webnovel

Owagaita

Itu adalah sepuluh tahun yang lalu, aku dan dia berkenalan di dunia Maya. Kami berada di grub sosial media yang sama yang bertujuan untuk mengembangkan kreativitas menulis. Kami berkenalan dengan singkat, tetapi kami melanjutkan hubungan di dunia Maya itu sampai tiga tahun lamanya, sampai aku kira aku mengenalnya dengan baik. Tentu kami tahu wajah satu sama lain lewat foto karena aku menolak untuk video call dan telepon. Aku sangat pemalu dan tidak punya tujuan hidup. Namun, dia membuatku merasa bersemangat kembali untuk menemukan tujuan hidup. Yah, aku pikir hubungan kami akan terus berlanjut selamanya, tetapi itu pikiran naif, hubungan kami terputus karena suatu alasan. Dunia setelah sepuluh tahun itu sangat berbeda, aku tidak menyangka ada teknologi super canggih yaitu super computer Herius yang dikembangkan pertama kali untuk uji coba game VR dari Soyeru Group Japan. Namun, aku tidak bisa menikmati game itu seperti orang-orang kaya yang mampu membeli bahkan alat VR Gear paling mahal. Aku tinggal di sebuah kontrakan kecil di pemukiman yang cukup kumuh di Kota Semarang, tentu saja kondisi saat ini sangat berbeda dari yang dulu, banyak pengembangan yang terjadi pada hampir seluruh wilayah Indonesia. Aku tidak akan membahas tentang politik karena hidupku sudah susah dengan bekerja seharian untuk mencukupi makan pada hari tersebut. Namun, aku sungguh-sungguh berharap ada keajaiban yang terjadi meski itu adalah khayalan semata. Namun, pada suatu hari saat aku diputus oleh pacarku dan ditendang keluar dari rumah kontrakan, aku tidak tahu apakah itu keberuntungan atau apa, seorang wanita yang sangat terkenal di dunia dengan nama akun Ruby Rose mendatangiku dan mengatakan sesuatu yang tidak terduga. "Teman, akhirnya aku bisa bertemu denganmu." Dan sejak itu hidupku berubah. ***

Miharu2Tachi · Urbano
Classificações insuficientes
7 Chs

7. Trainer Center

Tempat pelatihan tersembunyi di tengah Kota Ipwich, melewati gang-gang yang kumuh dan berada di lingkungan yang lumayan sempit.

Jika tempat itu mudah ditemukan maka pasti banyak pemain sudah ke sana, tetapi hanya mereka yang sudah melewati Quest perubahan kelas khusus yang mengetahui tempatnya.

Akan tetapi, aku berbeda, Len memberikan informasi tentang tempat itu secara gratis. Meskipun aku harus tetap berjaga-jaga karena tak ada yang gratis di dunia ini, terutama dalam perolehan informasi.

Trainer Center sangat unik, bangunannya dari luar terkesan sederhana dan tidak akan dilirik pemain biasa, tapi pemain yang memahami tentang Quest tersembunyi dari para beta-tester akan berbondong-bondong ke sana, jika mereka tahu letak tepatnya.

Len mengantarku ke Trainer Center, dia berkata bahwa dia lulus ujian Trainer Center sebagai Archer dan mendapatkan skill Archery khusus yang tentu saja tidak bisa dia beritahukan detailnya padaku.

Wajah seseorang dalam Osigna sama dengan kenyataan kecuali pemain merubahnya dengan equipment khusus pengubah wajah, menurutku pada tahap awal ini, yang memilikinya hanyalah ranker. Jadi, aku harus memperhatikan dengan cermat penampilan dan wajahnya serta mengingatnya dengan baik, dia klien yang harus kuselidiki.

[Pemain 'Len' mengirim permintaan pertemanan pada Anda, apakah Anda akan mengkonfirmasi?]

Sementara aku sibuk berpikir, Len melambaikan tangannya di depan wajahku sambil mengirimi permintaan pertemanan.

"Apa kau melamun? Itu tidak baik, memang sulit dipercaya bahwa ini adalah Trainer Center jika dilihat dari luar. Tapi, kau akan berubah pikiran setelah masuk ke dalam, ayo."

Sebelum itu, aku mengkonfirmasi sistem dengan memikirkan 'ya'.

Osigna memprioritaskan kenyamanan dan kerahasiaan pengguna, sehingga pemain dapat mengkonfirmasi sistem tanpa mengeluarkan suara, itu cukup dengan berpikir karena gelombang otak akan terbaca dengan sendirinya lewat VR-gear.

Sungguh, seperti namanya yang merupakan singkatan dari bahasa Latin untuk Ostendite Signa yang berarti standar yang sangat bagus atau juga berarti keajaiban. Osigna adalah penemuan terbesar dalam sejarah manusia, kecuali jika mesin waktu ditemukan.

Kami memasuki bangunan yang dari luar terlihat memiliki dua lantai. Akan tetapi, di dalam sangat lah luas dan besar. Banyak sekali orang-orangan sawah dari kayu dengan kertas tertempel, serta para pemain lain yang sibuk memukulinya dengan pedang kayu.

ini adalah lantai satu, Len mengajakku menuju lantai berikutnya, yaitu panahan. Target-target di tempatkan di sudut yang lumayan jauh, sementara pemain akan membidiknya dari jarak yang ditetapkan.

"Jadi, apakah kau tertarik untuk mempelajari Archery?"

Aku memikirkan tawaran Len yang murah hati. Menjadi Archer akan sangat membantuku dengan skill 'Oculus Aquilae', jika diartikan berarti mata elang yang terkenal dengan ketajamannya dalam memproyeksikan objek.

