"Kamu nggak boleh masuk! Kamu sudah terlambat," ucap Pak Rino sambil memilin kumis tebalnya.
"Maaf, Pak. Bukankah tak ada kata 'terlambat' untuk menuntut ilmu?"
Pak Rino tersentak. Kata-kata Jeje ada benarnya juga. Jadi, ia mengizinkan Jeje duduk dan mengikuti pelajarannya.
Jeje duduk di sebelah siswa yang bernama Tino. Mereka sudah menjadi teman sejak masih TK.
"Je?"
"Hmm?"
"Vina punya voucher makan gratis ayam geprek di rumah makan depan sekolah. Kamu mau, ya?"
"Diiihh, nggak modal kamu, Vin! Ngajakin Jeje pakek barang gratisan." Jeje sewot.
"Tapi, Vina nggak mau cuma makan sama Bunda, Je. Ntar dikira Vina anak yang manja gara-gara ke mana pun selalu sama bunda. Belum lagi bunda dandannya wah banget. Kamu tahu 'kan betapa ribetnya bundaku itu?" ucap Vina sambil mengerucutkan bibirnya. Ia cemburu sama paras bundanya yang awet muda.
"Jadi, bundamu juga ikutan, Vin?"
"Iya."
"Oke. Ntar Jeje tungguin di parkiran, tapi Jeje harus izin sama kakak dulu."
"Siip!"
***
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com