webnovel

Menikah Dengan Pangeran Gaib

Lin Vita Wulandari, adalah seorang gadis sederhana yang menggantungkan nasibnya di sebuah toko roti. hingga pada suatu hari Lin yang baru pulang mengantar pesanan, ke salah seorang pelanggan di kejutan benda jatuh tepat di atas kepalanya. Saat ingin melemparnya kembali terlihat seorang pria tampan dengan pakaian yang sangat aneh, tengah bersandar di salah satu batang pohon. "Halo, calon istri. perkenalkan namaku pangeran Alfa Edison Sagala." Kata pria berjubah. "Aku, tidak Bertanya namamu. dan lihat penampilanmu sangatlah aneh." Sahut Vita dingin. "Tidaklah, penting. dengan penampilanku, yang terpenting sekarang kamu adalah calon Ratuku." Ujar pria berjubah. Edgar Frederick Cyrus atau di kenal dengan nama Alfa Edison Sagala. seorang pangeran tertampan di istana yang berdiri megah di alam dunia lain. Yang terpesona dengan kecantikan seorang gadis manusia. berbagai cara di lakukan bahkan dirinya rela setiap malam datang ke alam mimpi gadis yang dicintainya. Demi cintanya pada sang gadis, Edgar bahkan bertekad melakukan reinkarnasi demi membuktikan cinta pada sang gadis. Mampukah mereka melewati ujian cinta? Benarkah Edgar bereinkarnasi demi mendapatkan cinta Lin Vita? Ikutin terus kisahnya cinta antara pangeran Edgar dan Lin Vita Wulandari. Perjalanan cinta anak manusia dengan alam Gaib. Baca juga karyaku yang lainnya. # Akhir Deritaku. # Antara Cinta dan Dendam. # Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya. # Akhir Dari Cintaku. # Menikah Dengan Pria Dingin. # Terjerat Cinta Pembunuh Bayaran. # Pesona Gadis Malam.

rafli123 · Fantasia
Classificações insuficientes
8 Chs

7. Atas Nama Cinta

Isak tangis Vita memecah kesunyian malam, hingga terdengar ke telinga pangeran Edgar Frederick Cyrus yang tengah bersemedi, berlahan Edgar membuka matanya yang selama tiga bulan ini tidak terbuka, dan meninggalkan tempat bersemedinya menuju sang kekasih yang menangis terisak.

"Sayang, aku disini bukalah matamu" Alfa menyentuh tangan Vita.

Berlahan kedua mata Vita terbuka, terlihat seorang pria yang sangat dirindukannya berada di depannya.

"Alfa, benarkah ini kamu?" Vita menyentuh wajah Alfa yang tidak lain adalah pangeran Edgar Frederick Cyrus seorang pangeran yang dari negeri tanpa kasat mata.

"Iya sayang ini aku Alfa kekasihmu" Vita menghambur kedalam pelukan Alfa.

"Aku merindukanmu kekasih kecilku" Alfa mencium seluruh wajah Vita yang merah hingga ciumannya terhenti di bibir vita mereka saling melepas rindu yang lama mereka pendam.

Alfa melepas lumatan pada bibir Vita, kini mereka saling bertatap mengikis jarak di antara mereka.

"Alfa kamu kemana saja selama ini tidak menemuiku? apakah kamu menghindar dariku?"

"Tidak sayang, apa yang aku lakukan untuk masa depan kita nanti, aku minta kamu bersabar sebentar lagi" Alfa menangkup wajah Vita berlahan ibu jarinya mengusap sisa air mata yang menetes.

"Sampai kapan aku menunggu Alfa?"

"Tidak akan lama lagi sayang, aku berjanji ini yang terakhir kita bertemu dan perpisahan nanti hanya membutuhkan waktu yang sebentar aku bersumpah atas nama cinta kita" Alfa menyakinkan jika dirinya pergi hanya untuk sesaat.

Vita menganggukkan kepalanya dan berlahan matanya terpejam saat Alfa menyentuh miliknya yang sensitif.

kini mereka tengah melakukan kegiatan panas hingga berkali-kali.

Pagi menjelang Vita yang merasakan sekujur tubuhnya terasa lemas berlahan terbangun dengan tertatih menuju kamar mandi, sebuah tangan besar mengangkat tubuhnya toples ke kamar mandi.

"Apa ini terasa sakit?"

"Sedikit..." Vita menyembunyikan wajahnya yang memerah menahan malu.

"Setelah berendam di air yang hangat ini kamu akan kembali segar dan milikmu akan sembuh.

"Alfa kenapa kamu tidak pergi seperti sebelumya"

"Bagaimana aku pergi jika kekasihku kesakitan hum"

"Menyebalkan.."

"Tapi kamu suka kan"

"Alfa, kenapa kamu menyebalkan"

Alfa tertawa melihat tingkah kekasihnya yang menurutnya sangat menggemaskan.

Setelah selesai mereka menuju ruang makan, berbagai macam hidangan telah tertata rapi di atas meja.

"Alfa apakah ini semua kamu yang menyiapkan?" Vita menatap kekasihnya yang hanya tersenyum.

"Tentu sayang sekarang makanlah"

Mereka menikmati sarapan pagi dengan tawa bahagia, pandangan mata mereka saling terkunci meski mereka tengah menikmati hidangan.

Alfa membantu membersihkan meja dan mencucinya kini mereka saling berhadapan, Alfa menarik pinggang Vita dan melumat bibir Vita yang merah merona.

"Sayang pergilah mencari apartemen yang lebih mewah dari ini, aku tidak ingin hidupmu seperti ini"

Vita mengerutkan keningnya mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Alfa padanya.

