Para pria itu berpakaian rapi dengan sepatu mengkilat. Tubuh mereka kekar.
"Laksanakan tugas kalian dengan hati-hati! Tidak boleh di ketahui pihak rumah sakit dan sipir penjara.
Buat racun di makanannya. Rusak rem mobilnya, atau apa saja. Yang pasti bunuh tuan Yudisthira secepatnya. Dia tidak boleh bersaksi!"
Nindy menggigil ketakutan. Mereka merencanakan pembunuhan.
Langit semakin pekat. Kilat menyambar di langit senja. Hujan turun dengan deras. Para pria itu bergegas meninggalkan lantai itu.
Tinggallah Nindy sendiri. Nindy kedinginan.
"Haus! aku haus!" Nindy menadah air hujan. Berapa hari sudah dia tidak minum, tidak makan juga. Oohhh! Terima kasih Tuhan! Aku masih hidup!
Ya Tuhan! ampunilah aku!"
Nindy menangis.
Tadi tanpa rasa takut Nindy merencanakan mati untuk dirinya. Bunuh diri! Dibatalkan
Dia tidak ingin mati konyol.
Lalu dia berniat membunuh Frans dan kekasihnya. Tidak jadi juga. Mereka tidak boleh mati begitu saja! Enak saja! Nindy membatalkan rencana itu. Lalu dia merencanakan sesuatu yang pahit untuk mereka. Yang menyakitkan!
Nindy menggigil.
Sekarang dia baru mendengar orang lain berkomplot merencanakan pembunuhan.
Nindy ketakutan. Dia ketakutan mendengar rencana Pembunuhan! Baru rencana saja, dia sudah takut! Apalagi sampai melakukannya? Tidak aku bukan penjahat. Aku bukan pembunuh! Mereka adalah para pembunuh bayaran.
Nindy merinding.
Siapa mereka! Mengapa mereka ingin membunuh seseorang?
Tuan Yudisthira! Siapa dia? Nindy seperti pernah mendengar nama itu! Ada berapa nama yang sama di kota ini.
Tetapi tuan Yudisthira Salman hanya satu. Apakah dia orang yang ingin di bunuh? Kenapa dia ingin di bunuh? Oh dia saksi! Saksi apa?
Ya Tuhan! Mereka pasti penjahat! Apa mereka pembunuh bayaran? Kenapa pembunuh bayaran ada di rumah sakit ini?
Ini rumah sakit penjara! Orang baik atau tidak, tidak bisa dibedakan! Yang di kurung pasti jahat! yang bebas bukan! Hanya orang yang bermasalah dengan hukum yang bisa di kurung. Itupun kalau tertangkap.
Apa para mereka itu tadi tahanan juga? Bukan! Pakaian dan sepatu mereka bagus! Mereka bukan tahanan! Lalu siapa mereka?
Tuan Yudisthira, kamar 303. Itu lantai perawatan khusus tahanan penjahat kelas kakap, sejenis korupsi, lantai tahanan dari kalangan elit pejabat, orang-orang kaya, orang terkenal. Di jaga khusus! Tidak bisa sembarang orang yang bisa masuk ke lantai itu. Ada lift khusus ke lantai itu. Ada juga lift khusus karyawan dan staf rumah sakit.
Ah! haruskah aku memberitahu pengawalnya! Iya! Aku harus bertindak!
****
Nandy merangkak, dia tak mampu berjalan lagi!
Ngesot! Nindy ngesot di lantai yang basah dan di tengah hujan.
Seandainya dalam keadaan normal berfikir. Nindy pasti takut melihat dirinya. Dia seperti hantu di film suster ngesot itu!
Tapi Nindy lebih menakutkan dari hantu itu. Jarak pintu dari tempatnya berada sangat jauh. Dia harus bisa sampai di tempat yang hangat dan kering secepat mungkin. Jadi... Nindy bukan hanya ngesot, mana kuat dia ngesot dengan tubuh gemuk begini. Berat. Nindy berguling. Menggelikan. Nindy seperti ular raksasa yang berguling di tengah hujan. Tubuhnya bukan hanya basah, tapi juga kotor. Kilat menyambar. Nindy berhenti sejenak. Dia melihat di lantai itu banyak botol mineral berhamburan.
Ada banyak sampah di sini!
Otak Nindy masih waras. Dia masih bisa berpikir tentang kebersihan!
