6 5

Keesokan harinya dia terbangun kesiangan, dia mendapati jam telah menunjukan pukul sembilan pagi. Melihat hal itu dia terkejut, sementara dia tidak melihat satu pun teman kamarnya. Dia tidak menyangka, tidak ada satupun yang akan membangunkannya. Dengan wajah cemberut, dia segera melompat dari tempat tidurnya tanpa persiapan apapun karena barangnya belum berada di kamarnya. Dia pun meluncur keluar dari kamarnya dengan terburu-buru.

Diluar kamarnya, Ash tidak mendapati eksistensi satu pun murid. Asrama benar-benar telah kosong. Dia sadar dia telah jauh terlambat di hari pertamanya sekolah. gambaran wajah kakaknya tiba-tiba terlintas dipikirannya, menyebabkan perasaan takut dan cemas.

Namun, terlihat seseorang di depannya berjalan menuruni tanggal. Dia tidak memakai seragam sekolah.

Hei, apa kau terlambat juga? Sapa Ash

Tidak mungkin, Mr. Hide sedang tidak ada. Jadi aku memilih untuk pulang. Tunggu, siapa kau? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya. Kau pasti pencuri?

Jangan sembarangan, bicara! Aku murid baru disini. Dan aku bangun kesiangan.

Murid baru? Wow, salam kenal. Tapi sunggul malangnya kau. Sekolah ini benar-benar ketat dalam kedisplinan. Sebaiknya kau bersiap-siap untuk dihukum oleh bu Nicolle. Dia terlihat sedang tidak mood dari tadi pagi.

Apaa!!!! Bagaimana caraku lolos? Kau tahu jalan rahasia, agar tidak ketahuan?

Sebenarnya aku tidak mau mengajarkan sesuatu yang buruk, tapi lebih kau tidak berangkat sekalian. Itu akan menyelematkanmu.

Tidak mungkin, Aku mungkin akan dikeluarkan bila melakukan pelanggaran.

Kondisimu cukup sulit,ya! Kalau begitu langsung masuk saja. para guru sedang sangat sibuk belakangan ini. kemungkinan gerbang sekarang tidak ada penjagaan.

Benarkah? Kalau begitu aku lebih baik segera berangkat.

Mendengar adanya harapan, Ash segera berlari menuju sekolah. dia bahkan tidak mengindahkan apapun disekitarnya. Dia terus melangkah sampai-sampai dia tidak menyadari bahwa dia telah tersesat.

Ash benar-benar telah kehilangan arah. Dia tidak mendapati apapun selain pepohonan disekitarnya. Hutan ini benar-benar memberikan kesan aneh, sebuah labirin yang hidup. Dia terus berjalan-jalan untuk menemukan jalan keluar, namun pada akhirnya dia tidak menemukan satupun.

Apa yang sedang kau lakukan, murid baru?

Augus dan wanita paruh baya tiba-tiba muncul dihadapan Ash.

Aku tersesat ketika ingin berangkat sekolah.

Kau sungguh ceroboh. Kau bisa saja masuk lembah dan terjatuh ke jurang, kalau kau terus meneruskan perjalanan. Kalau begitu, ikuti kami, kita satu arah.

Siapa orang dibelakangmu?

Oh wanita ini merupakan warga desa sepertiku. Dia bekerja di sebagai penyedia makanan untuk para siswa.

Halo, kau pasti anak baru ya, kau cukup terkenal dikalangan staf sekolah. namaku Sofi.

Wanita itu memperpendek jaraknya dan menyalami Ash.

Ya salam kenal nyonya, saya sangat menunggu makanan-makanan enak dari tangan anda.

Mendengar itu, wanita ini tersenyum. Dia lalu memberikan sebungkus makanan dari tasnya kepada Ash.

Untukku? Terima kasih anda sangat baik.

sahut Ash dengan senang mendapatkan makanan.

Mereka bertiga pun melanjutkan perjalanan menuju sekolah. Ash hanya mengikuti dari belakang. Dia memperhatikan setiap tanda, agar dia tidak tersesat lagi di waktu yang akan datang.