"Aku lebih nyaman disini Alfa"

"Aku tau tapi aku tidak ingin sesuatu terjadi dengan selama aku tidak ada"

"Mereka mengetahui keberadaan dirimu sayang, aku tidak ingin mereka mencelakai dirimu"

"Mereka siapa Alfa, apa yang ingin mereka lakukan denganku bahkan aku tidak mengenali mereka?"

"Sayang, kamu tau aku darimana bukan? bahkan seorang manusia biasa tidak dapat melihatku selain dirimu, tapi mereka dari negeriku ingin membunuhmu karena"

"Karena apa Alfa?"

"Mereka dari negeri lain yang menjodohkan diriku dengan putri mereka, tapi sudahlah kamu tidak perlu memikirkan apapun yang terpenting sekarang kamu pergi dari sini. tapi jika kamu tidak mau tidak apa-apa aku akan melindungi tempat ini"

Alfa tidak ingin menutupi apapun dari Vita, dia berhak tau meskipun sulit di mengerti oleh manusia biasa.

"Alfa aku tidak ingin meninggalkan tempat ini, kamu tau bukan jika ini adalah apartemen milikku"

Alfa merogoh kantong celana dan memberikan satu kantong berlian dan koin emas.

"Sayang ambil ini untuk memenuhi kebutuhanmu"

Vita menatap kantong yang di berikan Alfa padanya. berlahan membukanya alangkah terkejutnya dalam kantong berisi berlian yang sangat mahal dan koin emas yang tak akan habis tujuh turunan.

"Ini banyak sekali Alfa?"

"Tidak sayang ini hanya bagian kecil untukmu" Alfa kembali mengeluarkan sebuah cincin berlian langka untuk Vita Alfa memasang cincin berlian langka di jari manis Vita.

"Sayang berjanjilah, apapun yang terjadi jangan pernah lepaskan cincin ini, karena cincin inilah yang menjadi penghubung suatu saat nanti"

"Aku berjanji padamu sayang, demi cinta kita aku tidak akan pernah melepaskan cincin ini" Vita mencium bibir Alfa.

"Sayang aku harus pergi, jika kamu ingin pergi dari sini jangan pernah kamu melepaskan cincin ini"

"Aku mengerti sayang"

Mereka kembali saling melumat, rasanya mereka enggan untuk berpisah namun keadaanlah yang mengharuskan mereka berpisah.

Alfa meninggalkan Vita yang masih memejamkan matanya dirinya tidak ingin melihat kekasihnya bersedih, dia sudah bersumpah akan menyelesaikan semuanya secepat mungkin.

Suara gedoran pintu membuat Vita tersadar dari lamunan.

"Lin Vita apakah aku harus mendobrak pintu apartemen ini agar kamu terbangun hah!" Margareth yang terbiasa membangunkan Vita yang tidak perlu terbangun di pagi hari.

Margareth membuka pintu apartemen milik Vita yang tidak terkunci.

"Aneh kenapa pintunya tidak di kunci, ceroboh sekali gadis itu bagaimana jika orang yang jahat masuk" Margareth menyusuri ruang tamu Vita yang terlihat rapih dan tatapannya menangkap seorang wanita tengah duduk di kursi ruang makan.

"Vita apa yang kamu lakukan disini?"

tanpa menjawab pertanyaan Bi Margareth, Vita menghambur dalam pelukannya.

"Apa yang terjadi sayang?" Margareth melepas pelukan Vita.

"Dia kembali Bibi Margareth, tapi kembali meninggalkan aku"

Margareth mengusap punggung Vita yang bergetar.

dirinya mengerti siapa yang di maksud.

"Apa yang dia katakan padamu?"

Vita menggelengkan kepalanya, dirinya tidak mungkin menceritakan semua pada Bi Margareth.

"Baiklah jika kamu tidak ingin bicara denganku"

Namun tatapan teralihkan sebuah kantong yang berada di atas meja. kantong berkain sutra bertabur emas jelas dirinya mengerti dulu kekasihnya memberikan padanya, namun setelah itu menghilang hingga kini. melihat keadaan Vita ada ketakutan jika Vita akan mengalami hal yang sama dengan dirinya.

Di istana pangeran Edgar bersitegang dengan para menterinya yang berhasil menebus keamanan tempat tinggal Vita.

"Yang mulia raja, melihat apa yang di lakukan pangeran Edgar lebih baik pernikahan antara pangeran dengan putriku di percepat jika tidak ini sangat membahayakannya keamanan istana, bukankah manusia biasa tidak dapat tinggal di istana kita!" ucapnya dengan senyum licik.

"Putraku katakan apa yang kau lakukan di dunia manusia?" Raja Frederick Cyrus menatap wajah putranya dengan tatapan tajam meskipun ucapnya terdengar lembut.

"Yang mulia raja, apa yang ingin yang mulia dengarkan dari pangeran, bukankah yang mulia raja lebih mendengarkan apa yang di katakan perdana menteri!?"

"Pangeran bersikaplah sopan pada raja!"

Permaisuri yang sedari awal hanya mendengarkan, tiba-tiba bersuara mendengar perkataan putra mahkotanya.

"Ibu, dengarkan apa yang putramu katakan. aku pangeran Edgar Frederick Cyrus tidak akan pernah menikah dengan siapapun kecuali dengan kekasihku Lin Vita seorang manusia biasa!' ucapan lantang pangeran Edgar membuat Aula kerajaan menjadi sunyi. namun sorot mata kemarahan dari perdana menteri membuat pangeran Edgar tersenyum puas.