"Oh gitu, oke. Kalau gitu gue gak akan Sudi bantuin Lo lagi," balas Arno tak kalah tegas di depan wajah Nathan.
"Bagus kalau gitu."
Dengan memasang wajah sombong, Nathan kembali berusaha untuk memanjat pagar itu. Padahal dalam hatinya dia sedikit ketar ketir karena takut terjatuh. Bukan apa-apa, tadi pun dia merasa sangat kesusahan saat memanjat pagarnya dengan kaki yang sakit.
"Gue harus bisa, masa iya gue kalah sama si culun Reno," tekad Nathan dalam hatinya.
Dia pun kembali mencoba naik ke atas pagar, kali ini dengan persiapan yang cukup matang. Ketika sudah berada di setengah jalan, kaki Nathan tak mampu menahan beban tubuhnya terlalu lama, terasa begitu ngilu dan sakit. Kemudian kakinya itu tak sengaja terpeleset karena sudah begitu sakit dan lemah akibat terlalu lama menahan beban tubuhnya sendiri.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com