webnovel

My Psycho Husband (Indo)

Bagaimana jika suatu pagi anda terbangun ditempat yang asing ,ditambah lagi pengakuan seorang lelaki kejam yang mengklaim bahwa kau adalah istrinya? Farsya, wanita itu dikekang dibawah kuasa lelaki arogan yang sangat jahat. Memperlakukan dirinya dengan kasar, bukan lagi menjadi hal asing dihidup Farsya.

laisastory · Adolescente
Classificações insuficientes
14 Chs

Kemarahan

Farsya tampak menatap ruangan ini dengan teliti, sedang David memandang Farsya dalam.

"Bagaimana bisa ruangan ini penuh dengan gambar ku." Ucap nya beranalog dengan pelan. Bukan berbicara dengan David, karena dia tahu kalau David tidak akan menjawab pertanyaan nya.

"Ini ruang kerja mu, bukan?"

"Ya, seluruh ruangan ini adalah milik ku."

Farsya mencibir dalam hati. 'Sombong sekali manusia ini.'

"Lalu kenapa ruangan ini di penuhi gambar ku? Kenapa tidak gambar muka mu saja."

"Mengapa?"

"Dasar tidak nyambung." Ucap Farsya dengan sangat pelan berharap David tidak mendengar perkataan nya. Namun tidak, David mendengar penuturan dari wanita nya.

"Lalu apa tujuan mu disini?" Tanya David.

"Tidak tau." Ujar Farsya menggeleng.

"Dasar bodoh."

Farsya tampak tak menghiraukan perkataan David. Dia masih amat sangat penasaran dengan ruangan ini, dengan keadaan nya sekarang.

Mulutnya kembali berkata. "Bagaimana bisa kau menikahi ku padahal sebelum nya kita tak pernah bertemu?"

"Takdir."

Farsya menarik napas dalam mencoba bersabar. Laki-laki ini memang tak bisa di ajak bicara sepertinya.

Saat Farsya membalikan badan nya, tangan laki-laki itu langsung menggenggam erat pergelangan tangan Farsya dan memelukanya dengan keadaan Farsya yang membelakangi David.

Deg.

Jantung nya tiba-tiba berdetak lebih cepat dan Farsya tak bisa mengendalikan ini.

Napas hangat David sangat terasa pada leher milik Farsya. Tangan David pun melingkar di perut Farsya.

Orang yang menyaksikan ini akan berpikir bahwa mereka keluarga yang sangat harmonis.

"Bisakah kau membantu ku?" Suara berat David keluar.

Farsya melepaskan diri dari pelukan David, kemudian berdiri menghadap lelaki itu. "Membantu seperti apa?"

"Just stay here." Ucap David menatap dalam pada Farsya.

Oh tuhan, Farsya rasanya menyesal selalu bolos pada jam pelajaran bahasa Inggris.

"Aku tidak mengerti." Ungkap nya jujur.

Keadaan yang begitu tegang kini telah berganti. Tatapan David pun tak lagi dalam, dia menatap Farsya dengan frustasi.

"Kau mengacaukan segalanya. Aku berusaha sangat keras untuk mengatakan nya."

Farsya tak menanggapi apapun, dia tak mengerti kemana arah pembicaraan David.

"Lalu?" Ucap Farsya dengan tenang.

"Keluar saja kau. Dasar bodoh."

Farsya tak tersinggung sama sekali. Justru dia menganggap David sama seperti orang gila.

Farsya keluar dari ruangan itu dan berjalan mengelilingi rumah ini. Tak sengaja matanya memandang pada sebuah pigura yang tidak terlalu besar tertempel di dinding rumah ini.

Farsya mengamati siapa objek yang ada pada pigura itu.

Itu adalah seorang perempuan! Mungkinkah ini adik dari David. Tetapi Farsya tak pernah melihat orang ini sewaktu perkumpulan keluarga David.

'Ah sudahlah. Yang terpenting bukan gambar diriku.' Batin nya.

...

Farsya sedang mandi dalam bath-up dengan air yang hangat. Setidaknya Farsya dapat menghilangkan sedikit kebosonan nya.

Menenangkan tubuh, juga pikiran. Kepalanya sudah sangat berasap memikirkan semua yang telah terjadi padanya.

"AAAAA." Farsya berteriak keras, berharap bisa mengurangi sedikit beban nya.

Pikiran nya kacau. Namun dari sekian banyak yang di pikirkan nya ada satu hal yang lebih mendominasi pikiran nya saat ini.

Orang tuanya mengijinkan nya menikah tanpa sepengatahuan nya bahkan dengan orang yang tidak di kenal nya. Berkali-kali Farsya memohon pada dirinya sendiri kalau itu hanya tipu daya dari David, namun tidak dengan hati nya.

