webnovel

BAB 4. Pertemuan dengan oma

Sebelum bertemu dengan Oma, Barbie harus merubah penampilan Cinta yang dekil dan kumel. Barbie memaksa Cinta dan mengajaknya ke salon.

***

"Sudah itu saja. Kamu mau kehilangan pekerjaan di restoran dan seluruh cafe dimana kamu bekerja, kalau kamu menolak permintaan Tuan leo, kami bisa habis, Ta." Kata Barbie menarik tangan Cinta keluar dari restoran itu.

Cinta tak punya pilihan lain. Dia terpaksa ikut dengan Barbie. Barbie dan Matt mengajak Cinta ke salon dan butik tempat langganan Barbie. Sebelum menatap Cinta dan me-mak –over Cinta, Barbie mengajak Cinta ke butik lebih dulu, untuk memilih baju-baju yang cantik dan cocok untuk Cinta.

"Sini dik." Kata Barbie kepada Cinta. Tak henti menarik Cinta.

"Kamu Cuma harus senyum manis dan bilang iya, juga mengangguk saja kok nanti didepan Omanya Leo. Kamu tahukan harus bersikap manis di depan orang tua seperti apa?" Barbie mengoceh sambil memilihkan beberapa pakaian dan gaun yang dirasa cocok untuk Cinta.

"Tapi kak, aku gak mau bohong." Cinta masih ragu. Dia tak mau.

"Please dik, kalau kau juga gak mau melakukannya, kakak juga bakalan kena pecat. Katanya kamu sudah menganggap kakak sebagai kakak kamu kan, atau pikirkan uangnya, bisa untu bapak dan adik-adik kamu dik." Barbie berhenti dan menatap Cinta, memohon kepada Cinta.

Cinta akhirnya mengangguk. Dia tak mau banyak orang kehilangan pekerjaan mereka hanya arena Cinta. Karena dia tak mau menerima pekerjaan yang ditawarkan oleh Leo. Cinta pun akhirnya menuruti apa yang dikatakan Barbie.

"In gimana?" barbie mencocokkan beberapa pakaian ke badan Cinta. Menempelkan pakaiannya ketubuh Cinta.

"kak, aku gak mau yang terlalu terbuka ya." Kata Cinta kepada Barbie.

"Iya." Barbie juga tahu Omanya Leo tak suka dengan wanita yang terlalu mengumbar keseksiannya.

"Ini deh." Barbie mengambil beberapa, hampir ada sepuluh lebih mungkin. Tak lupa Barbie juga membeli sepatu, tas dan yang lainnya.

Selesai belanja perlengkapan untuk Cinta, Barbie mengajak Cinta ke salon. Barbie juga tak lupa membelikan tas mahal dan mewah untuk Cinta. Lalu Matt sendiri ke toko ponsel yang tak jauh dari sana. Cinta juga harus mengganti ponselnya yang jadul dengan ponsel yang baru.

"Jangan terlalu mewah." Barbie menepuk keningnya sendiri. Dia baru ingat kalau bosnya mengatakan kalau jangan menata atau memilih barang-barang yang terlalu mewah untuk Cinta, Leo sudah mengatakan kepada Omanya, kalau Cinta tak dari keluarga yang kaya.

"Ampun lupa. Dibuat sederhana saja ya riasannya." Pinta Barbie kepada pelayan salonnya yang sedang menata Cinta. Cinta hanya duduk diam dan melirik Barbie di cermin. Dia sudah pasrah mau diapakan saja.

Barbie menarik tangan Matt. Dia kembali ke butik sebelah dan membeli beberapa barang, gaun yang jauh lebih sederhana. Bahkan tasnya. Setelah itu mereka kembali ke salon. Barbie meminta Cinta untuk mengganti pakaiannya dengan yang baru, bahkan sepatunya yang jauh lebih sederhana.

Cinta hanya mengangguk dan menurut semua kata Barbie. Dia ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya. Tak lama Cinta keluar. Barbie sudah mendapatkan telepon dai Leo, agar mereka segera membawa Cinta ke sana.

"Halo Tuan, iya. Sebentar lagi kita akan kesana. Cinta dari cafe, jadi harus mandi sebentar dan dandan lagi sebentar." Kata Barbie kepada Leo lewat telepon.

