webnovel

My School is a Dangerous Dungeon

"Manusia tidak akan pernah bisa berubah, tidak sampai dia harus menguliti dirinya sendiri dan melepaskan secara paksa." Ash adalah seorang laki-laki yang tidak memiliki hasrat akan kehidupan. hingga dia mendapati sebuah aksiden dan dipaksa untuk memilih.

Rakaaa · Fantasia
Classificações insuficientes
7 Chs

4

Hei apa yang kau lakukan, hujan-hujanan disana?

Laki-laki yang tidak dikenal datang dari antah berantah, dia adalah pria berkacamata yang sedang berdiri membawa payung. Ash tanpa bergeming sedikitpun, dia tidak menunjakan ketertarikannya dengan kehadiran orang itu, namun laki-laki itu segera mendapatkan perhatian Ash, karena laki-laki itu terlihat sama dengan yang dia lihat di depan gerbang sekolah.

Kau? Bukannya kau laki-laki yang menatap dengan tajam tadi kan? Apa maumu? Menyingkir dariku, wajahmu memuakkan.

Apa yang kau bicarakan? Aku disuruh kepala sekolah untuk membimbing murid baru ke kamarmu.

Lalu mengapa kau melihatku dengan tajam tadi? kau suka cari gara-gara ya.

Mataku rabun, bodoh. Kau terlalu cepat mengambil kesimpulan.

Mendengar itu, Ash tertawa. Dia tidak menyangka ekpresi yang dia lihat tadi pagi adalah ekspresi orang yang sedang kesulitan melihat. Orang yang sedang diledek Ash bernama Rey. Dia adalah murid seumuran denga Ash. dia terlihat tidak senang dengan lelucon yang Ash lontarkan.

Tiba-tiba Rey mendekati Ash dan melemparkan sebuah payung kepadanya.

Ikuti aku, kita ke asrama sekarang!

Sambil terkekeh, Ash mengikuti kemana laki-laki ini membawanya.

Jadi darimana kau tahu aku di terima di sekolah ini? aku melihatmu dari tadi sudah bersiap di tangga.

Sudah kubilang itu dari kepala sekolah beberapa hari sebelumnya. Sebenarnya aku juga kaget mendengar kabar akan ada murid pindahan. Bahkan ada rumor-rumor tertentu sebelumnya?

Rey terlihat sedikit berbisik-bisik mengatakan hal yang terakhir pada Ash. Ash menatapnya dengan curiga.

Lupakan apa yang kukatakan! Bukan masalah penting.

Perjalanan menuju asrama bukanlah perjalanan yang jauh. Hanya saja jalanan setapak yang menyusuri kedalaman hutan yang menjadi kesulitan. Bagi beberapa orang ini mungkin bagaikan mimpi buruk, jika mereka tiba-tiba mendapati diri mereka bertemu dengan makhluk buas.

Ditengah perjalanan Ash terlihat berhenti sesaat dan melihat ke belakang, dia merasakan sesuatu dibelakangnya. Sementara Rey terus berjalan dan dia terlihat melangkahkan kakinya lebih cepat dan akhirnya dia berlari dengan kencang meninggalkan Ash sendirian. Ash hanya bisa melihat dari belakang, dia sudah sangat kelelahan dengan perjalanan dan pertemuan sebelumnya. Namun, tetap saja, bunyi mengarah ke hutan mengusiknya. Rasa lelahnya mengalahkan rasa ingin tahunya, pada akhirnya dia berjalan menyusuri jalan setapak yang mengarah ke asrama.

Di depan asrama, Rey menunggunya dengan nafas terengah-engah.

Hey, kenapa kau lari meninggalkanku tadi?

Itu tempat angker, kata rey dengan wajah ketakutan.

Dasar pengecut, siang-siang bolong begini, kau masih saja takut

Kau berani mengatakan seperti itu, karena kau tidak melihat apa yang kulihat. Dulu sewaktu aku pulang sendirian aku melihat bayangan besar. Di daerah situ.

Ketakutanmu tak berarti sama sekali, Cepat antar aku ke kamarku. Aku ingin beristirahat.

Rey memasang wajah sebal dengan kata-kata Ash

Kau memang busuk.

mereka akhirnya masuk ke bangunan asrama, tidak seperti sekolah atau bangunan lain yang kulihat, asrama yang di tempati Ash benar-benar bangunan tua, tanpa ada sentuhan perbaikan dan modifikasi. Namun, bangunan tampak kokoh dengan pintu gerbang masuk yang besar.

