webnovel

Memories in the Rain

[Deja vu] Beberapa orang mungkin pernah mengalami yang namanya “Deja vu” di mana fenomena merasakan sensasi kuat bahwa suatu peristiwa atau pengalaman saat ini sedang dialami atau sudah pernah dialami di masa lalu. Perasaan itu terkadang membuat seseorang mengetahui apa yang hendak terjadi ke depannya, dan menjadikan diri orang tersebut mengingatnya kembali setepat mungkin. Tapi, tak semua orang akan percaya jika orang yang memiliki Deja vu ini menceritakan apa yang pernah orang itu alami sebelumnya, bahkan mungkin dianggap sebagai kekonyolan belaka! Kini, ada seorang gadis yang merupakan murid pindahan dari Tokyo, dia untuk pertama kalinya mendapatkan sebuah mimpi secara realistis di mana seseorang yang berada di tempat tinggalnya sebelumnya tersambar oleh petir. Dia pernah menceritakan pada teman-temannya sebelumnya, dan banyak orang yang hidup di kota metropolitan ini tidak percaya dengan hal itu. Beberapa orang mulai menganggapnya aneh, dan mengada-ngada saja. Tapi, apa yang terjadi selama satu minggu kemudian? Deja vu yang dia alami itu menjadi nyata. Seakan-akan tak percaya, kemampuan semacam apa yang dia miliki? Ketika dia tertidur, mimpinya itu selalu menjadi nyata. Sejak sebulan terakhir, gadis itu mengurung dirinya, dia tidak berani untuk melangkah ke luar lagi bahkan menginjakkan kakinya ke sekolah. Deja vu yang berisi kemungkinan-kemungkinan buruk itu terus menghantui dirinya, hingga dia tidak punya harapan untuk hidup normal lagi. Namun, di saat itu .... Saat dirinya merasa terpuruk, seorang anak lelaki menghampiri dirinya, mencoba untuk mendengarkan keluh kesahnya, dan mencoba mempercayainya. Hanya dia, seorang anak lelaki berhati lembut yang tidak menganggap dirinya aneh. Perlahan pertemuannya dengan anak lelaki itu mengubah dunianya, yang semula kehidupannya kelam kini dia dapat tersenyum lebar. Kedekatan mereka pun menciptakan ikatan cinta, dan dia merasa kalau lelaki itu adalah orang yang ditakdirkan untuknya. Tapi, keanehan terjadi lagi .... ‘Tidak mungkin! Ini tidak mungkin! Ini hanya mimpi, kan?’ ‘Kuharap mimpi ini tidak akan pernah terjadi lagi!’ ‘Aku tidak ingin kehilangan dia, aku masih ingin hidup bersama dengannya, menua bersama dengannya, aku selalu ingin berada dalam belaiannya, dekapannya, aku menyukai senyumannya, dia adalah orang yang penuh dengan kehangatan tapi, kenapa mimpi itu ...!?’ Mungkin cepat atau lambat, hal yang berbahaya akan menimpa seseorang yang dicintainya. Mampukah dia mengubah nasibnya itu?

Ana_Bantingan · Fantasia
Classificações insuficientes
8 Chs

Yumeji Yang Berbeda

Saat itu Yumeji masih ketakutan karena semua hal yang telah terjadi pada dirinya. Dia masih tidak bisa menghapus wajah depresinya, kejadian aneh yang berawal dari mimpi yang menjadi kenyataan tersebut menghantui pikirannya, membuat hidupnya suram.

Kini dia masih duduk meringkuh di depan wastafel dengan memegang segelas air yang gemetaran.

Tapi, dia saat memikirkannya ....

'Eh, aku baru sadar! Ponselku kan aku matikan jaringannya, kok ada panggilan masuk yang entah dari mana itu? Lalu ..., itu artinya ... hari ini benar-benar sudah bulan Juni!!'

Dia mengingat-ingat kembali bagaimana jaringan di ponselnya itu bisa hidup lagi? Itu sebuah keanehan juga!

*Yah~ sebenarnya itu tidak aneh! Saat ponselnya terjatuh dari saku kantongnya mengalami gesekan sehingga membuat ponselnya hidup dan panel barnya pun muncul, lalu layar ponselnya masih sensitif dengan air dan tetesan air hujan membasahi layarnya dan membuat orang yang memungutnya secara tidak sengaja menyentuh icon jaringan datanya, akhirnya data selulernya otomatis aktif!!

Jadi, tidak heran begitu aktif dan ternyata selang beberapa detik ada panggilan masuk ke ponselnya dan seorang lelaki yang memungutnya itu mencoba mengembalikan ponselnya pada sang pemilik tapi, nahas hal itu malah membuat hidupnya berakhir. Yumeji belum mengetahui detailnya, dan untuk mengingat detail mimpinya pun samar-samar, kini dia hanya bisa pasrah.

Tak lama kemudian, bunyi klakson mobil menghampiri rumahnya. Yumeji yang depresi itu mencoba berdiri dan membukakan rumahnya untuk menyambut orang tuanya.

Wajahnya masih bengap karena dia sempat menangis sejadi-jadinya tadi, dan dia auranya yang tadinya berseri-seri pun sekarang terlihat sudah hilang dari dirinya.