"Ok. aku tunggu." Leo mematikan ponselnya begitu juga dengan Barbie.

Cinta sudah siap untuk bertemu Oma. Mereka kembali ke mobil Matt. Kali ini Mereka ada di perjalanan menuju ke rumah sakit, tempat dimana oma leo dirawat. Cinta duduk di belakang sementara Barbie di depan, di samping Matt yang menyetir sendiri.

"Pokoknya nanti yang manis ya di depan Oma, Ta." Kata Barbie kepada Cinta.

"Iya kak." Cinta terlalu gugup dan hanya menjawab iya-iya saja.

***

"Mana cucu menantu oma. Mana kekasih kamu, katanya mau dikenalkan dengan oma hari ini? oma tidak mau makan dan minum sebelum ketemu cucu menantu oma."

Leo semalaman di rumah sakit, menemani dan menjaga Oma. Sampai pagi, dia bahkan belum pulang dan ganti baju. Tapi ketika oma sudah bangun dari tidurnya di rumah sakit, oma terus menagih janji leo. Leo sudah mencoba menelepon Barbie.

"Sebentar Oma, sedang dijemput Barbie dan Matt. Sabar Oma, nanti pasti sampai kok. Oma makan dan minum obat dulu ya. Aku suapi?" Leo itu sangat sayang sekali dengan omanya.

Tapi kali ini Omanya tak terbujuk sama sekali dengan ucapan Leo. Oma Leo tetap saja menggeleng. Mulutnya bungkam, tak mau disuapi dan bicara dengan Leo sampai Cinta datang. Leo mencoba menelepon matt beberapa kali, tapi tak diangkat.

Leo pun mencoba menelepon Barbie. Dia takut kalau terlalu lama, Omanya tak juga mau makan, nanti malah jadi sakit beneran.

***

Cinta dan Barbie juga Matt sudah sampai di depan rumah sakit. Mobil Matt baru saja sampai. Ponsel Matt dia diamkan. Sementara ponsel Barbie, dia baru mengetahui ada telepon dari sang bos, karena sepanjang perjalan Barbie menceritakan apa saja yang harus Cinta ingat dan tau sebagai kekasih pura-pura Leo.

"Halo Yo. Kita sudah sampai di depan rumah sakit kok."

Barbie kadang memanggil Leo dengan nama saja kalau tak di area kantor atau diluar pekerja.

"kita mau naik ke lantai tempat Oma dirawat. Tunggu sebentar." Ujar Barbie kepada Leo.

"Iya. Aku tunggu. Oma gak mau makan, katanya mau ketemu dulu dengan cinta."

Leo pun mematikan teleponnya. Barbie menggandeng cinta untuk masuk ke rumah sakit. Matt memencet tombol lift untuk naik ke lantai atas.

"silakan, dua tuan putri yang lebih dulu masuk." Kaya Matt kepada keduanya. Menunduk seakan mempersilakan putri kerajaan.

"Cuma aku ya taun putri kamu. Kamu jangan macam-macam dengan wanita mana pun." Barbie memukul lengan matt dengan kesal.

Barbie itu kalau sudah cinta, sedikit saja cowoknya genit atau memuji wanita lain, dia bisa sangat cemburu.

"Ya iya, maksudnya kan satu tuan putri aku, satunya tuan putrinya Leo." Kata Matt membujuk Barbie.

Barbie tersenyum kembali kepada Matt. Dia pun masuk ke dalam lift dengan senang. Bersama dengan cinta yang berdiri di sebelah Barbie. Barbie ada di tengah. Sebelahnya Matt yang merangkul pundak Barbie.

Sepanjang di dalam lift, cinta malah melihat keduanya bermesraan.

"Nanti kalau di depan Oma, sama tuan Leo, jangan lupa yang mesra. Kayak pegangan tangan." Barbie menunjukkan cara memegang tangan dengan memegang tangan Matt.

"Cium pipi dan bibir nanti. Biar kelihatan romantis dan meyakinkan di depan Oma. Biar Oma tahunya kalian saling mencinta sungguhan dan sudah lama pacaran."

Barbie bahkan menunjukkan cara mencium pipi dengan benar. Dia mencium pipi matt di depan cinta. Matt pun balik mencium pipi Barbie.

