"Ya, dia liburan." Sean membenarkan posisi duduknya menjadi lebih santai. "Memangnya ada apa ...? Apa ada hal penting yang harus dibicarakan hanya dengan Kak Crish? Kalau tak ada sebaiknya kau pulang aja," tandas lelaki itu sembari memainkan kuku jarinya.
Ginovan tak bereaksi apapun. Bahkan ia tak tersulut emosi meski ucapan Sean terdengar kejam sekali untuk sekelas tamu spesial seperti Ginovan. Lelaki itu lebih memilih tersenyum, penuh arti. "Dia liburan di mana?" tanya Ginovan lagi, mempertahankan senyumnya.
Sean terhenyak mendengar pertanyaan itu. Apa sepenting itu hingga Ginovan bertanya detail mengenai kemana Crish berlibur? Sean menimbang. Apakah ia mesti menjawabnya apa tidak. Sepertinya penting sekali, dan Sean tak dapat menghandalnya. "Pantai Arawarna. Dia berlibur di sana," jawab Sean dingin. "Sudah cukup? Bisa kau pergi sekarang?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com