungnya??"

"Coba deh ikutin aku. Kamu bentangkan tanganmu!! Angkat kepalamu ke atas, dan rasakan sensasi rintik hujan ini!!"

Miko pun melakukan apa yang di perintahkan Kaniya. Dia memejamkan matanya, mengangkat kepalanya ke atas, dan menikmati rintik hujan yang jatuh perlahan. Tanpa sadar Miko meraih tangan Kaniya, dan menggandengnya. Mereka membentangkan tangannya bersama dan bergandengan. Semua murid yang melihat mereka bersorak.

"Hhh....Kaniya mulai deh, kali ini dia punya temen yang mau diajakin ujan-ujanan" gumam Sonya.

"Mereka so sweet banget sih, bikin gue iri aja" kata Tania cemberut.

Willy yang melihat kemesraan mereka berdua merasa cemburu, ia mengepalkan tangannya tanda menahan rasa marah yang akan ia balaskan ke Miko suatu hari nanti.

"Sejak kapan kamu suka ujan-ujanan??"

"Sejak kecil, lebih tepatnya aku suka lihat pelangi, tapi aku lebih suka menikmati proses sebelum mendapatkan hasilnya"

Miko memandang Kaniya, sepertinya kali ini detak jantungnya sedang tidak beraturan. Dia mulai jatuh cinta pada gadis cantik yang ada di sebelahnya.

"Kan!!"

"Apa??"

"Buka matamu, pelanginya udah muncul??"

"Benarkah???"

Kaniya membuka matanya perlahan, dia melihat ke langit yang luas. Tampak warna warni mejikuhibiniu membentang menghiasi langit.

'Ini kali pertama aku melihat pelangi di temani pria lain selain kak Delon'

Tiba-tiba datang seseorang meraih tangan Kaniya dan memakaikan jaket dipundak Kaniya.

"Kaniya, ayo aku antar kamu pulang!! Bel pulang udah bunyi!"

"Willy?? sejak kapan kamu berani ngatur aku?"

"Sejak aku bikin perjanjian dengan kak Delon untuk menjagamu!!"

"Tunggu!! Kak Delon nggak pernah cerita soal ini"

"Aku jelaskan nanti sesampainya di rumahmu, ayok pergi sekarang!!"

Willy menarik tangan Kaniya dan mengajaknya pergi meninggalkan Miko yang masih mematung di tempatnya.

"Sial, kali ini Willy benar-benar mengambil start dariku!!" kata Miko marah.

Willy menatap tajam ke arah Miko dari kejauhan sembari menggandeng tangan Kaniya.  Sebenarnya Kaniya masih ingin berduaan dengan Miko. Entah kenapa ia juga merasakan hal yang berbeda saat berada di samping Miko.

Willy terus saja menatapi Kaniya yang kelihatan murung. Dia mengusap kepala Kaniya perlahan, dan mencoba menghiburnya.

"Kamu kenapa Kan??"

"Jangan sentuh aku!!" Kaniya dengan cetus menolak perhatian Willy kepadanya.

"Aku akan buat perjanjianmu dengan kak Delon batal"

"Kenapa Kan? Kamu nggak suka dengan semua ini? asal kamu tau Kan, dari dulu aku berusaha untuk selalu ada buat kamu, tapi kamu nggak pernah peduli sama aku!!"

"Aku, nggak pernah minta kamu buat peduli sama aku!!" Kaniya melepas genggaman Willy dan berlari menuju jalan raya.

"Taxi...!!" Kaniya menghentikan taxi dan pergi pulang.

"Kan, Kaniya, dengerin aku dulu!!" Willy mengejar Kaniya. Tapi semua sia-sia karena Kaniya sudah masuk ke dalam taxi dan berlalu.

Miko yang melihat hal ini sedikit lega. Dia menghampiri Willy dan berniat untuk mengejeknya.

"Hai bro, kita masih 1-0. Gue yakin Kaniya pasti nggak bakalan mau sama cowok arogan kayak elu" ejek Miko.

"Jangan sombong dulu lu, kita lihat aja nanti siapa yang bakalan bisa ngedapetin Kaniya" terang Willy sembari membuka pintu mobilnya dan berlalu dari Miko.