Akademi aeon pada dasarnya tidak berdiri sendiri. ada pedesaan yang membantu menyediakan kebutuhan pokok bagi kelangsungan kehidupan siswa-siswanya. Beberapa penduduk lokal juga bekerja disini sebagai staf tambahan, Augus dan bu sofi adalah salah satunya, selain itu ada seseorang lagi penjaga bernama sigit yang bekerja, namun hanya pak sigit lah yang telah bekerja sejak lama, keluarganya telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan sejarah berdirinya sekolah.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Mereka bertiga akhirnya sampai disekolah. Namun, Ash tiba-tiba mendadak menjadi cemas. Di depan pintu masuk sekolah, dia melihat kakaknya sedang berdiri. Wajahnya menjadi pucat. Dia pun memilih sembunyi di belakang bu sofi.

Bu Nicolle yang menyadari keberadaan Ash, dia pun mendekatinya. Dia melihat Ash bersama para staf sekolah.

Hei, apa yang kau pikirkan dihari pertamamu? Berani-beraninya kau membolos!

Maaf, aku benar-benar lupa jalan. Jadi aku tersesat!

Banyak alasan. Berdiri disini biar kuhukum kau.

Ash menciut melihat tatapan tajam bu Nicolle.

Maaf sebelumnya, bu nicolle. Saya pikir perkataanya benar, dia telah tersesat dan kami temukan dia mematung di hutan.

Ash sedikit terkejut, tidak menyangka, bahwa seorang yang baru dikenalnya akan membelanya.

Kau tak perlu membelanya, Sofi. Seseorang yang tidak berguna sepertinya tetap harus dihukum.

Ash yang berusaha membantu sofi, namun suaranya tenggelam dalam suara kedua wanita ini. sementara augus hanya melihat seakan tidak peduli.

Tunggu, bukankah dia murid baru, seharusnya aku tidak perlu terlalu keras padanya. Kau juga pernah mengalami hal yang serupa kan? Sofi menatap dengan sedih.

Nicolle menghembuskan nafasnya pertanda tidak setuju, sekilas dia bernostalgia dengan kehidupan remajanya namun, pada akhirnya Nicolle menjadi melunak mendengar Sofi. Dia tidak lagi punya semangat untuk berdebat. Melihat hal itu, Ash menjadi sumringah. Dia tidak menyangka kakaknya akan menyerah dalam menghukumnya.

Baiklah, sebaiknya kau tidak melakukan hal yang sama besok atau kau tidak akan melihat matahari terbit disekolah ini lagi.

Baik! saya akan mengingatnya.

Augus antar dia ke tempat pak edi untuk mengambil seragam dan barang-barangnya.

Jangan seenaknya memerintah. Aku ada urusan dengan kepala sekolah.

Kepala sekolah sedang sibuk sekarang. Jadi tolong antar murid nakal satu ini.

Cihh! Terserahlah.

Mereka pun berpisah setelah mendengar perintah bu Nicolle, namun terlihat jelas ekspresi resah di antara kedua wanita itu ketika mereka sedang bicara. Ash melihatnya sekilas dari kejauhan, dia tidak mengambil pusing situasi apa yang sedang terjadi.

Augus membawa Ash kembali masuk ke hutan. Namun, hutan yang Ash masuki tidaklah seseram hutan tempat dimana dia tersesat. Disini lebih indah dan pepohonannya memiliki jarak, ditambah ada jalan setapak yang memberikan arahan yang jelas.

Akademi aeon memiliki berbagai kawasan hutan. Tempat Ash tersesat adalah kawasan hutan yang dilarang untuk didatangi, karena bagitu dekat dengan jurang dan kawasan hutan gelap, tempat dimana satwa-satwa liar masih tinggal dan dilindungi.

Mereka berdua sekarang sedang berada kawasan hutan yang sekolah naungi. Meskipun tidak berbahaya tetap saja ada larangan yang terpasang.

Apakah kau kenal dengan nicolle?

Ya, dia kakakku? Kenapa?

Kau adikknya?? Wow, sebuah berkah dari langit. Mulai sekarang panggil aku kalau kau butuh bantuan kapan pun.

Augus mengatakannya sambil merangkul Ash. namun, ash tidak peduli sedikitpun.

Ash sejak dulu adalah laki-laki penyendiri. Dia tidak peduli orang akan membantunya atau tidak. dia sudah terbiasa dengan kesendirian. Dia sudah menyaksikan berbagai macam manusia di berbagai tempat, kata-kata indah yang dilontarkan padanya tidak lebih dari abu dari kertas yang terbakar, yang berterbangan dan tidak menyisakan satupun.

