webnovel

JANGAN LIHAT

"Change of plan, Jayden," ucap Apple di telepon kepada Jayden, lalu mematikan sambungan telepon tersebut.

"Sh*t!" Jayden merutuk dengan keras ketika dia mendapati nada suara dari ponselnya yang menandakan kalau sambungan telepon telah terputus.

Tidak beberapa lama kemudian, mereka dapat melihat pelabuhan di kejauhan, dari jarak ini, dibutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga menit untuk sampai di tempt di mana mereka telah sepakat untuk bertemu.

Selama perjalanan itu, Jayden tidak bisa tenang. Dia tahu kalau Apple akan menghentikan tindakan pria tersebut dan kalau dirinya berada di sana, mungkin dia akan melakukan hal yang sama.

Tapi, hal itu sangat berbahaya dan Apple berada di sana sendirian.

Untuk saat ini, yang bisa Jayden lakukan hanyalah berharap agar Apple bisa menangani pria itu dengan baik dan tidak mengacaukan rencana mereka.

Jayden akan kehilangan kesempatan emas ini untuk menangkap ketua dari organisasi ini kalau sampai Apple mengacaukan rencana mereka hanya untuk menyelamatkan gadis tersebut.

Tapi, entah kenapa Jayden jauh lebih khawatir terhadap keselamatan Apple ketimbang dengan berhasilnya rencana mereka.

Mungkin ini karena dirinya terlalu takut membayangkan apa yang Pyro akan lakukan kalau sampai Apple terluka di dalam misi ini.

Mungkin pada akhirnya merekrut Apple untuk menjadi bodyguard pribadinya dan membawa gadis ini ke dalam situasi ini bukanlah sebuah gagasan yang bagus.

Tapi, Jayden tidak menyesalinya…

===================

Apple bergerak dengan cepat dan sigap, setiap langkahnya begitu ringan dan tanpa suara, hingga tanpa disadari, dirinya telah berada di belakang pria yang tengah menyakiti gadis tersebut. Pria itu memiliki punggung yang menghadap ke arah Apple.

Gadis yang menjadi korban itulah yang melihat Apple untuk pertama kalinya dengan sebuah pisau di tangannya, sementara dia menempelkan jarinya di bibirnya, meminta sang korban untuk tidak bersuara dan memberitahukan keberadaannya.

Maka dari itu, sang gadis muda tersebut menutup matanya dan mengatupkan bibirnya dengan sangat erat untuk dapat mencegah dirinya berteriak dan berharap gadis asing ini menyelamatkannya dengan cepat, karena dia sudah tidak dapat menahan rasa jijik terhadap pria yang tengah menyentuhnya tersebut.

Di sisi lain, ketika Apple sudah sangat dekat dengan pria itu, hal pertama yang dia lakukan adalah menghujamkan pisaunya ke arah leher pria tersebut dan menyayat arteri di lehernya, sehingga dia tidak bisa berteriak karena darah yang berkumpul di mulutnya.

Barulah setelah itu Apple menendang tubuh pria tidak berharga itu jauh dari sang gadis muda.

Pria itu jatuh tersungkur dengan wajah yang menghantam tanah lebih dulu, mengeluarkan suara gurgling dan grunting pelan, karena dia tidak bisa bicara.

Melihat itu, Apple kembali menyerang sang pria dengan cara menusuk dadanya, tepat dimana jantungnya berada, tapi dengan satu tangan menutup mulutnya, membuat dia tersedak dengan darahnya sendiri sambil merasakan sangat yang tidak dapat terbayangkan.

Apple melakukan hal tersebut dengan dingin, seolah dia telah melakukannya beberapa kali.

Hal ini sulit dibayangkan dapat dilakukan oleh seorang wanita semuda Apple, tapi pergerakannya begitu precise dan dia tidak terlihat gentar sama sekali.

Dan dalam hitungan detik, pria brengsek itu tidak lagi dapat berteriak ataupun bergerak. Dia mati begitu saja bahkan tanpa melakukan perlawanan yang berarti dan itu adalah kematian yang pantas untuknya.

Setelah selesai dengan pria itu, Apple lalu berjalan ke arah sang gadis muda yang masih meringkuk ketakutan dan menangis diam- diam.

Dia lalu menyentuhnya, berusaha untuk membantunya berdiri, tapi karena dia menutup matanya, maka dari itu dia tidak tahu kalau Apple lah yang telah menyentuhnya, sehingga dia berteriak ketakutan, berusaha menjauh dari sentuhan Apple.

"Tenanglah, sudah tidak apa- apa. Segalanya sudah selesai, kau akan baik- baik saja," Apple berusaha untuk menenangkan gadis itu sebisa mungkin, karena dia pun tidak ingin ada yang mendengar suara teriakan gadis itu.

Di akan berada di dalam masalah kalau sampai pria- pria tadi tahu kalau ada seseorang yang telah membunuh teman mereka.

"Hey, hey, hey," Apple berusaha untuk menenangkannya. "Buka matamu, kau baik- baik saja sekarang," ucapnya.

Barulah setelah gadis muda itu mendengar suara Apple, dia baru yakin kalau dirinya telah aman. Dengan perlahan, dia membuka matanya dan mendapati seorang gadis muda yang mengenakan pakaian serba hitam, tengah menatapnya dengan khawatir.

Gadis itu tidak sempat menyadari darah yang ada di tangan Apple ketika dia memeluknya dan mulai menangis.

Apple balas memeluknya dan berusaha untuk menenangkannya dengan kata- kata, tapi dia tidak bisa menghiburnya untuk waktu yang lama, karena ada hal penting yang harus dia lakukan sekarang.

"Kemana orang- orang itu akan membawamu?" Apple bertanya pada gadis itu setelah dia melepaskan pelukannya. Dia masih gemetar dan itu dapat terdengar dengan jelas di saat dirinya berbicara.

"Mereka… mereka akan membawa kami ke dalam sebuah kapal…" ucapnya dengan terbata- bata. "Mereka bilang… mereka akan menjual kami."

Dia mendengar pembicaraan tersebut ketika dua pria yang menangkap mereka tengah mengobrol sepanjang perjalanan.

"Kau tahu kapal yang mana yang akan membawa kalian?" tanya Apple, berharap ada petunjuk, tapi kemudian dia melihat gadis itu menggelengkan kepalanya. "Baiklah, pergilah sekarang. Pergi jauh dari tempat ini."

Apple lalu memberitahukan gadis itu kemana dia harus pergi. Dia akan menemui beberapa orang pria yang akan menyelamatkannya dan mengantarnya kembali ke rumahnya untuk berkumpul bersama keluarganya.

"Jangan melihat ke sana," ucap Apple dengan cepat ketika gadis itu menyadari darah di tangan Apple dan hendak menoleh ke belakang untuk melihat tubuh tidak bernyawa pria yang telah menyerangnya, tapi Apple dengan cepat menahannya. "Kau tidak akan suka dengan apa yang kau lihat. Sekarang, pergi ke arah yang kuberitahukan padamu, okay?"

Gadis itu mengangguk dan berlari ke arah yang Apple beritahukan.

Sementara itu, Apple memberikan satu tatapan terakhir pada pria yang telah mati tersebut sebelum akhirnya dia melanjutkan misinya untuk membuntuti pria- pria tadi, yang telah membawa anak- anak serta para remaja menjauh.

Suasana di pelabuhan tersebut sangatlah berisik, maka dari itu dia tidak perlu berhati- hati dalam menghampiri orang- orang yang tadi dilihatnya.

Beruntungnya tidak butuh waktu lama bagi Apple untuk dapat menemukan mereka kembali.