Padahal keadaannya saat ini sangat mengenaskan. Rambutnya yang keriting di penuhi kotoran dari lantai. Melihat sekelilingnya. Nindy berguling lagi sambal sesekali meraba lantai membuang sampah di depannya. Dia tak ingin terinjak beling lagi kayak tadi.
Nindy melanjutkan berguling. Ah seandainya di atas api, aku pasti seperti babi guling! Nindy bercanda dengan dirinya sendiri.
Nindy berhenti berguling, dia sudah sampai ke dekat pintu. Dari situ dia bisa ngesot lagi.
"Aduh!" Nindy merasakan sakit di perutnya. Nindy baru sadar luka di perutnya.
Dia baru saja menjalani operasi Caesar. Sekarang dia merasa kalau bukan hanya perutnya saja yang sakit. Kakinya juga. Kakinya tadi terluka. Berdarah.
"Aduh!" Nindy menjerit memegang kepalanya.
Kepalanya sakit juga. Badannya panas.
KRUK KRUUUK KRUUUK!
"Ya Tuhan! Aku lapar sekali!"
Nindy sudah normal. Perutnya bernyanyi.
Ada cahaya lampu di sana! Itu pasti kamar penjaga.
Nindy berusaha berdiri. Merapat ke dinding. Berjalan bergeser pelan di dinding.
Dia mirip laba-laba raksasa yang mengendap di kegelapan.
Kamar penjaga. Di sana pasti ada makanan dan pakaian.
Akhirnya Nindy sampai juga ke kamar penjaga. Ada ranjangnya.
Ranjang ini bau dan kotor! Banyak sampah di sini! Nindy mengomel dalam hati.
Dia orangnya selalu rapi dan suka kebersihan.
Sejenak Nindy lupa dengan sakit di perutnya dan luka di kakinya.
Lapar! Lapar ini menyiksaku! Roti ada roti disini!
Nindy memakan roti dengan tidak sabar.
PEEHHT! PUAH!
Nindy hampir muntah. Roti itu kadaluarsa!
Tak peduli. Dia tidak mungkin mati karena roti kadaluarsa!
Minum. Ada Dispenser di sini. Gula dan kopi!
Air panas! Aku perlu gula dan air panas! Kopi tak masalah! Lebih baik minum kopi daripada mati!
Ah Nindy menemukan gelas. Gelas kotor! Biarlah!
Awas kamu Frans! Rasakan pembalasan ku nanti!
Kamu juga harus di jahit di perut, berguling di tanah di tengah hujan. Makan roti kadaluarsa! Menderita!
Nindy mengingat dendamnya!
Hanya dendam yang membuat dia kuat!
Nindy merasakan perutnya sakit lagi. Sakit bukan karena jahitan di perutnya atau karena lapar. Nindy merasa perutnya sembelit. Dia ingin BAB !
"Apa aku keracunan! Oohh!!!" Nindy merasakan sakit luar biasa.
"WC! Aku perlu WC! Tissue juga! Ini tisu.
Mana WC...itu...itu ada WC.
Di samping tempat tidur. Di situ ada WC.
"Ahh!"
Nindy menjatuhkan diri ke lantai. Dia merangkak!
"WC! Aku perlu WC!" Nindy menangis.
Pintu WC terbuka.
"Syukurlah WC duduk!"
Lampu. Klik!
Ada handuk, sabun, sampo dan sikat gigi tua!
"Biarlah masih bisa di pakai!
Ada airnya juga. Banyak tahu tikusnya! Biarlah!
Awas kamu Frans! Rasakan pembalasan ku nanti!"
GRRH! GRRRHHH!
Nindy mengeluarkan sakit itu. Rasa perih itu! Berteriak di WC.
"Oh Tidak! Jangan berteriak! Gawat kalau ada yang tahu ada aku di sini!"
Nindy menutup mulutnya dengan tangan.
Mengeluarkan sampah di perutnya. Lalu mandi dengan tenang. Handuk dekil ini!
"Biarlah! Ini sejarah hidupku!
Awas kamu Frans! Rasakan pembalasan ku nanti!!!"
Segar! Segar Nindy sudah selesai mandi. Sakitnya sudah hilang
"Syukurlah penjaganya tidak ada! Penjaga rumah sakit ini tubuhnya pasti sama gemuknya denganku. Bajunya besar, pas di tubuhku!"
Nindy tidak tahu. Penjaga malam di rumah sakit penjara itu. Satu Minggu yang lalu mati bunuh diri. Terjun dari lantai lima.
Seandainya ada orang lain naik ke lantai itu. Pasti mereka lari ketakutan. Nindy di kira hantu.