webnovel

Tanda tangan palsu

Faiza, gadis cantik berusia dua puluh tahun yang bekerja sebagai finance di sebuah organisasi kemanusiaan. Nampak dia sedang sibuk membuat laporan di laptopnya. Setelah itu dia mulai menyusun kwitansi serta bukti transaksi sesuai dengan urutan tanggal. Terlalu fokus pada kerjaannya dia tidak menyadari kedatangan rekan kerjanya.

"Faiza."teriak Yanti sahabat karibnya.

Sontak gadis cantik itu terkejut dan menjitak kepala Yanti.

"Apa sih Kamu, bikin jantungku mau copot. Kamu suka ya Aku cepat mati,"ucap Faiza.

"Ya sih Aku pingin kamu cepat mati, biar Aku yang gantiin Kamu pegang uang tiap hari. Haha."tawa lepas Yanti.

Faiza hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.

Hingga pukul satu siang Faiza masih terus membuat laporan,suara adzan zuhur membuat dia menghentikan aktivitasnya.

"Yan. Aku solat dulu ya? kalau anak-anak pulang dari lapangan tolong suruh tunggu Aku."ucap Faiza.

"Siap Bu Finance,"jawab Yanti seraya tersenyum.

Faiza berjalan menuju ke mesjid di dekat kantornya, banyak wanita dan lelaki sudah berada disana.

Dia langsung menuju ke tempat wudhu khusus wanita. Selesai berwudhu dia langsung masuk ke dalam mesjid untuk ikut solat berjamaah dengan yang lain.

Sementara itu di ruangan Yanti, dia juga sedang mempersiapkan laporan kegiatannya di lapangan. Yanti bekerja sebagai staf penanggulangan bencana. Ketika dia di sibukkan dengan laporannya, tiba-tiba datang Herman wakil ketua organisasi mereka.

"Yan. Faiza mana? nanti akan ada tamu yang datang dari kantor pusat. Apa laporan keuangan bulan lalu sudah dia rekap dengan baik? Aku dengar mereka mengaudit sangat bagus. Aku takut Faiza ada salah laporannya."kata Herman.

"Faiza lagi solat Her, nanti Aku sampaikan ya? terimakasih infonya. eh Aku perhatikan Kamu makin ganteng Her. Kapan nih kita jalan?"ucap Yanti dengan senyum genitnya.

Herman yang melihat Yanti kecentilan langsung berlalu dari sana.

"uuhhf..selamat Aku. Yanti itu bikin jantung aku copot aja. tapi kalau Aku liat-liat dia cantik juga. Alah diakan matre."gumam Herman. Dia kembali ke ruangannya mempersiapkan pertemuan dengan dengan kepala kantor pusat.

Faiza sudah selesai solat dia menuju ke kantornya. Dia mengambil ponselnya dan memesan makanan online untuk makan siangnya.

Faiza masuk ke dalam  ruangannya, dia meletakan perlengkapan solatnya di dalam lemari.

Faiza kembali fokus ke laptopnya, dengan teliti dia memperhatikan kwitansi yang di berikan oleh anak buahnya yang bertugas di lapangan.

"Ini ada yang aneh, kenapa tanda tangan kader berbeda-beda? apa ada yang memalsukan tanda tangan?"gumam Faiza.

Faiza kembali meneliti dengan baik-baik, dia mengambil berkas keuangan bulan yang lalu dan dia mencocokkan tanda tangan kader.

"Ya Allah. ternyata palsu. Awas kalian jika sampai ke kantor. Uang masyarakat bisanya kalian ambil."

Faiza sangat kesal dengan tingkah anak buahnya di lapangan.

"Faiza. Herman bilang nanti ada audit keuangan, Aku nggak tau jam berapa. katanya sih mereka auditnya bagus banget. coba cek lagi laporan kamu. jangan nanti ada kesalahan."ujar Yanti yang tiba-tiba muncul di ruangan kerja Faiza.

"Ih. Kamu Yan. datang nggak udah kayak hantu aja.muncul tiba-tiba gitu. lama-lama bisa mati berdiri Aku."sungut Faiza.

Yanti tertawaa kecil mendengar perkataan Faiza.

"Kalau Aku jadi hantu, cantik banget hantunya Faiza. hahahaa."

Yanti pergi sambil tertawa, dia meninggalkan Faiza di ruangnya.

"Gimana nih? tanda tangan palsu lagi. walaupun hanya satu orang aja."gumam Faiza.

Dia terus memutar otaknya untuk menemukan solusi agar tanda tangan palsu tersebut tidak menjadi bumerang buat dia nantinya.

"Faiza. Itu ada Abang ojol cari kamu,"kata Lela. Teman kerja di bagian administrasi.

"Ya terimakasih."