[Suram]

"Yume–" sang ibu hendak menyapanya saat anaknya yang manja ini membukakan pintu untuknya setelah memarkir mobilnya di garasi rumahnya. Tapi, dia terkejut dengan ekspresi Yumeji yang tidak ceria seperti biasanya, bahkan gadis manja nan pemalas yang sempat di bentak olehnya.

Sempat terbesit dibenak sang wanita yang menjadi ibunya ini, 'Eh ..., tindakanku tadi sudah sangat keterlaluan sehingga dia menjadi seperti ini?'

"Kenapa sayang–?" sang suami hendak bertanya pada sang istri yang saling memndangnya dengan tatapan keheranan dan membeku cukup lama di pintu, "Ng?" dia sempat bergumam lalu memasang kacamatanya kembali supaya dapat melihat ekspresi anaknya lebih jelas.

"Eh," seakan-akan tak percaya saat melihat ekspresi Yumeji yang depresi, 'Apa anak ini benar-benar tidak bisa menerima bentakan ibunya, ya?' dia berpikir lagi saat istrinya bercerita padanya kalau dia telah membentak anaknya.

*Yah~ mana mungkin anak kelas 3 SMP yang sudah hampir berumur 15 tahun itu sakit hati hanya karena dibentak begitu saja.

Lalu, Yumeji masuk ke rumah lebih dulu dan menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya yang menjadi jelek itu. Orang tuanya pun masuk ke rumah dengan santai lalu menutup kembali pintu rumahnya. Dia juga berpikir kalau sebaiknya dia juga mandi dan berlama-lama di kamar mandi.

Sang suami sempat berbisik pada istrinya, "Nanti kalau dia keluar dari kamar mandi, biar aku saja yang menanyainya."

"Um, baiklah," Sang istri pun setuju. "Oh, ya, malam ini mau makan apa?" tanyanya memastikan.

"Hmm, apa saja deh yang enak di makan saat di makan, terutama pas hujan-hujan ...." Ujarnya dengan santai.

"Ah~ baiklah," Sang istri pun mulai bersemangat untuk memasak. Tidak lupa dia mencuci tangan terlebih dahulu agar higenis.

****

Saat sang lelaki yang menanti masakan istrinya ini duduk di kursi yang berada di dekat meja makan hingga jenuh, dia teringat pada anaknya yang lama berada di kamar mandi. Biasanya saat istrinya menyiapkan makan malam, Yumeji itu sering berbincang-bincang dengannya sesaat.

Hal itu membuat sang lelaki yang sedang menanti masakan istrinya ini gelisah dan mulai beranjak dari tempat duduknya.

"Ke mana?" tanya sang istri dengan khawatir karena suaminya menuju arah yang sama dengan Yumeji.

"Ke kamar mandi sebentar, ada yang ingin kupastikan." Ucapnya dengan serius.

"...." Sang istri pun tak meresponsnya lagi dan dia memilih untuk fokus pada masakan yang dia kerjakan.

*Yah, kan, masalahnya ayahnya juga pengen mandi!!

'Kira-kira Yumeji sedang apa di dalam? Mandinya lama sekali? Masakan untuk makan malam juga hampir matang, apa hanya dibentak ibunya, dia jadi se-dendam itu?'

TOK! TOK! TOK!

"Yumeji ...." Dia memanggil nama putrinya sambil mengetuk pintu kamar mandi.

"I-iya, ayah?" jawab Yumeji dengan sedikit gugup.

"Kamu sudah selesai mandinya?" tanya sang ayah memastikan. Namun, dalam hati sang ayah berkata, 'Ah~ kalau bertanya begini pasti Yumeji tak segera menjawab,' maka dia tambahkan kalimat perintah pada perkataannya, "Buruan nak, ayah juga ingin mandi juga."

"Ba-baik, baiklah tunggu sebentar, yah." Yumeji terdengar tergesa-gesa.

Lalu, saat dia hendak keluar kamar mandi, dan meraih baju handuknya yang telah dipakai, saking licinnya lantai kamar mandi, dia terpeleset,"Aaaah!" dia menjerit dan membuat sang ayah yang tengah menunggunya di depan kamar mandi ini panik.

"Yumeji? Yumeji? Kau tidak apa-apa?" tanya sang ayah dengan begitu khawatir, dan tangannya segera memegang pintu kamar mandinya hendak membukanya tapi, masalahnya anaknya ini perempuan ....

Takutnya saat dia menghampiri anaknya di dalam kamar mandi dalam keadaan telanjang, dikira mesum!!

"U-um, ya, aku tidak apa-apa." Jawab Yumeji segera yang perlahan membuka pintu kamar mandinya.

Saat saling berpapasan dengan ayahnya, Yumeji sama sekali tidak menatapnya.

Mengenai Yumeji yang berubah menjadi sosok yang dingin secara tiba-tiba itu membuat ayahnya ingin menceramahi banyak hal! Tapi, lelaki yang sudah terlanjur ke sini hanya ingin mandi dan membersihkan badannya.

Dia mulai mencium bau-bau keruntuhan dalam rumah tangga, karena membahagiakan sangbuah hati adalah prioritas utama dan terlebih lagi anak adalah satu-satunya harapan terbesar baginya untuk mewarisi bisnisnya nanti.

Namun kini, dia sudah menjadi 'Yumeji yang berbeda' dari biasanya.

****