Bastian mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi menembus malam,rasa dingin menusuk hingga tulang tak mampu mendinginkan dadanya yang terbakar rasa marah dan kecewa.Hatinya begitu terasa sakit bagai di tusuk sembilu.Air mata yang ia tahan supaya tak jatuh akhirnya tak mampu ia bendung lagi.Untuk pertama kalinya Bastian menitikkan air mata karena rasa kecewa dengan seseorang.
Siapapun pasti pernah menangis,entah itu saat dewasa atau saat masih anak-anak.Begitupun dengan Bastian dia juga dulu menangis saat masih kecil.Namun menangis karena urusan cinta ini untuk pertama kalinya buat Bastian.
Bastian semakin menambah kecepatan laju motornya,semakin menjauh dari apartemen Radit.Dia tak tahu harus pergi kemana di tengah malam begini,yang penting pergi menjauh dari pria itu.Ia tak mau melihat pria itu.Pria yang mengacaukan hidupnya membuatnya terbang tinggi ke langit,lalu dalam sekejap menghempaskannya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com