webnovel
#ROMANCE
#TRAGEDY
#BL
#YAOI

Memandang Lautan Biru Yang Luas

FOKUS NULIS DI GLOBAL. Tidak lanjut untuk versi Indo-nya. Mereka sudah lama saling mengenal. Selama delapan tahun, mereka adalah seorang teman baik, dan selama dua belas tahun mereka adalah pasangan kekasih. Dua dekade telah mereka lewati. Delapan tahun, orang-orang mengagumi keakraban mereka; lima tahun adalah kutukan; dua tahun adalah keindahan; dan selebihnya, kutukan lima tahun yang lalu kembali seperti hal manis yang membuat mereka memahami banyak hal. Lima tahun. Pada awal hubungan mereka, Ai Zhiyi bertahan dan meninggalkan harga dirinya, begitupun dengan kekasihnya, Chu Weixu. Ai Zhiyi adalah pemuda biasa yang menjalin hubunga dengan seseorang karena sebuah keberuntungan. Sementara itu, Chu Weixu adalah pemuda kaya, terhormat, dan bermartabat, yang menjalin hubungan dengannya karena nasib. Ai Zhiyi hanya terlalu betah dengan kisah percintaan mereka yang membosankan ini, sehingga ia menjadi keras kepala. Mungkin saja dia juga sedang terjebak, sehingga membuat waktunya terbagi dalam tiga masa yang berbeda. Chu Weixu mencintainya, tetapi dia dan juga keluarganya adalah dua hal yang sangat bertolak belakang. Namun, pada akhirnya waktu yang menjawab semua kerumitan pada hubungan mereka. Chu Weixu, "Jika kau memandang laut, luas, bukan? Tapi, jika kau membandingkannya dengan cintaku, itu bukan apa-apa." Ai Zhiyi, "Kau sangat pandai merayuku." Chu Weixu, "Bagimu, itu terdengar aku sedang merayumu, tapi tidak. Itu sebenarnya apa yang aku rasakan dari lubuk hatiku. Aku mencintaimu sampai mati." ------------------------ Sampul milik sendiri. - Novel ini adalah DRAMA dan memiliki alur yang sangat lambat, jadi mohon bersabar. - Kekerasan/pemerkosaan, tapi tidak rinci/intens. - Terkesan lebay. - Bahasa yang digunakan "baku dan sangat kaku" karena saya menerjemahkannya tanpa diedit terlalu serius. LOL Desember, 2020 ------------------------

Mao_Yuxuan · LGBTQ+
Classificações insuficientes
313 Chs
#ROMANCE
#TRAGEDY
#BL
#YAOI

Mengenang Masa Lalu Kelam (2)

Untungnya, Qing Hua memiliki prinsip—bahwa membantu orang lain yang membutuhkan tidak akan pernah merugikanmu, tidak peduli seberapa keras kau melakukannya. Jadi, secara dorongan hatinya, ia mengeluarkan sebagian besar uang yang ia kumpulkan setelah sepanjang hari bekerja, lalu menyerahkannya kepada anak laki-laki itu sambil berkata, "Ini, gunakan saja uangku kalau begitu."

Anak malang itu menatap Qing Hua dengan mata rumit seolah-olah ia hendak menolak, namun di samping itu, sebuah pemikiran muncul di kepalanya yang membuatnya berpikir, bahwa menolak kebaikan apa pun dalam situasi seperti itu sama halnya membiarkan temannya mati dalam pelukannya, membuatnya menjadi ragu. Kemudian, dengan berat hati, ia bertanya dengan suara gemetar, "Tapi, kami ini orang asing. Kita bahkan baru saja bertemu dan kau belum menanyakan namaku. Apa itu tidak apa-apa?"