Saat waktu menunjukkan pukul tujuh pagi, Bryana menggeliat meregangkan otot-otot nya yang terasa nyeri. Dia membuka mata dan tersenyum melirik Dean yang masih terlelap sambil merangkul perutnya. Wanita itu tersenyum geli saat mendengar suara dengkuran kecil dari suaminya itu, kemudian mencubit hidungnya.
"Ughh!" Dean langsung berhenti mendengkur dan terbangun. Dia melirik Bryana yang malah terkekeh menatapinya. "Jangan meledekku, Sayang. Aku masih ingin tidur."
"Aku juga. Badanku terasa nyeri karena kamu selalu menyerang ku. Paha, tangan, semua terasa lelah." Bryana merangkul dada Dean dengan erat dalam balutan selimut satu untuk duo orang.
Dean kembali membuka mata dan melirik ke arah Bryana dengan khawatir. "Apa kamu sakit, Sayang? Apa aku perlu memanggilkan dokter untuk memeriksa mu?"
"Tidak, itu tidak perlu."
"Tapi kamu terlihat sangat lemas. Apa kita juga perlu menunda perjalanan ke Australia?" tanya Dean masih dengan khawatir.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com