"Mama ... Katanya di depan ada tamu," cicit Asya pada Alma yang sedang sibuk menjemur pakaian.
Alma mengerling. "Ya beri dia jamuan. Kenapa malah ke sini?" balas Alma dengan ketus.
Asya langsung cemberut. Akhirnya ia menghela nafas berat dan menuruti perintah Sean. Begitu banyak camilan yang sudah disimpan dalam keler kaca yang amat cantik. Tangan kurusnya membawa nampan dengan secangkir teh melati harum dan hangat. Asya berjalan menuju ruang tamu dengan wajah menunduk. Bisa dilihat lewat ekor matanya, ada seorang lelaki berpakaian rapi duduk di sofa, dengan kaki yang bertumpanh dan manik fokus pada ponsel. Sedangkan Sean, entah kemana lelaki itu sekarang.
"Silahkan diminum teh-nya," ujar Asya dengan suara pelan sembari menyimpan teh di atas meja beserta beberapa keler kue.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com