Faiza mengambil uang di dompetnya, dia keluar dari ruangannya menuju ke halaman kantor.

Setelah menerima paket makanan Faiza langsung membayarnya.

"Ini Bang. Makasih banyak."ucap Faiza seraya tersenyum.

"Sama-sama,"

Tukang ojol pengantar makanan tersebut langsung pergi meninggalkan kantor Faiza.

"Faiza."

Mendengar panggilan namanya Faiza kembali berbalik arah.

"Iya Her. Ada apa?"tanyanya.

"Apa Yanti sudah kasih tau kalau nanti ada audit?"jawab Herman.

"Sudah. Emang jam berapa? Aku mau makan dulu nih."ucap Faiza. Dia menampakkan bungkusan plastik di tangannya pada Herman.

"Ya sudah, makan aja dulu. Jam tiga nanti langsung ke ruangan Aku ya?"

"Oce."

Faiza kembali keruangannya, disana sudah menunggu Yanti dengan senyum jahilnya.

"Faiza cantik. Bagi doong ayam penyetnya. Aku belum gajian."kata Yanti.

"Kalau ada maunya Aku cantik,tapi kalau nggak ada perlu Kamu paling wow diseluruh jagat raya."tungkas Faiza.

"Jangan gitu dong, kita harus saling membantu. Nanti kuburan kamu sempit lho."rayu Yanti

"Ya sudah cuci tangan sana, kalau bicara dengan Kamu lama-lama hilang selera makan Aku."ujar Faiza.

Keduanya pun makan dengan lahapnya.

Tanpa mereka sadari seseorang terus memperhatikan Faiza.

"Cantik dan manis. Aku harus mendapatkannya."gumam seorang lelaki di belakang pintu ruangan Faiza.

Lelaki itu langsung pergi dari sana menuju ke ruangan wakil ketua.

"Herman. Ngapain aja kamu?"tanyanya.

"Eh Rijal. Kapan datang? Ini mau siapin absen untuk rapat mingguan."jawab Herman.

"Her. Siapa cewek di ruangan keuangan?"tanya Rijal lagi.

Herman tersenyum mendengar pertanyaan Rijal.

"Faiza namanya, tapi sayang udah punya pacar. Kamu telat Jal.hahaa."tawa Herman memecah ruangan.

"Sebelum janur kuning melengkung Aku pasti bisa buat dia jatuh cinta sama Aku."kata Rijal dengan penuh pecaya diri.

Rijal adalah seorang supervisor program penanggulangan bencana.

Dia baru saja di pindah tugaskan ke kantor cabang.

Sementara itu Faiza dan Yanti sudah selesai makan siang, mereka membereskan bekas plastik dan bungkusan ayam penyet.

"Faiza. Biar Aku yang buang ke tong sampah. Kamu siapkan berkas kamu."kata Yanti.

"Siap Buk. Terimakasih."

Faiza pun mengambil berkasnya dan menyimpan kertas berisi tanda tangan palsu milik masyarakat ke dalam tasnya.

"Aku simpan saja dulu tanda tangan masyarakat. Nanti Aku akan minta pertanggung jawaban dari Ilyas dan juga Iqbal."batin Faiza.

Setelah mempersiapkan semuanya Faiza mengambil laptopnya dan dia membawanya ke ruang meeting.

Jam tiga pas audit keuangan pun dilaksanakan, Faiza merasa was-was hatinya.

Setelah berkas keuangan dan kwitansi diperiksa. Salah satu  tim audit pun bertanya pada Faiza

"Faiza. Laporan kakak bulan yang lalu sudah bagus dan terperinci. Hanya saja satu berkas tanda tangan masyarakat tanggal dua puluh dua bulan lalu nggak kami temukan dalam bukti laporan. Apa kamu bisa tolong segera dapatkan bekas tersebut?"tanya yang bernama Ham.

"Maaf Bang Ham. Sebenarnya berkas tersebut sudah dibawa oleh rekan kerja yang ke lapangan. Bagaimana jika besok siang saya kirimkan melalui email?"jawab Faiza.

"Baiklah Faiza. Jika demikian, kami permisi karena ada audit di tempat lain."

Tim audit pun meninggalkan ruangan dan langsung pergi dari kantor Faiza.

Faiza bisa bernafas lega karena terlepas dari satu masalah.

"Alhamdulillah."gumam Faiza.

Dia pun kembali ke ruangannya, dia mengambil berkas tanda tangan yang dia simpan di dalam tasnya. Dia sedang menunggu beberapa rekan kerjanya.

"Awas kalian jika pulang dari lapangan, Aku akan buat hukuman yang nggak akan bisa kalian lupakan karena berani memanipulasi tandatangan masyarakat."gumam Faiza.