webnovel

Moodboster

Seorang gadis polos yang pertama kali merasakan cinta. Terjebak rasa kagum pada teman sekelasnya selama tiga tahun dan berhasil move on karna kehadiran seorang ketua futsal yang tak lama langsung tersingkirkan akibat kehadiran seorang ketua basket. Perjalanannya mencari sesosok moodboster malah terjebak kejalan yang salah dan menjadi budak cinta. Rela mengorbankan semua yang ia punya demi seseorang yang ia anggap sebagai moodboster tapi nyatanya hanya seorang moodbreaker. Terlepas dari cinta yang membudakkan dirinya, ia fikir ceritanya akan selesai. Namun nyatanya semakin rumit karna kisah cinta segitiga dengan kedua sahabat lelakinya, sang mantan gebetan dan sang ketua futsal. "Selamat datang perjuangan yang berakhir pengorbanan"~Farel Ibrahim.

Lailanra · Adolescente
Classificações insuficientes
15 Chs

Yang Ketujuh

Pagi ini Alsa mulai beraktifitas seperti biasa lagi setelah dua hari ia tidak masuk sekolah dikarenakan harus merawat ayahnya yang sedang sakit. Alsa bersiap-siap dengan semangat pagi itu. Entah apa yang membuatnya sesemangat, yang jelas bukan karna ia harus bertemu dengan sesosok gebetan yang tak kunjung peka.

Setelah semuanya beres, Alsa turun kelantai bawah untuk sarapan bersama keluarganya. Alsa termasuk anak yang beruntung bisa mendapatkan keluarga yang sangat bahagia yang masih dapat merasakan indahnya sarapan bersama dimeja makan. Karna, tidak semua anak diluaran sana yang bisa merasakan hal bahagia bersama keluarganya.

Menu sarapan kali ini cukup lezat juga, entah karna lapar atau memang masakannya yang enak, Azam sudah menghabiskan 3 piring untuk sarapam pagi ini. Itu sudah cukup berlebihan untuk seukuran anak kelas 5 SD memakan sepiring nasi goreng seafood ditambah topping telur mata sapi dan tidak lupa segelas susu putih.

Mereka sangat menikmatinya. Bukan hanya sekedar makanan saja yang mereka nikmati, tapi kebahagiaan bisa berkumpul bersama juga yang membuat sarapan mereka lebih indah.

"Kak, hari ini Ayah masih ga bisa nganter kamu kesekolah." seru Ayah ditengah sarapan mereka

Alsa yang sedang meminum segelas susunya pun menjawab,

"Hhmmm oh yaudah Yah ngga apa-apa kok. Aku bisa naik ojek online lagi."

Alsa pun melanjutkan minumnya. Setelah habislah segelas susu itu, Alsa melirik jam yang menunjukan pukul 06.25. Sepertinya Alsa harus bergegas kesekolah sekarang karna sekolah dimulai pukul 07.00.

"Mmm. Yah, Bun aku berangkat dulu ya udah jam segini soalnya." kata Alsa sambil memakai sepatunya dan bergegas keluar rumah.

"Yaudah, hati-hati ya sayang." balas Bunda yang sedang merapihkan meja makan.

"Al pamit yaa, Assalamualaikum." ucap Alsa meninggalkan rumah dan membuka pintu pagar.

"Kakak, ngga pamitan sama aku???" teriak Azam dari meja makan.

"Kerajian tau pamitan sama kamu!" ucap Alsa sambil menutup pintu pagar.

Sudah dua menit Alsa menunggu didepan pagar. Tapi abang ojek online belum ada kabar juga. Sebetulnya Alsa sangat enggan naik ojek online lagi. Tapi mau gimana lagi, tidak ada pilihan lain. Syukur-syukur tidak dapat abang yang super kepo itu.

Tak lama dari Alsa menunggu, bukannya abang ojek online yang datang dihadapan Alsa malah seorang anak berjaket levis, memakai helm, berseragam SMA dan membawa motornya tiba-tiba berhenti dihadapan Alsa.

Alsa terheran melihat anak itu. Alsa memberikan tatapan bingung kepada anak itu. Jikalau anak itu membuka kaca helmnya mungkin Alsa bisa mengenalinya.

"Ayo naik, udah jam segini nanti telat loh." perintah dia kepada Alsa. Alsa pun masih terdiam dan memandang heran anak itu.

"Udah ngga usah takut, gue anak SMA Bakti Mandiri juga kok." ucap anak itu sambil memberikan helm ke Alsa.

