"Pulanglah sesekali untuk makan malam di rumah. Papa cuma punya satu anak dan anak itu justru menjauh. Tidak kasihan pada papamu yang tua ini," seloroh Dirga.
Ia, Joshua, dan Emilia hendak pulang. William mengantarkan ayahnya sampai di parkiran. Sementara Mentari masih duduk di ruang tamu dengan hati kacau.
"Hati-hati di jalan, Pa," ucap William saat ayahnya masuk ke mobil. Ia bergegas kembali ke apartemen karena takut Mentari merasa jenuh sendirian di dalam apartemen.
Ruang tamu tampak kosong. William melihat sepatu Mentari masih ada, artinya wanita itu masih ada di apartemen. Ia mencarinya ke dapur dan Tari sudah mabuk berat.
Mentari menghabiskan sepuluh kaleng bir yang disimpan Pramuda sebelum pulang. Wajah Mentari bersemu merah dan bibirnya menceracau tidak jelas. Saat melihat William, ia pun memaki laki-laki itu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com