"Maksud saya? sudah jelas untuk membawa anak ini," jawab pria tersebut seraya menunjuk Loria.
"Membawa saya? kenapa? atas dasar apa?" tanya Loria heran.
"Astaga, kalian ini aneh sekali." Orang tersebut duduk lalu tertidur.
Loria beserta ayahnya dan Paman Lian mengerjapkan mata. Sikap orang ini sangat aneh, Loria tidak habis fikir. Bagaimana bisa seseorang yang dengan sadarnya berbicara namun sedetik kemudian bisa dengan mudahnya terlelap.
"Tuan...apa anda pingsan?"
"Tidak, aku hanya terlelap sebentar." Orang tersebut tiba-tiba terbangun dan hampir terjedot kepala Loria.
"Oke akan saya jelaskan maksud saya yang sebenarnya. Karena saudara Lian Sword memberi laporan tentang kejadian super siang tadi, maka kami selaku tim ODDAM akan menjemput Loria Hardio untuk masuk dalam karantina manusia super. Agar nanti bisa kita ketahui bentuk kekuatannya, efek kekuatan, serta golongannya. Karena ada dua golongan manusia super yang para pakar dari organinsasi kami tentukan, yaitu Deform dan Malform. Jangan khawatir, kami bukan kelompok separatis atau kelompok peneliti berbahaya yang berniat untuk melakukan eksperimen ekstrim pada manusia." Orang tersebut menjelaskan panjang lebar pada mereka bertiga.
"Oh! sebelum itu perkenalkan. Nama saya Jim Onnarel, ketua divisi level tiga di ODDAM," lanjutnya seraya menjabat tangan ayahnya Loria dan Paman Lian.
"Apa itu ODDAM?" tanya ayahnya Loria.
"ODDAM merupakan kependekan dari Organization Development of Deform and Malfoy. Sesuai namanya kami merupakan organisasi yang mengembangkan potensi kekuatan super milik manusia sekarang ini. Karena beberapa waktu terakhir banyak munculnya manusia berkekuatan super. Organisasi ini juga baru saja dibuka. Namun tenang saja, organisasi kami berjalan dengan sistematis. Sebenarnya sebelum organisasi ini dibuat, sudah ada beberapa manusia yang punya kekuatan super dengan cara yang berbeda-beda. Maka dari itu para pemimpin organisasi ini merupakan orang yang telah lebih dulu berpengalaman dalam hal-hal kekuatan super."
Lawan bicara Tuan Jim saling menatap satu sama lain dan mengangguk-angggukan kepala menandakan bahwa mereka paham. Lalu disaat ayahnya Loria hendak mengatakan sesuatu tiba-tiba Tuan Jim tertidur lagi. Astaga benar-benar meresahkan.
"Maaf menyela waktu kalian. Dan maaf atas tingkah konyol rekan saya," ujar seorang wanita yang muncul dari pintu. "Maaf kalau tidak sopan, namun saya tertinggal di luar rumah tadi. Bisa-bisanya kalian melupakan aku? Ehem...nama saya Julia Onnarel, wakil ketua divisi level tiga di ODDAM."
"Tapi apa yang bisa membuat kami percaya dengan kalian?" tanya Loria tiba-tiba.
Wanita itu tersentak kemudian tersenyum. Ia sepertinya tertarik dengan kepribadian Loria.
"Kami punya ini," jawabnya seraya menampilkan sebuah tato berlambangkan simbol organisasi ODDAM.
"Itu simbol yang ada di televisi pagi tadi. Ayah melihatnya Loria," ujar ayahnya Loria pada anaknya.
Tato itu memunculkan berkas cahaya. Lalu untuk menambah kepercayaan dari mereka bertiga, Nyonya Julia menunjukkan lisensi resmi dari pemerintah pusat.
Melihat itu, Loria dan yang lainnya jadi yakin dengan Julia, Jim, beserta bawahan duo Onnarel tersebut.
"Kau cukup manis anak muda...." Julia tiba-tiba duduk di atas pangkuan Loria. Loria bersemu merah, meski dirinya perempuan tapi melihat paha dan tubuh mulus wanita lain membuat dirinya malu. Ingat! dia masih normal! camkan itu.
"Julia, kau sudah punya suami." Jim menatap datar Julia.
Julia mencebik, "Ish! kau ini tidak bisa diajak bercanda, Jim. Coba lihat ekspresi anak ini, dia sangat menggemaskan. Kyaaa."
'Astaga, dua-duanya sama anehnya. Tunggu...Onnarel? jangan-jangan mereka...' batin Loria seraya menatap Julia dan Jim bergantian.
"Iya Nak, kami memang sepasang suami istri," jawab Julia seakan-akan ia tahu fikiran Loria.
"Mari percepat urusannya." Jim membenarkan posisi duduknya. "Loria Hardio selaku pihak yang akan kami karantina di ODDAM selebih baiknya membaca ini." Jim menunjukkan sebuah surat resmi pada Loria.