Betul juga sih kata anak itu, sudah jam segini. Itu yang mebuat Alsa akhirnya mau tidak mau harus menerima tawaran anak itu. Alsa pun menerima helm yang diberikan anak itu, memakainya, dan langsung ingin beranjak naik ke motor itu. Tapii tiba-tiba anak itu turun dari motornya dan berdiri menghadap ke Alsa.

"Pengamannya tuh harus dipakai dulu, kalau misalkan kita tiba-tiba kecelakaan gimana?" ujarnya memasangkan pengaman helm yang berada di leher Alsa.

Dan secara langsung Alsa menatap mata yang berada di balik kaca helm anak itu tanpa berkata kata.

"Nahh, kalau gini kan lo aman. Yaudah ayo naik." ucap anak itu menyalahkan motornya. Alsa pun naik ke atas motor.

"Udah, pegangan yang erat ya." dan Alsa mengikuti perintah anak itu dengan memegang ujung jaketnya saja.

Selama perjalanan kesekolah, mereka hanya terdiam tanpa berbicara sedikit pun. Ya, itu dikarenakan Alsa tidak mengenal siapa anak yang berada di depannya saat ini. Dan Alsa masih memikirkan siapa sebenarnya anak yang berada di depannya ini.

Sekitar 15 menit perjalan dari rumah Alsa kesekolah, merekapun sampai di lapangan parkir sekolah. Alsa turun dari motor itu. Dan sepertinya Alsa terlihat kesulitan membuka pengaman helm yang berada di lehernya. Anak cowo itu melihat Alsa yang sedang kesulitan membuka pengaman helm dan langsung menghampirinya.

"Sini gue bantu." ucap ia berdiri berpapasan dengan Alsa.

"Buka beginian aja susah banget, apa lagi buka hati lo buat orang selain Fahri?"

Loh loh loh, kok dia tau tentang Fahri? sebetulnya dia ini siapa sih?

"Apaan sih lo, apa hubungannya coba helm sama hati?" ucap Alsa dengan memasang wajah sok juteknya.

"Loh, ada lah hubungannya!" timpal anak itu.

"Emang apa?"

"Nih, kalau helm kan buat ngelindungi kepala kamu, kalau orang itu buat ngelindungi hati kamu." ucapan gombal anak itu berhasil membuat pipi Alsa merona.

"Ihhhh, apaan sih lo. Jadi gombal gini." seru Alsa.

Disitu Alsa masih tidak mengetahui siapa anak itu.

"Heheh... Oh iya, lo masih belum tau kan gue itu sebenernya siapa? tapi lo janji ya jangan marah dan jangan kaget juga." ucapnya memohon.

"Iya..." Alsa sangat penasaran siapakah dia sebenarnya.

"Okee. Jadi gue itu.." ucap anak itu yang membuat Alsa deg-degan. Dengan perlahan dia mulai membuka helmnya dan terlihatlah wajah perfect nya. Dan itu adalah...

"WHATTT????FARELLL??!!" ucap Alsa tercengang setelah mengetahui dia adalah Farel si biang kerok sekolah. Alsa kaget hingga mulutnya terbuka lebar.

"Heheh, kaget kan lo. Kapan-kapan kita berangkat bareng lagi ya, kapan aja kalau bisa!" seru Farel yang malah cengengesan melihat Alsa terkejut.

"Aahhh, dasar modus lo!!"ucap Alsa kesal dan langsung meninggalkan Farel yang masih berada di tempat parkir sekolah. Alsa pun berjalan cepat menuju kelas.

"Yeeeee bukannya terimakasih malah helm gue lo bawa!!!"

Teriakan Farel itu membuat Alsa berhenti melangkah dan langsung melihat kearah tangannya yang masih memegang helm Farel. Alsa balik badan dan berjalan menuju Farel.

"Hhmmm...Sorry, nihhh!!! btw makasihh!" kata Alsa dengan nada bt nya. Lagi-lagi Alsa harus berurusan dengan kecerobohannya terhadap helm.

"Iya sama- sama. Eh ngga apa-apa deh kalau helm gue lo bawa. Buat kenang-kenangan." ucap Farel yang tersenyum dengan genit ke Alsa. Alsa membalas nya dengan tatapan jijik dan langsung meninggalkan Farel.

⚪⚪⚪⚪⚪

Dikelasss.

"Ehh Ri." seru Farel pada teman sebangku nya Fahri.

"Hhmm.." hanya itu yang dilontarkan Fahri kepada Farel.