Sesampainya di tempat pak edi. Orang tua itu sedang memotong kayu bakar di halaman depan rumahnya. Melihatnya Ash sedikit terkesan dengan gerakan tangannya yang lincah dapat dengan mudahnya memotong kayu yang sangat tebal dengan sebilah kapak ditangan. Sebuah pemandangan yang tidak pernah dia dapatkan di perkotaan.

Apa kalian lakukan disini? Bukannya seharusnya kalian sekolah.

Ash mendadak panik dengan tatapan tiba-tiba pak edi. Namun pak edi tersenyum melihat reaksi Ash yang ketakutan. Augus hanya menatap pak edi tanpa ekspresi.

Dia ingin mengambil barangnya dan seragam sekolah, kuharap kau sudah menyiapkannya!

Rupanya kau augus! Jarang melihatmu bergaul dengan para murid. Perubahan macam apa yang sedang kau alami!

Berisik, kau pak tua!

Kalau begitu masuk dulu, biar kepersiapkan barang-barangnya dulu.

Pak edi mendorong kursi kehadapan Ash, terdengar suara derit kuris yang bergesekan dengan lantai. Augus terlihat tidak nyaman dengan suara itu, namun dia tetap menjaga imagenya yang tenang.

Ash tidak pernah membayangkan akan ada seorang yang tinggal di tengah hutan. Rumah yang terkesan sederhana dengan banyak foto hasil berburu dan kepala hewan bertanduk yang terlihat seperti rusa. Peralatan-peralatan dari kayu tampak seperti buatan sendiri. Sementara pak edi terlihat mengangkat koper Ash ke atas meja. Dia juga menaruh seragam yang kelak akan dipakai.

Kau benar-benar membawa barang-barang yang aneh, Ash! aku tidak menyangka kau membawa kondom kesini.

Kondom?? Teriak augus kaget. Apa kau benar-benar adik nicolle? Kau sangat bertolak belakang dengannya.

Ya aku membawanya untuk berjaga-jaga. Itu hal yang biasa di tempatku, terlebih lagi aku membeli itu beberapa tahun yang lalu.

Aku tidak menyangka, di kota ternyata semengerikan itu ya? Beruntungnya aku tinggal di desa. Sahut Augus

Kau harus berpetualang augus. Hidupmu tidak akan bermakna kalau kau hanya tinggal disini saja. dunia adalah tempat yang indah sekaligus mengerikan. Tapi kau harus mengalaminya sendiri untuk mengambil hikmahnya.

Kau tampak seperti seseorang traveller. Sahut Ash

Itu cerita lama. Sangat lama. Jawab pak edi dengan pelan.

Bukankah itu foto kepala sekolah? dia terlihat sangat berbeda ya.

Ash menunjuk sebuah foto secara random yang berada dihadapannya.

Kau bisa menebak dengan tepat. Dia telah banyak berubah. Bahkan aku yang telah bekerja bertahun-tahun pun takjub dengan perubahan tuan William.

Lalu siapa yang ada disebelahnya? Mereka berdua terlihat akrab.

Itu tuan Matthew, dia merupakan ketua yayasan dari sekolah ini, sebelum dia pergi.

Apa kalian masih memiliki waktu senggang? Kalau aku akan mengurus para ternak setelah ini.

Pak tua itu secara halus mengusir para tamunya. Ash yang menyadarinya memutuskan untuk berdiri dari kursi yang dia pakai.

Hey, augus. Apakah aku langsung kembali ke sekolah, atau kembali ke asrama saja. tanya Ash

Sekolah!!! kau harus kembali ke sekolah atau kau akan mendapat hal yang buruk dari Nicolle!

Benar juga!

Ash tampak mengagguk mendengar alasan dari Augus.

Akhirnya mereka berdua meninggalkan tempat kediaman pak edi. Laki-laki tua itu terlihat melambaikan tangannya dengan senyum yang sangat lebar masih terlihat dari kejauhan. Sementara Ash telah memakai seragam barunya yang serba hitam, meskipun terlihat aneh itu terlihat cocok dengan perawakannya. Dengan percaya diri laki-laki itu pun berlari menembus angin.

avataravatar
Next chapter