"Kau dari mana saja Emerald?" Adrian yang tengah sibuk menyeruput kopinya sedikit terkejut ketika melihat putrinya baru pulang pagi hari ini, padahal sedari kemarin dia terus menghubungi nomor Emerald karena tidak pulang-pulang.
Emerald menghentikan langkah, berbalik menatap sang ayah lalu beralih ke arah Marinka yang kini tengah menatapnya dengan wajah datar.
Emerald mendengus, dengan cepat membuang muka dan kemudian melanjutkan langkahnya.
Adrian menghela napas berat menyaksikan kepergian putrinya, sebelum Emerald benar-benar menjauh Adrian kembali memanggil gadis itu, kali ini dengan intonasi tinggi dan memerintah.
"Emerald! Dad belum menyuruhmu pergi. Duduk!"
"Kenapa anak itu sangat keterlaluan?" gumam Marinka sambil menatap Adrian dengan nada kesal. "Seharusnya kau bisa mendidik putrimu dengan baik agar dia bisa menjadi gadis penurut, bukan malah bersikap bossy di depan orang yang lebih tua!"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com