"Lo tau ngga, tadi gue berhasil modusin Alsa." lanjut Farel.

"Terus?" respon Fahri.

"Gue berangkat bareng dia, terus tadi gue yang masangin pengaman helm di lehernya dia." ucap Farel kegirangan dihadapan Fahri.

"Tujuan lo gitu cuma buat modusin Alsa atau bantu dia?" tanya Fahri.

"Yaa, gue begitu karna gue mau memperbaiki hubungan pertemanan gue sama dia setelah masalah waktu itu. Sekalian gue juga mau deket aja sama dia." jawab Farel dengan ekspresi malu-malu.

"Hati-hati lo"

"Hati-hati app----..."

"FAREL, FAHRI!! kalian nih dari tadi ibu perhatikan kalian ngegosiiippp teruss. Mau kalian ibu hukum merangkak keliling sekolah 10 kali, HAHH!!!!?"

Omelan Bu Yati membuat seisi kelas memperhatikan Fahri dan Farel. Tak terkecuali Fahri dan Farel yang ikut kaget juga karna omelan Bu Yati kepada mereka.

Memang, saat itu kelas sedang mengikuti pelajaran kimia. Seluruh kelas sibuk memperhatikan Bu Yati yang sedang menerangkan materi dengan tenang. Terkecuali Fahri dan Farel yang sibuk menggosipi Alsa. Itu yang membuat Bu Yati jadi tertuju ke pada mereka.

"Iya Bu maaf. Jangan Bu, jangan merangak saya sudah besar sudah bisa berjalan dengan normal." jawab Farel yang asal ceplos saja.

"Makanyaa!!!! kalau saya sedang menerangkan, PERHATIKAN!!!!"

Omelan Bu Yati semakin meledak ketika mendengar jawaban Farel. Sementara seisi kelas malah tertawa mendengar jawaban Farel.

"Iya bu. Maaf." sahut Fahri tenang.

"Yasudah, kembali ke topik." ucap Bu Yati melanjutkan materi penjelasnnya.

Setelah pelajaran kimia telah usai, bel istirahat pun berbunyi. Semua Anak berbondong bondong menuju ke kantin. Tak terkecuali anak-anak kelas Alsa.

Alsa dan kawan kawan biasa pergi kekantin setelah waktu istirahat tersisa 15 menit lagi. Karna dimasa- masa itu kantin sangat tentram oleh para pemburu makanan yang kelaparan.

"Ehhhhh, kekantinn yuukk." ajak Kalya.

"Yaudah, udah jam segini juga nih." sambung Aura. Akhirnya merekapun berbondong-bondong menuju kekantin. Mereka sering membicarakan topik yang tidak jelas ketika berjalan menuju kekantin sehingga terkadang mereka suka menjadi pusat perhatian anak yang senang lewat dikantin.

"Gue mau keujung sana mau beli nasgor." ucap Kalya sambil menunjuk warung yang berada di ujung kantin.

"Gue disini aja ya." Alsa tidak ikut keujung kantin karna ia hanya tertuju pada kantin yang menjual aneka roti yang letaknya kini didepannya.

"Oke, nanti kalau udah tunggu dibangku sana aja ya Sa." pinta Aura yang mengikuti teman-temannya berjalan ke arah ujung.

Tinggal Alsa seorang diri dari geng nya yang tertinggal disini. Terlihat Alsa yang sedang memilih-milih roti yang akan ia beli. Saat tangan Alsa ingin mengambil sebungkus roti coklat, tiba- tiba ada tangan lain yang ingin mengambil roti itu juga sehingga tangan Alsa tidak sengaja tergenggam oleh tangan orang itu. Alsa dengan sepontan langsung menoleh kearah orang itu. Dan ternyata itu adalah tangan Arjuna seorang anak yang tergolong paling hits disekolah.

"Ehh, maaf." suara cool anak itu terdengar mengagumkan ditelinga Alsa.

"Iya ngga apa -apa." balas Alsa ditimpal dengan senyuman manis. Anak itu pun mengambil sebungkus roti yang tadi ingin Alsa beli dan langsung menghadap kearah Alsa. Dengan kondisi kantin yang sedikit sempit, itu membuat tubuh cowo itu mendekat tepat hanya beberapa cm dari Alsa.

"Ini, buat Alisya aja." ucap Cowo itu dengan melontarkan senyumnya ke Alsa.

"Hhhmmmm. Makasih yaa." balas Alsa. Entah mengapa seperti ada panggilan dihati Alsa saat ia berpapasan dengan cowo hits itu.