Kereta pun tiba di kota London pagi itu, sudah cukup lama aku tidak pergi ke sini. Ternyata sudah banyak yang berubah, aku dengar banyak pembangunan ketika perang dunia ke 2 kemarin setelah hancur di serang musuh. Kini banyak mobil berkeliaran di jalanan kota London dengan berbagai bentuk dan ukuran, begitu pun gaya fashion yang sudah berbeda, potongan rambut yang boleh pendek tidak lagi selalu panjang.
Sebenarnya juga terjadi di WoodChester, memang harus diakui disana selalu terlambat perkembangannya, bila dibanding dengan kota-kota lainnya termasuk kota London yang dinamis. Kami kemudian menuju hotel untuk menginap sementara sebelum akhirnya akan menuju kediaaman keluarga Frederich, pada pernikahan waktu yang lalu tidak semua keluarganya hadir hanya ayahnya dan bibinya saja sedang yang lain berhalangan hadir. terus terang aku belum pernah sebelumnya bertemu dengan kedua orang tua Frederich secara langsung kecuali ayahnya dan bibinya. Jadi pernikahaan ku ini terkesan mendadak.
Aku tidak memikirkan apakah keluarga besar Frederich sebenarnya menerimaku atau tidak. Setelah istirahat sebentar kami keluar untuk mencari makan siang dan jalan-jalan ke beberapa pusat pertokoan. Frederich sangat memanjakan Lauren ia tak segan membelikan barang mahal untuknya, aku baru tahu kalau dia punya beberapa perusahaan di luar negeri. Dia banyak berinvestasi diberbagai indrustri terutama perminyakan.
Aku pun baru tahu tentang hal ini, beberapa waktu lalu setelah menikah. Bagiku tidak apa-apa, keesokan harinya kami bertiga pergi berkunjung ke kediaman keluarga Frederich di pinggiran kota London. Rumahnya cukup besar, rupanya ada salah satu anggota keluarganya yang menikahi bangsawan dari Inggris dan tinggal di sini terlebih dahulu, ketika kerajaan Austria sedang goyah sebagian keluarga nya berpencar ke berbagai negara dan begitupun ketika perang dunia ke dua pecah.
Dari semuanya yang tersisa hanya sebagian kecil saja, semuanya memutuskan menjadi rakyat biasa karena situasi setelah perang cepat berubah. Austria pun sekarang menjadi negara demokrasi tidak lagi berbentuk kerajaan, darah dari kekaisaran Austria terbagi dua Jerman dan Honggaria.
----------------
Darah yang mengalir dari diri Frederich sebenarnya dari dua negara itu, yang tetrcampur dari kedua orang tuanya, dia anak ketiga dari empat bersaudara, dua laki-laki dan dua perempuan. semua sudah menikah termasuk Frederich sekarang. Keluarga besarnya sekarang menjadi kewarganegaraan Inggris sejak 10 tahun lalu.
Akhirnya kami bertiga bisa bertemu dengan keluarga Frederich, rumahnya hampir sama dengan para bangsawan atau orang kaya lainnya, ada debar dihatiku apa mereka akan menerimaku yang hanya seorang janda dan mempunyai anak, tapi Frederich meyakinkanku bahwa semua baik-baik saja. Aku percaya kepadanya.
Dan benar adanya, keluarga Frederich benar-benar menerimaku dengan baik, semua ingin tahu siapa perempuan yang sudah menaklukan anak lelaki mereka yang jarang berpacaran dan tidak pernah tertarik dengan perempuan. Aku tertegun sih, apa benar ?.Tapi menurut Frederich dia tidak suka wanita London yang angkuh dan terlalu mementingkan status kebangsawanan dan kekayaan mereka.
Mereka juga menerima Lauren putriku yang cantik, dan sempat terkejut ketika mereka tahu bahwa putriku itu sangat dekat dengan Frederich yang lagi-lagi yang mereka tahu tidak terlalu dekat dengan anak-anak, tapi bukan karena benci. Banyak sudah yang tidak ku ketahui sama sekali tentanb Frederich. Aku pun diajak makan malam bersama keluarga besar suamiku, mereka terkejut dengan status keluargaku ayah dan ibuku. Satu hal yang mengejutkan ternyata ibuku masih ada keturunan dengan kekaisaran Austria. Bisa disebut aku dan Frederich masih mempunyai kekeluargaan sebagai saudara jauh.
------------
Keesokan harinya Frederic membawaku kesebuah pesta undangan temannya, aku pun tidak keberatan dan Lauren pun juga diperbolehkan ikut, temannya itu adalah seorang bangsawan kaya. Frederik membawa mobil sendiri untuk membawa kami ke sana.