Rey terlihat mengetuk-ngetuk pintu asrama, beberapa waktu kemudian seseorang membukakan gerbang itu. Terlihat sosok lelaki muda dari balik pintu mendekati mereka berdua.

Jam berapa sekarang, berani-beraninya kau kembali ke asrama pada jam sekolah.

Ditengah teriakannya pada ash dan Rey, dia tiba-tiba terperanjat

Jad kau murid baru itu? sudah kuduga. Pakaian yang bagus memang ciri anak baru. Kau tampak berkeringat, kecuali kau mengikuti orang penakut yang satu ini.

Laki-laki itu menunjuk Rey.

Apa-apaan itu, augus. Jangan buat namaku buruk dihadapan orang baru.

Kau tidak perlu khawatir. Cepat atau lambat dia juga akan menyadari bahwa kau orang paling penakut.

Well, dimana barang-barangmu, bro? Apa kau lupa membawanya?

Kupikir barangku sudah diantar di asrama. Orang tua bernama edi, katanya akan mengatar ke asrama. Apa kau tahu, dimana aku bisa mengambil barang-barangku?

Kau tak perlu cemas, hari ini barang-barangmu akan diperiksa. Besok kau bisa menemui barang-barangmu

Tunggu, pemeriksaan? Apa maksudmu.

Itu termasuk aturan disekolah ini, setiap murid baru barang-barangnya akan diperiksa. Kau tahu kan, dilarang membawa alat komunikasi, narkoba dan sejenisnya. Si tua edi, tidak akan mengambil barangmu, kau bisa pegang kata-kataku.

Kalau begitu, Rey silakan antar orang baru ini ke kamarnya. Dia pasti sudah sangat kelelahan. Dia juga sangat bau.

Sahut laki-laki bernama augus itu.

Setelah laki-laki bernama Augus itu pergi. tidak ada sedikitpun suara, selain langkah kaki dan suara nafas Ash dan Rey. Asrama ini benar-benar kosong, tidak ada tanda kehidupan di dalamnya. Melihat ini, Ash menjadi sedikiti bernostalgia dengan kehidupannya di kota yang penuh dengan hiruk-pikuk, tanpa keheningan. Hal itu membuat Ash menjadi sedikit kesepian.

Namun, Ash masih sedikit lega, karena orang yang membimbingnya terus mengoceh di dalam perjalanan menuju kamarnya. Dia memperkenalkan ruang demi ruang dan beberapa nama orang siswa yang dia kenal.

Apa yang membawamu ke sekolah ini, Ash? kau tahu agak sedikit ganjil sebenarnya orang-orang memilih untuk bersekolah di tengah hutan seperti ini, kecuali kau memang orang yang sedikit aneh.

Berarti kau aneh ya?

Bukan itu, maksudku. Kebanyakan orang yang telah bersekolah disini sudah ada semenjak smp. Sedangkan kau yang telah merasakan kenikmatan sekolah di kota kenapa kau mengorbankan hal yang menyenangkan seperti itu.

Kini Rey menatap Ash dengan tatapan yang berbeda; keras, menusuk, seolah-olah dia berspekulasi yang tidak-tidak tentang Ash. Ash yang melihat matanya tidak punya banyak pilihan. Dia memilih untuk mengatakan yang sebenarnya agak dia tidak penasaran.

Itu karena aku tidak punya pilihan lain. aku adalah murid nakal sebelumnya, jadi kakakku berusaha menertibkanku.

Syukurlah kalau begitu, kupikir kau semacam narapidana atau mantan pembunuh. Bulu kudukku langsung merinding memikirkan hal itu.

Astaga, otakmu benar-benar telah teracuni dengan khayalan bodoh.

Kamar yang di sediakan untuk Ash terlihat cukup kosong. Hanya berisi empat ranjang didalamnya, salah satunya digunakan Rey. Meskipun begitu kamar ini hanya berisi dua orang sebelum Ash datang.

Rey menunjuk beberapa perabotan di dalam kamar serta aturan-aturan yang harus ditaati oleh Ash.Mendengar hal itu, Ash hanya merespon dengan mengangguk-angguk. Setelah Rey menyelesaikan tugasnya, dia pun pergi meninggalkan ash sendirian untuk kembali ke sekolah. Sementara ash berjalan menghampiri kasurnya, tanpa banyak basa-basi dia langsung tertidur.