webnovel

Rencana Pembunuhan

"Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan!"

Soraya selalu mendengungkan kampanye anti bunuh diri kepada tahanan baru di Lapas wanita itu. Dia senior di lapas wanita itu. Pendapatnya di hargai, nasehatnya menjadi patokan semua orang. Dia sudah berada di penjara itu sudah 5 tahun. Hukuman seumur hidup tidak membuatnya patah semangat. Putusan itu lebih baik daripada pada hukuman mati.

Soraya adalah pejuang untuk hidup di tengah perasaan tersingkirkan dan terbuang di hati para tahanan wanita lainnya, seperti Nindy.

Nindy selalu mendapat motivasi dan nasehat itu dari Soraya. Tapi di balik itu semua, Soraya ternyata tetaplah wanita yang lemah hati.

Dari lantai 5 rumah sakit penjara ini, di atas ketinggian, dia mendengar pembicaraa kedua sahabatnya. Mereka bicara bebas dengan suara keras di atas kuburan di belakang rumah sakit.

Mereka tidak sadar, kalau Nindy telah mendengar semuanya.!

Sejujurnya, Nindy sudah ingin melompat dari ketinggian.

Dengan tubuh lemah setelah menjalani operasi Caesar dan depresi, tidak makan dan minum selama beberapa hari, membuat tubuh Nindy menjadi sangat lemah, tak bertenaga.

Susah payah dia berjalan sembunyi-sembunyi keluar ruang perawatan menuju tangga darurat rumah sakit menuju lantai 5 berniat bunuh diri!

Tetapi dua orang sahabatnya itu tidak sadar telah membicarakan dirinya dengan suara sangat keras.

Soraya menangis dan marah untuknya. Ratna bertekad mengasuh anaknya. Bahkan dia berusaha keras menyelidiki Frans Winata.

Frans Winata suaminya yang kurang ajar itu, tidak tahu malu. Ternyata dia hanya penipu.

Nindy tersadar.

Ya Tuhan...Dia menipu-ku! Dia menikahi-ku hanya ingin menguasai hartaku! Biadab! Biadab kamu Frans! Terkutuk-lah kamu! Kamu binatang! Bajingan! Vampire pengisap darah! Ku bunuh kamu Frans!"

Nindy menjerit dengan suara tertahan. Air matanya mengalir deras.

'Tidak! Untuk apa aku mati karena dia! Aku tidak boleh mati sia-sia! Dia akan tertawa karenanya. Mereka pasti senang!

Mereka ingin aku mati. Ayah ibuku mati! Dia pembunuh! Frans pembunuh! Huaah... hiks!

Nindy Mundur dari tepi lantai yang licin. Langit mulai gelap. Matahari sudah tenggelam! Tidak ada cahaya lampu di sini!

Dia mundur ke belakang hingga beberapa langkah.

Buk! Dua terjatuh. Kakinya berdarah.

Dia menginjak sesuatu yang tajam. Darah mengucur dari telapak kakinya.

Nindy terduduk di kegelapan malam sambil memeluk sebelah lututnya.

Ratna dan Soraya sudah meninggalkan kuburan. Mereka berjalan memutar mengindari batu nisan yang tak beraturan, mencari jalan yang bagus untuk melangkah.

***

Nindy meratapi nasibnya. Menangis tanpa suara. Nafasnya sesak.

Ya Tuhan, asmanya kambuh! Tidak aku tidak mau mati dengan cara begini! Aku tidak layak mati dengan cara hina! Bukan aku yang harus mati! Frans yang harus mati! Dia dan kekasihnya itu lah yang harus mati. Tidak! Mereka tidak boleh mati! Mereka harus menderita dulu sebelum mati! Menderita dan masuk penjara! Di bully oleh para narapidana di penjara. Di sekap di kamar isolasi! Di guyur air kotoran. Memakan nasi basi. Makan sayur kangkung sampai mencret. Minum air kobokan!

Nindy menyumpah, bertekad membalas dendam!

...

Nindy mengingat masa lalunya.

Dulu....

dia begitu tersanjung ketika seorang pria tampan berkulit putih, tinggi berhidung mancung, memiliki proporsi tubuh ideal bak model.

Saat itu, di sebuah kafe yang mewah, makan malam yang romantis,

Frans menyatakan cinta kepadanya dengan seikat bunga dan sebuah cincin berlian yang indah.

"Nindy bersedia kah kamu menikah denganku!" Mata indah Frans yang indah memandang Nindy dengan wajah penuh cinta.

