webnovel

My Psycho Husband (Indo)

Bagaimana jika suatu pagi anda terbangun ditempat yang asing ,ditambah lagi pengakuan seorang lelaki kejam yang mengklaim bahwa kau adalah istrinya? Farsya, wanita itu dikekang dibawah kuasa lelaki arogan yang sangat jahat. Memperlakukan dirinya dengan kasar, bukan lagi menjadi hal asing dihidup Farsya.

laisastory · Teen
Not enough ratings
14 Chs

Gagal.

Happy Reading!

...

Farsya tak bisa diam, tubuhnya bergerak ke kiri dan kanan. Otak nya sedang merangkai cara untuk keluar dari rumah ini.

Dia tak membiarkan dirinya sengsara di rumah ini. Penjagaan di rumah ini sangat ketat, selalu ada penjaga di setiap sudut rumah.

Di tengah malam ini, Farsya tak bisa tenang. Kaki nya mulai melangkah mendekati pintu. membuka dengan pelan, berharap tak ada yang mengetahui.

Berhasil! Pintu kamar terbuka, perlu membuka satu pintu lagi untuk terbebas dari rumah ini.

Farsya berjalan mengendap-endap bagai seorang maling. Farsya tersenyum puas saat berada tepat di depan pintu utama. Memegang ganggang pintu kemudian membuka nya. Tak di kunci, sedikit mustahi memang. Mungkin ini sebuah keberuntungan.

Farsya menginjakan kaki satu langkah melewati pintu. Tempat ini sangat gelap, nyaris Farsya tak bisa melihat apapun.

'Tak apa, aku bukan seorang penakut.' Batinnya.

Meski tak melihat apapun di sekitar, Farsya tetap berjalan menjauhi rumah ini.

"Aduh." Ucap Farsya dengan spontan saat bersentuhan dengan benda keras di depannya.

Meraba-raba benda itu, kemudian berjalan ke kiri untuk meneruskan perjalanan. Tak berhasil, benda itu menghalangi Farsya untuk tersusun berjalan . Itu pagar! Farsya baru menyadari itu.

Farsya berdecak kesal, ada-ada saja. Farsya mengelilingi pagar ini, mencairkan titik terang untuk segera keluar dari tempat gelap ini.

Farsya menemukan pintu keluar dari pagar ini, kemudian meraba-raba pagar besi ini berharap bisa membuka.

"Aw." Ucap Farsya berteriak keras, kemudian menyekap mulutnya setelah sadar sudah berteriak keras.

Rasanya seperti sengatan. Bukan Farsya jika gampang menyerah, Farsya kembali mencoba membuka pagar besi ini.

Saat tangan Farsya menyentuh pagar, sengatan listrik semakin terasa. Farsya langsung memundurkan langkahnya menjauhi pagar.

Farsya mengerjapkan mata setelah indra penglihatannya merangsang cahaya yang masuk. 

Tempat ini tak lagi gelap, seluruh cahaya lampu mengelilingi tempat ini.

Farsya meneguk ludah, sepertinya tidak berhasil.

"Kau sudah berjalan terlalu jauh, istri kecil ku."

Farsya membelalakan mata, terkejut. Itu suara David dengan seluruh badan berpakaian hitam.

Farsya terdiam sesaat, setelah itu mengarahkan pandangan nya ke segala arah. Mencari-cari jalan keluar untuk kabur.

"Jangan berpikir jika kau bisa kabur!" Ucap David dengan menaikan beberapa oktaf suara.

Farsya terpancing, mengabaikan semua rasa takut. "Kau pikir jika kau bisa memperbudak ku? Tak semudah itu, tuan. Aku punya hak penuh untuk menentang semua perlakuan mu." Farsya menaikan nada suara di akhir kalimat.

"Dan aku akan mengambil alih semua hak mu. Bagaimana?"

Farsya mengepalkan tangan, perasaan marah tak bisa di bendung lagi. "Kau tidak pernah bisa! Kau bukan suami ku." Farsya berkata dengan jari telunjuk mengarah ke wajah David.

Pria itu marah, tanpa suara David menarik keras tangan kanan Farsya. 

Farsya berontak, namun nihil. Kekuatan David tidak bisa di lawan.

Farsya membelalakan mata tak percaya, David membawa dirinya pada suatu ruangan yang sangat menyeramkan.

Itu potongan organ tubuh manusia!

Farsya menutup mulut dengan kedua tangannya saat mual melanda.Darah yang berceceran dengan bau amis yang sangat tajam.

David menarik rambut Farsya kemudian mendekatkan pada salah satu kepala tanpa badan itu.