"Itu adalah perjanjian dan pernyataan setuju. Apabila Loria hendak meningkatkan potensi kekuatan supernya di bawah naungan organisasi resmi. Silahkan tanda tangan di sini," sambung Julia seraya menunjuk ke arah kolom tanda tangan surat.
"Apa yang akan terjadi bila saya menolaknya?" tanya Loria namun tatapannya masih tertuju pada surat itu.
"Kau akan tetap seperti ini saja. Tidak ada progress pada kekuatan supermu, pemerintah akan menangkap organisasi ilegal yang melakukan pengembangan kekuatan super. Karena hanya ODDAM lah organisasi resmi yang diberikan wewenang untuk menangani masalah tersebut. Dan anda juga akan kehilangan uang sebesar seratus juta."
Mendengar nominal sebesar itu Loria dan yang lainnya mendongak dan menatap Jim. "Apa maksud anda?"
"Setiap manusia super yang ikut di karantina akan diberi imbalan sebesar seratus juta. Karena di antara kalian ada yang sudah bekerja dan merupakan kepala keluarga. Maka pemerintah mengeluarkan kebijakan tersebut. Tapi jangan salah paham. Intinya apabila anda ikut, anda akan beruntung mendapat pelatihan dan juga kompensasi. Tapi kalau anda menolak maka tidak akan ada denda atau sebagainya, hanya saja anda cukup merugi. pikirkan baik-baik. Ingat!..." Jim beranjak dari duduknya dan mendekatkan wajahnya ke depan. "Tidak ada organisasi selain ODDAM yang boleh mengembangkan kekuatan super manusia. Kalau anda mengembangkan sendiri ataupun dengan kelompok lain, maka anda akan di beri sanksi berupa penjara minimal 15 tahun."
"Sangat menarik," sahut Tuan Lian, "Tapi kembali lagi pada keputusan Loria sendiri yang setuju atau tidak---lhoo? Loria? mau kemana kau?"
"Mengemas pakaian. Aku sudah menyetujui semuanya dan menandatangani nya." Loria pergi ke kamar tidurnya.
"T-tapi...astaga anak itu."
Tak lama setelah itu Loria datang, ayahnya membaca surat perjanjian dan persetujuan yang telah Loria tanda tangani.
"Nak...apa kau yakin dengan ini?" tanya beliau meyakinkan Loria.
"Iya, kapan lagi kesempatan seperti ini muncul? diberi kompensasi yang besar, mendapat pelatihan resmi...oh tunggu." Loria menatap Julia, "Saya hendak melanjutkan studi ke jenjang perkuliahan. Apa di sana ada universitas?"
Ayahnya Loria dan Paman Lian menepuk dahi mereka. Sudah menjadi tabiat Loria untuk tidak benar-benar rinci menanyakan sesuatu. Apalagi sekarang ia sudah tanda tangan di surat tersebut.
"Kami tidak mengembangkan orang yang kuat otot saja. Tapi juga orang yang cerdas otaknya. Kalau manusia hanya kuat otot saja maka tidak ada bedanya dengan seekor kerbau. Tak hanya universitas, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan atas pun juga ada di sana. Tenang saja, sistem pendidikan di ODDAM akan membuatmu menatap malas pada seluruh universitas negara ini," jawab Julia seraya tersenyum.
"Pemerintah siap siaga mendirikan organisasi ini dengan pegangan sewaktu-waktu kalau ada penjahat yang memakai kekuatan super, bisa diberantas oleh pahlawan yang merupakan lulusan dari organisasi ODDAM. Singkat cerita, kami ingin mengembangkan kekuatan kalian agar kalian bisa menjadi pahlawan super."
Mata Loria berbinar, harapan baru muncul dalam kehidupannya. Keputusan Loria sudah mantap. Apalagi coba yang kurang? semua hal yang ia butuhkan telah tersedia, terutama masa depan cerah untuknya.
Setelah semuanya selesai, Loria ikut pergi bersama Jim dan Julia. Tentunya pergi ke tempat ODDAM didirikan. Ayah dan ibunya Loria nampak sedih mengantar kepergian anaknya, namun mereka mencoba tersenyum. Di satu sisi mereka juga bahagia melihat masa depan cerah menanti anak sulung mereka tersebut. Walau ada kekhawatiran di hati mereka, tapi mereka yakin kalau orang-orang di ODDAM adalah orang-orang yang terpercaya.
"Doakan yang terbaik untukku, Ayah, Ibu. Dan titipkan pesan ku pada Hidan dan Sean. Aku sangat menyayangi mereka. Sampai jumpa beberapa bulan lagi." Loria memeluk kedua orang tuanya.
"Sampai jumpa Nak, semoga kau berhasil. Dan semoga nanti kau pulang memakai rok, Nak." Ibunya Loria mengelus punggung anaknya. Karena Loria lebih tinggi, jadi ibunya tidak sampai tinggi untuk mengelus kepala anaknya.
"Astaga, aku tidak suka pakai rok, Mama. Ya sudah, aku pergi dulu. Jaga diri kalian baik-baik." Loria melepaskan pelukannya lalu menyusul Jim dan Julia.
Di sinilah kisah tak biasa Loria dimulai.