"Oh my God...oh my God!"_ Nindy serasa mau pingsan. Mimpi ini terlalu indah. Makan malam kejutan yang di siapkan Frans membuatnya seketika seakan mendapat serangan jantung.

Kenapa Frans yang tampan seperti artis Korea itu mau denganku? Ada yang salah di otaknya. Aku jelek, gendut, jerawatan, tidak tahu fashion! Mengapa ini terjadi padaku! ya Tuhan sadarkanlah dia wahai Tuhan!

Nindy menjerit dalam hati dengan rasa sakit.

"Frans! Dia pasti salah orang!"_ Nindy tadi sempat bahagia mendengar kalimat Frans, sekaligus patah hati. Frans pasti sedang latihan melamar cewek!

Nindy menahan air matanya, kecewa setengah mati. Nindy mencintai Frans

"Kak Frans jangan bercanda dong! Masa latihan ngucapin cinta- nya kepadaku? Berhenti bercanda! Ngga lucu!" Nindy tersenyum meringis. Wajahnya jadi tambah jelek.

"Nindy...kamu kok gak percaya aku! Aku ngga main-main! Suer!"

Nindy cemberut

"Heh...kak sadarlah...kakak ngga ingat apa? kakak kan idola di kampus kita. Kakak sudah punya pacar! Aiihh... Kakak ini...jangan main-main dengan kata cinta... pernikahan...! itu sesuatu yang sakral! kakak...ahh...kakak gak usah bercanda gitu! Udah ah...antar aku pulang... seharian aku cuma pake baju ini...pulang ayo pulang!"

Nindy merajuk manja. Frans kakak senior yang baik banget dengannya. Mereka sudah jadi adik kakak ketika Nindy baru masuk kuliah. Frans-lah yang selalu membela-nya saat di bully teman kuliahnya. Frans adalah pahlawan Nindy. Frans segalanya!

"Nindy... kakak serius! ini bunga untukmu! ini cincinnya! pakai! terima cintaku!"

"Heh...mana bisa gitu! Kakak berhenti main-main! Aku bisa marah tahu. Ku beri tahu ya...sekalipun aku ingin menikah...aku harus selesai kuliah dulu! Terus kakak juga gak mungkin bisa nikah cepat! Kakak kan harus lulus kuliah dulu...kerja dulu!" Nindy menyedot jus Alpukat kesukaannya. Ngomong banyak bikin dia haus dan lapar.

Singkatnya, malam itu Frans serius ngomong ke ayah Nindy, melamar Nindy.

Di terima! Mereka nikah sambil kuliah.

Nindy membuat para pemuja Frans patah hati.

Pernikahan mereka sangat indah, meriah dan mewah.

Maklumlah Nindy anak satu-satunya Hans Julian, pengusaha sukses yang kaya raya.

Mereka pergi bulan madu ke Spanyol. Bukan madu yang penuh cinta.

Nindy di manjakan bak putri raja. Frans sungguh-sungguh mencintainya.

Nindy di buai cinta yang memabukkan.

Frans bekerja di perusahaan ayahnya dan menjadi orang kepercayaan ayahnya. Tangan kanan ayahnya. Bukan hanya itu. Frans menjadi, kaki, tangan, otak dan pengganti ayahnya di perusahaan.

Ayahnya yang mengagumi kinerja anak muda tampan itu.

Tiba-tiba ayah Nindy sakit. Perusahaan itu kolaps.

Frans yang tak berpengalaman tak mampu mengendalikan perusahaan.

Tetapi perusahaan itu bangkrut setelah setahun ayah Nindy meninggal.

***

Nindy berusaha bangkit dari tempatnya. Tubuhnya tak bisa bergerak.

Tiba-tiba dia mendengar beberapa langkah kaki berat tak jauh dari tempatnya bersembunyi. Langkah beberapa orang pria. 3 orang pria. Dari tempatnya Nindy melihat wajah mereka dengan jelas. Nindy merapatkan tubuhnya di antara celah sempit dan gelap.

Para pria itu berpakaian rapi dengan sepatu mengkilat. Tubuh mereka kekar.

"Laksanakan tugas kalian dengan hati-hati! Tidak boleh di ketahui pihak rumah sakit dan sipir penjara.

Buat racun di makanannya. Rusak rem mobilnya, atau apa saja. Yang pasti bunuh tuan Yudistira secepatnya. Dia tidak boleh bersaksi!"

Nindy menggigil ketakutan. Mereka merencanakan pembunuhan.

Next chapter