Itu Kerin, salah satu orang yang tidak menyukai Farsya. Orang yang selalu membully nya dulu saat SMA.

"Ingin seperti mereka?" David berucap dengan sangat pelan. Setelah itu Farsya kehilangan kesadaran.

...

Farsya berlari ke kamar mandi, memuntahkan isi perutnya dengan kepala yang sangat sakit.

Bayangan tragedi tadi malam terekam jelas di otaknya. Farsya mengangkat kepalanya, berhadapan dengan cermin. Melihat bayangan dirinya yang sangat kacau.

Farsya menutup mata saat melihat bayangan kejadian tadi malam. Kemudian kembali membuka mata, namun bayangan itu seakan menghantui dirinya.

"AAA." Teriak Farsya dengan tangan yang menghantam kaca di depannya.

Terduduk dengan memeluk kedua lutut, mengambil serpihan kaca dan menggores kan pada tangannya.

Farsya menangis tergugu, bukan karena rasa sakit di tangan. Entahlah, Farsya seperti membenci takdir.

"Apa yang kau lakukan, bodoh." David mengambil serpihan kaca yang ada di tangan Farsya.

Farsya tak berontak, dia menyerah. Tak ada yang bisa membantunya.

David membawa tubuh Farsya dalam pelukan nya kemudian membawanya ke kasur.

David berkutak dengan P3K miliknya. Mengobati luka di tangan wanitanya.

Setelah selesai, David menatap wajah Farsya yang hanya terdiam. Kemudian membawa tangan yang sudah di balut perban itu ke mulutnya.

"Kau orang terjahat yang pernah ku temui di hidup ku." Farsya berucap dengan pelan.

David tak marah, dia mendengarkan penuturan dari Farsya. "Kau mengacaukan hidupku. Aku hanya ingin hidup tenang dan bahagia, tak bisakah kau mengerti?" Air matanya berjatuhan.

David memeluk wanita itu tu dengan erat, mengusap punggung milik Farsya.

Entah kenapa, Farsya menangis semakin menjadi. Oh dia membenci itu.

"Kau akan bahagia bersamaku."  Ucap David pelan.

"Tidak, tidak akan." Farsya berbicara dengan sesenggukan.

"Aku hanya ingin kau mematuhiku dan kau akan bahagia. Itu saja."

Farsya menggelengkan kepalanya dengan pelan. Tak ada lagi perbincangan, David tetap memeluk tubuh Farsya dengan keadaan hening.

"Aku sangat membenci mu." Ucap Farsya lirih.

David tak menggubris. Hingga beberapa saat, David merebahkan tubuh Farsya yang sudah tertidur. Mencium kening wanitanya dengan sangat dalam.

Kemudian, kaki David berjalan keluar dari kamar. Memasuki mobil dan mengendarai menjauh dari rumah.

"Selamat datang, tuan."  Ucap salah seorang menyambut kedatangan David.

Seluruh orang di ruangan ini menunduk saat David datang. David mengambil salah satu pistol kemudian menarik pelatih nya ke atas.

Seluruh orang di ruangan ini mengetahui jika sang tuan sedang marah.

"Kalian sangat tidak becus!" David berbicara dengan tatapan tajamnya.

Mereka mengerti apa yang di bicarakan oleh David.

"Bagaimana bisa mereka masuk dan meninggalkan pelacak ditubuh istriku. Ini kelalaian kalian!" Gertak David.

Memang, David menemukan sebuah pelacak yang di tempelkan pada rambut Farsya. David yakin Farsya tidak menyadari, benda itu sangat kecil nyaris tak terlihat.

"Maaf tuan." Ucap mereka serentak.

"Selediki lebih dalam dan jangan sampai mereka lolos lagi."

David berjalan memasuki salah satu ruangan. Meneliti monitor yang terhubung langsung dengan keamanan rumahnya.

Mata David menyipit saat melihat seorang yang berada di kamar sang istri. Memasang pelacak kemudian tersenyum pada cctv, seakan menentang.

David sangat marah, dia adalah William. Orang yang di sebut Farsya sebagai 'ayah'.

David sejenak terdiam, menyusun segala rencana. Kemudian menghubungi orang terpecaya sekaligus sahabatnya.

"Tangkap William dalam dua puluh empat jam dan aku tak menerima alasan apapun." David langsung mematikan telpon sepihak.

Memang, David memiliki banyak sekali musuh. William adalah salah satu musuhnya. Farsya hanya mengenal laki-laki itu sebagai ayah tanpa mengenal apa maksud utama dari William.

"Let's play." David berdesis.

...

See u at next part!