Setelah kurang lebih satu jam berada dalam kamar mandi. Farsya kemudian duduk kembali. Merebahkan dirinya, membosankan.

TOK TOK TOK

"Anda sudah di tunggu tuan untuk di ruang makan, nyonya."

Farsya mengangguk. Baiklah, makan bukan lah ide yang buruk. Mungkin dia bisa memperbaiki mood nya dengan makanan.

Kini Farsya sudah berada di ruang makan, dengan Davud tentunya. Farsya tak menghiraukan keberadaan David, dia lebih memperhatikan makanan dari pada laki-laki itu.

"Ehm." David berdeham keras agar mengalihkan perhatian Farsya kepadanya.

"Kenapa kau tidak makan?" Tanya Farsya bingung saat tak melihat David menyuap makanan.

"Kau tidak berniat mengambilkan makanan untuk ku."

"Kau bisa ambil sendiri, bukan."

David berdesis pelan, menahan emosi.

"Istriku, kau sepertinya benar-benar bodoh ya."

Farsya tampak tak memperdulikan, dia menjawab dengan mulut yang di penuhi makanan. "Ya ya ya, terserah mu saja."

"Ambilkan makanan ku atau kau tidak makan tiga hari!"

Itu bukan sebuah pilihan tetapi ancaman. Farsya mengambilkan beberapa makanan yang tersedia di atas meja ini dan menyuguhkan nya dalam piring milik David.

Muka jengkel nya sangat terlihat dan David menikmati itu.

"Bagus, anak kecil." Ucap David dengan senyum puas nya.

...

Farsya tidur dengan tak tenang di tengah malam ini. Dia tak bisa menutup matanya, seberapa keras pun dia mencoba kesadaran nya akan tetap terjaga. Itu karena ada laki-laki di samping nya dengan tangan yang melingkar di perut nya.

Mereka sangat dekat, hampir tak ada jarak. Napas hangat David menyentuh kulit lembut Farsya. Dia tak pernah tidur dengan laki-laki apalagi sedekat ini.

Farsya mengubah posisi tidur nya ke kanan, wajahnya langsung berhadapan dengan David.

Laki-laki ini jika tertidur seperti ini terlihat seperti malaikat. Namun jika sudah bangun seperti iblis.

"Mengapa tak tidur?" Ujar David masih dengan mata yang terpejam.

Farsya menggeleng.

Kemudia David membuka matanya dan tersenyum manis pada Farsya.

Dengan spontan Farsya pun juga memberikan senyuman nya pada David.

David membelai wajah Farsya. "Kau cantik sekali, sayang."

Tak tahu mengapa, Farsya merasa nyaman dengan sikap David yang seperti ini.

Perasaan gelisah nya langsung hilang sekejap. Dia merasa senang dengan hal ini.

David menatap wajah sang istri sembari membelai seluruh wajah nya. David semakin mendekatkan wajahnya pada Farsya, untuk beberapa saat mereka hanya diam.

Untuk beberapa detik, mata mereka saling bertemu. Namun Farsya langsung mengalihkan pandangan nya saat jantung nya mulai berdetak tak normal.

David mencium dalam kening Farsya dengan mata yang menutup. Sedang Farsya membelalakan matanya, shock.

"Aku mencintai mu, istriku."

Farsya tak berkutik, seluruh badan nya tiba-tiba membeku.

"Bagaimana bisa aku mempercayai bahwa kau adalah suami ku." Farsya berucap dengan kaku.

"Bagaimana pun juga, aku tidak pernah berbohong dengan apa yang telah ku ucapkan."

"Ini membingungkan dan tidak adil untuk ku."

"Begitukah? Tak cukup kah aku menjadikan mu bagai kan ratu di rumah ini?"

"Aku tak pernah meminta itu. Kau seharusnya tahu kalu kebahagiaan itu bukan tentang materi."

David tersinggung, tak pernah ada orang yang berani mengucapkan itu kepada nya. Bagaimanpun, David adalah sosok yang tidak suka di salahkan ataupun di tentang.

"Aku mencoba membuat mu nyaman dan kau menghancurkan itu semua."

David berdiri dari posisi nya. "Kau menyia-nyia kan kebahagiaan untuk dirimu sendiri, kau akan menyesal melakukan nya."

Setelah itu David meninggalkan kamar ini. Bukan seperti marah biasa nya, tak ada adu fisik. Namun Farsya benar-benar melihat kemarahan dari mata David untuknya.

Di bab yang akan datang nanti, cerita ini akan ada unsur cerita fantasi.

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

laisastorycreators' thoughts