webnovel

Tidak Menyukaimu Lagi

Editor: Wave Literature

Setelah makan siang. Chu Keren membawa Yan Xiruo ke kamarnya, ia membuka kotak perhiasan dan mengambil sebuah gelang berlian yang mempesona, "Xiruo, apakah kamu suka dengan hadiah ini? Ini adalah hadiah pernikahan untukmu." ucapnya dengan senang.

"Kak, ini terlalu berharga…"

Chu Keren meraih tangan Yan Xiruo yang kecil dan putih halus, ia mengenakan gelang itu di pergelangan tangannya, "Lihatlah, betapa cantiknya gelang ini di tanganmu!" Sambil bicara, ia pun pura-pura marah menatap Yan Xiruo, "Kalau kamu tidak menerimanya, berarti kamu merasa tidak suka dengan hadiah yang Kakak berikan ini."

Yan Xiruo sebenarnya berniat menolak dengan sopan karena tidak memiliki kebiasaan memakai perhiasan mewah. Namun, setelah mendengar kata-kata Chu Keren, ia juga merasa tidak enak untuk menolaknya lagi. Ia menarik sudut bibirnya dan tersenyum, "Baiklah, terima kasih Kak."

Chu Keren menepuk lengan Yan Xiruo dan berkata dengan senyuman yang mendalam, "Tidak usah segan bersamaku!" Di dalam matanya yang cantik, memancarkan sebuah perhitungan yang licik.

*****

Di saat Yan Xiruo dan Lu Jingchen pamit pulang untuk meninggalkan rumah orang tuanya, ibu Yan mengucapkan doa dengan penuh bahagia. Ia berdoa agar Yan Xiruo mampu menjalani kehidupannya bersama Lu Jingchen dengan baik. Yan Xiruo tidak ingin keluarganya mengkhawatirkannya, ia hanya bisa menelan semua penderitaannya sendiri dan mengucapkan 'iya' kepada ibunya dengan perasaan pahit.

Setelah keluar dari pintu, Lu Jingchen dan Yan Xiruo langsung memisahkan diri bagaikan orang asing. Mereka pun tidak berbicara satu sama lain.

Sampai akhirnya mereka sampai di apartemennya sendiri, mereka berdiri di dalam elevator. Selama perjalanan menuju rumah ini, mereka berdua masih saling bersikap acuh. Namun, akhirnya suara Lu Jingchen yang dingin terdengar di telinga Yan Xiruo, "Gelang itu dapat dari mana?"

Yan Xiruo terkejut dengan suara Lu Jingchen yang tiba-tiba memecah kesunyian yang canggung ini.

Melihat Yan Xiruo berdiam diri, Lu Jingchen berjalan dua langkah ke depan. Ia menarik pergelangan tangannya dan melihat ke arah gelang berlian itu sambil mengulang pertanyaannya, "Katakan, gelang ini kamu dapat dari mana?" 

Yan Xiruo tidak mengerti dengan tindakan Lu Jingchen, ia pun jadi bingung dengan pikiran suaminya ini, cengkraman di pergelangan tangannya begitu kuat seperti mau mematahkan tulangnya.

"Aku tidak mencuri ataupun merampok. Apa hakmu menanyakan hal itu sampai seperti ini?" Yan Xiruo ingin menarik tangannya kembali, namun Lu Jingchen tidak ingin melepaskannya. Tenaga yang ada di tangan Lu Jingchen malah bertambah kuat, keringat dingin karena sakit pun keluar dari dahi Yan Xiruo.

Rongga mata Yan Xiruo memerah dan basah. Dari sini ia makin merasa tidak memiliki bakat dalam memilih pria, alhasil bisa jatuh cinta kepada pria seperti Lu Jingchen. Tidak ingin disiksa oleh Lu Jingchen lagi, Yan Xiruo menundukkan kepalanya dan dengan kuat menggigit lengan Lu Jingchen.

"Aee…!!!"

Lu Jingchen tidak menyangka wanita ini akan menggigitnya. Ia pun menarik napas panjang karena kesakitan dan melonggarkan cengkramannya di pergelangan tangan Yan Xiruo.

Yan Xiruo menyeka darah dari sudut mulutnya, ia melihat ke arah Lu Jingchen dengan dingin dan gelap. Lengan tangannya ternyata digigit hingga berdarah dan Yan Xiruo dalam hari merasa ingin balas dendam padanya.

"Lu Jingchen, kedepannya, aku tidak akan menyukaimu lagi. Selain itu aku juga tidak akan membiarkanmu menyiksaku lagi!" Pintu elevator pun terbuka setelah kata-kata yang bagaikan pengumuman ini di lontarkan Yan Xiruo. Ia pun melangkah keluar tanpa membalikkan pandangannya.

Melihat Yan Xiruo pelan-pelan menghilang dari hadapannya, dalam dada Lu Jingchen merasakan amarah yang membakar. Ia merasakan sebuah penghinaan ketika mendengar Yan Xiruo mengatakan bahwa ia tidak akan menyukainya lagi. 'Dasar Yan Xiruo sialan!'

Setelah pintu elevator menutup, dengan kuat ia menendang pintu elevator itu.

*****

Tepat di parkir basement. Lu Jingchen duduk di mobilnya, melihat lengannya yang masih berdarah, ia pun mengerutkan alisnya.

Namun seketika terdengar bunyi dering ponsel berbunyi.

Di layar telepon selulernya terlihat nama orang yang menghubunginya, mukanya yang seram pun berubah menjadi lembut.

"Jingchen, Xiruo tadi melihat gelang berlianku dan bilang kepadaku kalau dia menyukainya, aku segan untuk menolaknya, jadi aku menghadiahkan itu kepadanya, kamu tidak marah, kan?"

"Yan Xiruo benar-benar mewariskan sifat keluarganya yang rakus dengan kekayaan orang lain." Kata Lu Jingchen dengan dingin

"Jingchen, kamu tidak usah marah. Yan Xiruo itu juga masih bersikap seperti anak kecil, tentunya menyukai perhiasan seperti berlian dan batu permata semacam itu. Oleh karena itu kamu tidak perlu menyalahkannya, aku telah mengikhlaskan perhiasan itu sebagai hadiah padanya."

"Ya, seminggu lagi, kamu akan ikut denganku ke acara pesiar pesta tahunan."

"Oke!" Balasnya dengan senang.