Namun, aku harus menimbang keterampilan yang lain juga, seperti Mage. Aku selalu mengagumi pemain Mage yang sangat hebat dalam casting sihir dan melemparkan musuh dalam bahaya dengan satu mantra, itu hebat.

"Aku akan memikirkannya, apakah ada pelatihan untuk skill Mage?"

Len memiringkan kepalanya sebentar sebelum menjawab.

"Trainer Center hanya untuk mempelajari skill pedang, panah, dan tombak. Sementara, untuk sihir, itu dari Quest perubahan kelas."

Sudah kuduga, aku mengharapkannya seperti itu. Namun, tidak sia-sia untuk mempelajari skill lain dan menetapkan Job yang berbeda. Di Trainer Center, aku bisa mendapatkan skill dari Job tertentu tanpa perubahan kelas atau penetapan Job, bukankah itu luar biasa? Jika aku bisa mempelajari semuanya... Tidak, tidak. Aku tidak boleh menghitung ayam sebelum menetas, itu buruk untuk hatiku.

"Terimakasih, Len. Apakah kau akan terus berada di kota ini?" tanyaku dengan mata penasaran.

Len mengangguk sambil tersenyum. Ngomong-ngomong, sudahkah aku mendeskripsikan penampilannya? Belum?

Yah, dia tampan, dengan rambut pirang dan mata biru yang jernih. Dia pasti orang Eropa berdasarkan tubuh tinggi, rahang persegi, hidung mancung, dan sifat yang menyenangkan.

Kami tidak khawatir tentang komunikasi karena Osigna menanamkan sistem bahasa Universal sehingga semua pemain secara alami akan melafalkan bahasa itu, sistem Osigna juga dikembangkan dalam kenyataan, yang kutahu adalah alat penerjemah.

Teknologi benar-benar luar biasa, penemuan dunia game yang bisa dinikmati seperti kenyataan, serta alat-alat yang semakin canggih.

"Felicia, jika kau sudah selesai dalam pelatihan, kau bisa menghubungiku," sarannya.

"Sungguh? Terimakasih sekali lagi."

Len mengibaskan tangannya seolah itu bukan apa-apa lalu pergi meninggalkanku di lantai dua.

Masih ada satu lantai lagi, yaitu pelatihan skill tombak. Itu menarik, tapi pertama aku akan mempelajari skill pedang. Dalam informasi yang kucari tentang skill paling mudah untuk dipelajari adalah skill pedang, lagipula aku seorang pembaca novel VR MMORPG yang sangat akrab dengan detail penggunaannya. Membaca dan mempraktikkan memang berbeda, tapi teori adalah landasan untuk praktek.

Aku menuju lantai satu, ada sekitar 25 orang-orangan sawah dan ditempatkan di sepanjang dinding bangunan, instruktur lantai satu yang merupakan NPC mengawasi pemain yang berlatih dengan tajam. NPC itu sepertinya cukup galak, aku harus berhati-hati.

Aku menuju ke arahnya untuk mendaftar pelatihan pedang.

"Permisi, tuan. Saya ingin mendaftar dalam pelatihan pedang," ucapku dengan sopan.

Dia seorang pria yang terlihat berusia pertengahan abad, ada bekas luka di sisi kiri wajahnya, dan tatapannya sangat tajam.

Dia memeriksaku lalu menunjuk pedang kayu yang disiapkan untuk para pemain.

"Biaya pelatihan adalah 6 Aeris."

Aku mengangguk dan mengeluarkan koin dengan lambang kuil berwarna tembaga, pemula mendapatkan pasokan awal 15 Aeris. Menurutku ini adalah investasi yang menguntungkan demi mendapatkan skill yang berguna.

Aku mengambil salah satu pedang kayu, itu berat. Tentu saja, karena Strength-ku hanya 10 poin, juga dalam kenyataan aku kurang berolahraga. Aku harus berolahraga mulai sekarang, itu penting untuk membangun yayasan tubuh yang kuat dan sehat, sehingga aku bisa fokus pada misi.

Mungkin jika harus disebutkan berapa beratnya, itu setara dengan mengangkat gas LPG, beberapa daerah masih menggunakannya, meskipun sekarang ada kompor listrik dari teknologi Tidal dan Panel Surya. Indonesia saat ini sudah mengaplikasikan pembangkit listrik dengan memanfaatkan garis pantai yang sangat luas, sehingga menambah kesejahteraan warga.

Aku mengayunkannya sekuat tenaga ke boneka kayu di depanku.

Tak!

Dampaknya menyakitkan, tapi demi tujuan, aku harus bertahan. Aku terus melakukannya sambil mengingat isi kesepakatan itu. Mengabaikan rasa sakit, ayunan pedang terus berlanjut sampai staminaku habis.

Aku memeriksa jam kenyataan dan Osigna, sudah larut malam di kenyataan, sementara Osigna masih siang. Perbedaan jamnya sekitar 10 jam. Teori relativitas khusus diaplikasikan dalam game ini.

Sudah tiga jam aku bermain, tidak terasa waktu mengalir begitu cepat. Sekarang sudah jam 11 malam, sementara dalam Osigna adalah jam 1 siang. Standar waktu Osigna berdasarkan Greenwich.

Aku logout dan disambut flat apartemen yang baru kutinggali.

***

Maafkan aku karena hiatus lama, sebenarnya aku sedang fokus menulis fanfic orv, jadi gak sempat melanjutkan novel ini. Mulai sekarang aku akan berusaha menulis lebih banyak untuk kedua novelku. Terimakasih sudah membaca, dan bila tidak keberatan, mohon beri komentar atau ulasan. ☺️ Selamat membaca~

Miharu2Tachicreators' thoughts