"Mau contoh cium bibir tidak?" tanya Matt melirik cinta.

Cinta terkejut mendengar itu. Tadinya dia tak mau. Tapi Matt mencium bibir Barbie begitu saja. Barbie bukannya menghentikan, malah dia ketagihan.

Sampai pintu liftnya terbuka. Cinta keluar lebih dulu. Tapi karena tak tahu tempatnya, cinta berhenti dan menunggu mereka menyelesaikan ciumannya di dalam lift.

"Sayang, sudah cukup. Kita ditunggu Oma." Barbie mencoba menghentikan Matt, tapi Matt tak mau. Dia terus melakukannya.

"Bukan kita yang ditunggu, tapi cinta." Ujar Matt kepada Barbie. Dia berhenti sejenak, tapi kemudian melanjutkan menikmati bibir Barbie lagi.

Cinta tak habis pikir. Ini kan rumah sakit dan di tempat umum. Memang ada dua lift, dan tadi dibawah cinta melihat kalau banyak orang yang baik di lift satunya. Entah kenapa.

Sebenarnya rumah sakit ini milik keluarga Leo.

"Ke kamar ujung saja. Bilang kamar Oma Leo. Pemilik rumah sakit ini." Kata Matt menunjuk ke ujung.

Ahh. Cinta tahu kenapa. Mungkin ini lift pribadi dan rumah sakit ini melilik keluarga Leo, bagaimana bisa? Seberapa banyak kekayaannya.

Cinta tercengang.

"kesana ya dik." Kata Barbie melambaikan tangan kepada cinta.

Matt memencet tombol liftnya, membuat liftnya kembali tertutup. Cinta pun mencoba berjalan, mencari tempat paling ujung yang mereka maksud.

"maaf suster. Ruangannya Oma Leo dimana ya?" Cinta menghentikan salah satu suster dan bertanya kepada dia.

"oh, mari saya antar nona. Nona calon istrinya tuan Leo ya?" tanya suster itu.

Calon istri? Bagaimana bisa? Cinta hanya diam dan tersenyum kecil kepada sang suster. Suster itu mengantar cinta sampai ke ruang VVIP. Dimana Oma dirawat.

Awalnya pura-pura dirawat kemarin. Tapi omanya yang meminta. Sekalian mau pulang kalau sudah bertemu dengan istri Leo. Kalau tidak, Oma mengancam tak akan pulang ke rumah sampai kapan pun.

Tok

Tok

Suster itu mengetuk pintu ruang rawat Oma. Mereka masuk ke ruang rawat Oma. Untungnya Leo sudah pernah melihat cinta.

"Oma, ini cinta." Leo menghampiri cinta. Dia mengeluarkan tangannya meminta cinta menggenggamnya.

Cinta pun melakukan itu. Suster pamit keluar. Cinta di sana dengan Leo dan Oma. Cinta masih bingung dan canggung harus bagaimana bersikap.

"sini sayang, Oma mau peluk dan cium." Kata Oma kepada cinta.

Cinta mendongak menatap Leo. Leo mengangguk. Cinta pun mengikuti apa yang Leo perintahkan. Dia mendekati ranjang Oma. Oma memeluk dan menciumi pipinya.

"cepat nikah, Yo. Setelah itu jadwalkan program hamil dengan dokter Yo. Ya Yo, plis.. Oma sudah gak sabar pengen gendong cicit Yo. Kalau Oma nanti umurnya gak sampai gimana?" celoteh Oma sendiri memohon kepada Leo.

"OMA!" Leo marah. Dia tak sengaja meninggikan ucapannya. "jangan bilang seperti itu oma. Minggu depan Leo janji Leo dan cinta akan menikah dan akan segera melakukan program hamil untuk memberikan cicit kepada Oma." Kata Leo kepada omanya.

Oma senang sekali mendengar itu. Tapi cinta? Dia makin bingung. Bagaimana tadi Barbie hanya bilang menjadi kekasih pura-pura untuk leo. Tapi ini malah sampai hamil?

Hah?

Bagaimana mungkin. Kalau hamilkan harus tidur dengan Leo. Pernikahan juga hak yang sakral. Cinta tak mau mempermainkan pernikahan.