Rumahnya berbentuk kastil dari abad pertengahan, konon masih punya hubungan dengan ratu Inggris. Itu tak heran sih karena banyak yang seperti itu. Frederik memujiku katanya aku sangat sangat cantik luar biasa, anggun bagai seorang bangsawan dia membelikanku sebuah kalung bertahtakan batu ruby merah yang tampak cantik di leherku.
Ketika sampai kami disambut tuan rumah dan di ajak masuk, ternyata banyak tamu yang hadir, aku mengandeng lengan Frederic, memang terlihat agak aneh jalannya satu tangan yang lain memegang tongkat dan juga Lauren.
Tampa diduga aku melihat dua orang dari masa laluku hadir pula disini, yang pertama Jeff dia terlihat lebih dewasa dengan istrinya yang cantik dan juga dua anak mereka. Dan satu lagi Daniel yang juga sama terlihat lebih dewasa dan disebelahnya seseorang mirip Jeff dan itu Arthur dia terlihat tampan siapa pun perempuan akan terpesona, hanya saja raut wajahnya terlihat sedih.
Mereka semua tidak menyadari aku, mungkin karena aku juga sudah berubah menjadi lebih dewasa bukan lagi gadis tomboy seperti waktu dulu. Ketika Frederik sedang mengobrol aku selalu memperhatikan Arthur dan aku tertegun ada sesuatu yang dipakainya itu adalah bross pemberianku.
Dia sedang berdiri sendiri di taman belakang, aku mendekatinya dia terlihat termenung.
"Indah sekali malam ini ya ?" tanyaku dia terkejut dan melirikku.
"Eh iya madam !" jawabnya gugup, aku tersenyum dan menatapnya, dia benar-benar seperti Jeff waktu muda, rambut, mata semuanya. Tentu saja ada Daniel juga disana.
"Kenapa murung padahal ini pesta dan malam yang indah !" tanyaku lagi.
"Sepertinya kelihatan ya !" ujarnya pelan.
"Maaf anak muda, aku terlalu mencampuri urusanmu !" kataku tak enak hati.
"Tidak apa-apa madam, perkenalkan namaku Arthur !" sudah kuduga.
"Namaku Lady Isabella ! hmm ... apa masalah perempuan ?" tebakku, dia terkejut mukanya memerah.
"Iya madam !" astaga sikapnya juga sama dengan Jeff.
"Oh, kenapa di jodohkan ?" tanyaku lagi. Dia terdiam. Dasar kau Daniel !
"Iya betul !" jawabnya.
"Apa kamu sudah punya pacar ?" Dia menggeleng, aku menatapnya.
"Apakah kamu ... ?" aku tak melanjutkan pertanyaanku. Dia terlihat gugup.
"Bukan begitu, aku ... !" Dia terdiam, dadaku berdebar. mudah-mudahan ... hhmm, sudahlah kalau memang seperti itu juga tidak apa-apa aku akan menerimanya.
"Baiklah, Arthur lebih baik kamu terus terang kepada ayahmu ! dia pasti mengerti !" jawabku.
"Bukan ayahku tapi ibuku dan nenekku !" Arthur terdiam.
"Arthur ... !" ada seseorang yang memanggilnya, kami berdua berpaling dan itu Daniel. Daniel terkejut melihatku rupanya dia mengenalku.
"Ella ?" tanya tak percaya.
"Hallo Daniel sudah lama tidak bertemu !" jawabku. Arthur menatapku.
"Daniel, Arthur !" tiba-tiba seorang perempuan cantik tapi angkuh datang mendekar.
"Erika !" Ujar Daniel.
"Aku mencari kalian, ternyata disini !" perempuan iitu menatap tajam kepadaku.
"Isabell, ternyata kamu disini !" Frederic pun datang bersama Lauren, Daniel dan Erika terkejut.
"Frederic ?" tanya perempuan itu. Frederic bersikap biasa saja.
"Oh kamu, Erika !" jawab Frederic semua saling menatap wajah masing-masing.
"Oh iya perkenalkan ini istriku, Isabella !" Frederic menperkenalkan aku kepada Daniel dan Erika. "Dan yang ini putriku Lauren !" Frederic merangkul pundak Lauren, Daniel menatap Lauren yang mirip dirinya dan menatapku.
"Oh ini suamiku Daniel ! dan ini putra tiriku Arthur ! masih ada anak perempuanku yang lain tapi dia tidak ikut !" Erika memperkenalkan keluarganya dengan bangga.
Bersambung ....
Frederich atau Frederic sama saja penulisannya, yang satu bahasa Jerman dan lainnya bahasa Inggris.