30.
Sorot mata keduanya terlihat sama-sama dingin, menyatu dan terkunci hingga sulit terlepas. Teman-teman di sisi mereka bagaikan angin yang berhembus dan tak berwujud.
Baik Arasha maupun Arland kini seolah terikat oleh benang merah yang tak nampak. Keduanya saling pandang dengan sorot tajam yang menusuk.
"Gue tanya sama lo, Arland! Gue berbuat salah apa sampai lo gak mau ngomong sama gue?!" Desis Arasha.
Gadis itu penuh keberanian. Dia cenderung mengungkapkan semuanya secara jelas dibandingkan memendamnya. Arasha tidak ingin menimbun masalah hingga berlarut-larut.
Dia mungkin mampu memendam perasannya bertahun-tahun, namun tidak dengan rasa kesalnya pada seseorang. Arasha tidak bisa berdiam dan menahannya barang untuk sedetikpun.
"Hak gue 'kan, buat gak ngomong sama lo." Sinis Arland.
Arland akan tetap seperti ini. Entah berapa kali Arasha mendesaknya untuk meminta sebuah penjelasan, Arland akan tetap seperti ini. Dia tidak akan memberitahu Arasha alasan yang sesungguhnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com